Tekad Seorang Anak Lelaki

4 0 0
                                    


Lebih sering kita mendengar banyak orang menginginkan banyak harta kekayaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun hanya sebuah keinginan yang tanpa diiringi dengan suatu usaha untuk mewujudkan hal tersebut.

Tetapi di suatu pedesaan terdapat seorang anak laki-laki yang hidup bersama lima orang adiknya dan seorang ibu nya. Mereka tinggal di rumah yang terlihat usang karena usia rumah itu yang sudah sangat tua. Anak laki-laki tersebut bernama Teguh. Ia adalah seorang anak laki-laki yang tahan banting dengan situasi dan kondisi kehidupan yang dialami bersama keluarganya.

Teguh memiliki seorang ibu yang pantang menyerah untuk mencari nafkah yang akan digunakaan untuk menghidupi keluarganya. Teguh telah putus sekolah karena tidak adanya biaya yang akan digunakan untuk meneruskan sekolahnya. Namun Teguh tetap mengharuskan adik-adiknya meneruskan sekolah mereka sampai ke jenjang yang cukup tinggi. Meskipun dengan keadaan Teguh yang masih menginginkan bersekolah dan tidak mempunyai uang untuk membiayai sekolah adik-adiknya tersebut.

Ketika di sekolah, salah satu adiknya mendengar teman-temannya yang sedang membicarakan mainan modern yang sangat canggih dan dengan harga yang sangat melambung untuk kalangan keluarganya. Karena rata-rata temen sekolah adiknya Teguh adalah anak dari seorang pengusaha yang sukses.

Ketika sampai di rumah si adik berbicara kepada Teguh dengan rasa takut meminta dan rasa ingin memiliki mainan seperti yang dimiliki temannya tersebut.

Setelah adiknya berhenti berbicara, Teguh pun tercengang dengan permintaan adiknya tersebut. Kemudian ia menjanjikan akan membelikan mainan tersebut dalam beberapa waktu kedepan, "tanpa berpkir panjang ia berkata seperti itu".

Teguh memikirkan bagaimana caranya agar ia dapat membelikan mainan yang diinginkan adiknya dan membantu ibu nya untuk meringankan beban ibu nya. Keesokan harinya Teguh meminta izin kepada ibunya untuk pergi ke luar desa. Ia berniat untuk mencari pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Ditengah perjalanan ketika Teguh sedang mencari pekerjaan kesana kemari, ia melihat sebuah toko aksesoris dengan banyak macam produk yang cukup menarik. Ia menghampiri toko tersebut bukan untuk membeli ataupun menanyakan pekerjaan, akan tetapi ia ingin melihat secara dekat produk yang dijual di toko tersebut.

Ketika ia sedang melihat-lihat aksesoris yang ada di toko tersebut ternyata ia terpanah pada salah satu barang yang dijual tersebut, karena barang tersebut sangat menarik dan mempunyai banyak kegunaannya. Tiba-tiba pemilik toko tersebut menghampiri Teguh yang sedang memandangi barang unik yang dimiliki toko tersebut. Teguh pun terkejut ketika pemilik toko menepuk pundaknya dari belakang.

Kemudian pemilik toko tersebut menanyakan apa yang Teguh lakukan? Teguh hanya diam dan tertunduk. Pemilik toko tersebut kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama seperti sebelumnya. Lalu Teguh akhirnya berkata apa yang sebenarnya ia lakukan, ia berkata "Maafkan saya pak, saya tidak ada maksud jahat. Saya hanya ingin melihat-lihat saja dan saya melihat barang tersebut yang menarik perhatian saya".

Pemilik toko bertanya lagi, "Apa kamu menginginkan barang tersebut. Apa kamu ingin membelinya? Barang tersebut hanya tinggal yang dipajang". Teguh pun menjawab, "Maaf pak, saya hanya ingin melihatnya. Kalau begitu saya permisi ya pak".

Melihat wajah Teguh yang sangat kecewa, pemilik toko kemudian berteriak dan berlari mengejar Teguh untuk memberikan secara cuma-cuma barang yang menarik perhatiannya.

Teguh sangat terkejut dengan pemberian dari pemilik toko tersebut. Ia sebenarnya tidak enak hati untuk menerima pemberian pemilik toko tersebut, namun pemilik toko tersebut memaksa Teguh untuk menerimal barang yang diberikannya tersebut.

Kaya Harta atau Kaya Hati?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang