O8. (setelah) Ujian Hidup

1.9K 308 37
                                    

Abis TO, terbitlah ujian.

Padahal selama Changbin hidup itu isinya ujian semua. Sekarang nambah lagi satu, ujian nasional yang jadi akhir tombak perjalanannya sebagai siswa.

Ujian terakhir di bangku sekolah sebelum akhirnya lanjut lagi ke jenjang lebih tinggi. Kesempatan terakhir pake seragam, soalnya di kuliahan nanti, cuman ada kemungkinan kecil kalau kampusnya nanti ada seragam.

Tergantung jurusan sebenernya, apalagi Changbin niatnya ambil prodi Teknik Sipil. Yang ada seragamnya pas praktek turun ke lapangan doang.

Ini hari terakhir Changbin ujian nasional, anak kelas sepuluh sama sebelas libur karena itu udah tradisi dari tahun ketahun.

Kepalanya gak terlalu mumet, mentalnya gak seambyar hari pertama. Hari terakhir ini bawaannya enjoy, karena setelah dia keluar dari kelas, semua bebannya sebagai siswa hilang.

Di ganti oleh beban hidup yang lebih berat lagi.

Changbin menghela nafasnya berat. Kakinya jalan keluar kelas sambil menenteng tas gandongnya di bahu kanan.

Matanya melirik kesegala arah, nyari temennya yang lain gara-gara ruangan mereka di pisah.

Dan sesampainya di dekat ruang guru, kedua matanya membola ketika melihat Felix dengan pakaian bebasnya melambai ceria kearahnya.

Gak ada angin, gak ada hujan. Felix datang kesekolah yang Changbin yakin bukan karenanya.

"Ngapain ke sekolah? Bukannya tidur di rumah," kata Changbin, sesampainya di depan Felix sambil mengusap puncak kepala si adek singkat.

"Ada perlu eskul tau, kalo gak ada perlu ngapain ke sekolah."

"Kirain buat nyamperin aku,"

"Idih," Felix mengernyit. "Pede banget gayanya."

Wajah Changbin datar. Kan, alesan Felix ke sekolah itu bukan karena dirinya. Mana mau si adek capek-capek datang ke sekolah cuman buat ngasih Changbin kejutan.

"Urusannya udah beres?"

Changbin membawa Felix agar duduk di bawah pohon. Pada bangku besi bawah pohon yang jadi spot favorit anak-anak karena adem.

"Udah,"

"Trus kenapa gak langsung pulang?"

"Aku baru keluar barusan dari ruang eskul, trus tadi dianterin Bunda kesini. Mau pulang tapi pengen awet uang. Trus inget ada Kak Bin jadinya kesini, eh ternyata pas waktunya."

Jelas Felix, sambil memandang lurus kearah lapangan bawah yang sekarang di pake main futsal sama anak-anak kelas duabelas.

Terakhiran kayanya, sebelum nanti sibuk sama urusan masing-masing. Soalnya Felix bisa liat, disana ada Chan, Minho juga Lucas yang sekarang ikut main futsal.

Changbin doang yang malah mojok sama si adek di bawah pohon.

"Anterin aku pulang ya, Kak? Kalo aku udah pulang, mau ke sekolah lagi juga boleh." Kepala Felix menoleh, menatap Changbin yang sekarang ikut memandang lurus kearah lapangan.

"Kamu gak minta juga pasti aku anterin," yang lebih tua ketawa kecil. Membenarkan letak tas di punggungnya sebelum berdiri yang mana di ikuti oleh si adek.

"Nanti mah, gak bisa barengan lagi." Tanpa sadar Changbin cemberut. "Aku ngekost trus kamu sekolah, beda jalur."

"Yaudah sih, masih ada Jisung kok yang bawa motor nanti." Felix mendengus pelan, berjalan menuju parkiran di samping Changbin yang sekarang wajahnya merengut.

Cinta Lama Belum Kelar -changlix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang