O7. Pacaran, lagi

1.9K 338 39
                                    

Sabtu malam. Atau malam minggu.

Kayanya jadi malam wajib bagi yang punya pacar buat ngajak doi-nya jalan. Meskipun cuman sekedar jajan cilor pinggir jalan, atau makan nasi goreng di warung kaki lima, kayanya udah lebih dari cukup buat pasangan yang lagi bucin.

Kaya Changbin sama Felix.

Yang baru aja balikan gara-gara pensi juga di bantu oleh band kesukaan Felix. Waktunya tepat, kayanya mereka gak akan keluar di sabtu malam ini kalau Changbin gak ngegas buat ajak si adek balikan.

Yang untung aja, sekarang Felix balik lagi menyandang status sebagai pacarnya.

Pacar Changbin, pacar manisnya yang akan selalu manis juga cakep selamanya.

Valid. No debat.

Jelas, Changbin bakal ngehindar dari segala macam perdebatan biar hubungannya gak kandas lagi.

Milih buat pasrah daripada secara gak sadar nanti, ngelepas Felix lagi gara-gara emosi sesaatnya yang Minho bilang sedangkal pohon toge.

Maka di sabtu malam yang cerah ini, Changbin ngajak Felix keluar. Alasannya nyari udara segar daripada suntuk diem di kamar, pacar punya, jadi ya, gas aja keluar.

"Yang, aku laper." Changbin ngeluh sambil ngusap perut abs-nya yang tertutup jaket kulit.

Posisinya berdiri di samping motor andalannya. Dengan Felix yang duduk anteng di jok belakang sambil makan telur gulung, yang tadi dia beli di pinggir indoapril.

"Ya makan, ngapain curhat."

"Laper pengen makan kamu, Fe— becanda astaga," Changbin meringis ketika pundaknya di pukul telak oleh Felix.

Pukulan yang bukan main, inget kalau Felix menjabat sebagai ketua eskul Taekwondo taun ini.

"Ngaco mulu omongannya." Felix mendengus.

Menyelesaikan tusukan terakhir telur gulungnya, sebelum melempar plastik di tangannya kedalam tong sampah yang ada di bawah lampu jalan.

"Tadi katanya udah makan, pas Bunda nawarin buat makan dulu."

"Makan angin."

"Oh, pantes kaya buntelan kentut."

"Yang, ih!" Felix ketawa puas.

Melihat wajah Changbin yang sekarang tertekuk dalam dengan bibir bawahnya yang agak maju. "Maaf, tapi itu beneran ko."

"Beneran apa? Beneran aku yang kaya buntelan kentut?"

"Iya," si adek mengangguk polos. "Nih liat, pacaran setaun setengah sama aku pipinya jadi ndut."

Kelima jari kecilnya naik, untuk mencubit kedua pipi Changbin yang memang gendutan. Sebuah perbedaan yang begitu kontras dari setaun yang lalu.

Padahal si adek masih inget, mereka pacaran dari Changbin yang masih kurus dan pipinya masih tirus. Sampai akhirnya proporsi tubuh Changbin berubah ketika menginjak kelas senior.

Bahunya tegap, badan yang berisi lalu abs yang mulai kebentuk. Belum lagi pipinya yang sekarang ndut, jujur Felix kaya lagi besarin anak. Perubahannya banyak.

"Berarti aku bahagia sama kamu." Katanya Changbin, tetap diam meskipun pipinya sakit dicubit si adek pacar.

"Tapi malah aku yang kurusan."

"Yang, kamu gak bahagia pacaran sama aku!?"

Felix ketawa lagi. Puas sekali sampai kedua matanya menghilang di balik kelopak matanya.

Cinta Lama Belum Kelar -changlix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang