𝐬.𝐝𝐚𝐢𝐜𝐡𝐢||𝐦𝐨𝐮𝐭𝐡 𝐭𝐨 𝐦𝐨𝐮𝐭𝐡

874 85 34
                                    

"𝑝𝑎𝑑𝑎ℎ𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑐𝑖𝑢𝑚𝑎𝑛..."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari yang cerah, tubuh dengan perawakan pendek ini sangat mengesalkan. Ia tak mau beranjak dari kasurnya. Lemas, panas, pusing, itulah yang tubuhnya rasakan saat ini.

"Demam sialan"

Sebuah umpatan keluar dari mulut gadis yang terbaring tak berdaya berusaha bergelut dengan virus yang ada di tubuhnya. Kesal, bosan, ingin rasanya Ia mengambil stick play stationnya dan segera menamatkan otome game yang baru Ia beli kemarin.

"[Name], aku masuk ya..." Suara baritone berat memanggil dari balik pintu kamar. Knop pintunya diputar menampakkan seorang remaja lelaki yang membawa nampan berisi roti melon dan secangkir susu hangat.

"Daichi senpai? Kamu ngapain disini?"

Pria itu mendudukkan diri disebelah futon tempat tubuh lemah itu berbaring lalu tersenyum lebar. "Malah ditanya aku ngapain kesini. Masa pacarku yang imut ini sakit dibiarin gitu aja?"

Wajah [Name] yang sudah merah dibuat makin merah lagi, memang tidak ada puasnya.

"S-senpai, gausah ngegombal gajelas"

"Gak boleh ya?"

[Name] menarik selimut menutupi setengah wajahnya yang memerah lalu bergumam. "B-boleh, tapi kasihan jantungku"

"Hehe, yaudah nih minum obat dulu"

[Name] menengok melihat satu strip obat yang Daichi pegang hendak dibuka bungkusannya.

"Gamau, gasuka"

Daichi memiringkan kepalanya "Tapi nanti gak sembuh-sembuh dong?"

"Nanti juga sembuh sendiri"

"Mana ada sistem yang begitu..."

"Ada"

"Tapi lama loh sembuhnya"

"Biarin!"

"Kamu gak mau mainin otome game yang kemarin kamu beli?"

"Gak!"

"Lah?"

"Aku kan udah punya senpai juga, ngapain sama yang gak nyata."

Semburat merah tipis muncul di wajah Daichi lalu Ia segera menutupi rona barusan dengan tangan kekarnya. "Maksudku bukan kesana,"

"Tapi bener kan?"

"Hnggg, pokoknya kamu sekarang minum obat dulu deh"

"Gak mau!"

Daichi mendesah pasrah lalu menyodorkan [Name] cangkir berisi coklat panas yang Ia buat beberapa saat yang lalu. "Nih minum dulu"

"Unn, makasih" [Name] mendudukkan dirinya, meraih cangkir dihadapannya lalu meneguk coklatnya perlahan.

Sesaat Ia menoleh mendapati Daichi sedang membuka bungkus obat demamnya lalu memakan satu tablet. "S-senpai! Senpai ngapa--HAUMPPH!!"

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Ia dibungkam dengan bibir kekasihnya yang mendarat dibibir pucatnya. Matanya membelalak kaget, wajahnya serasa mau meledak kepanasan, jantungnya melompat kesana-kemari. Hangat, itulah sensasi yang Ia dapat dari bibir Daichi.

Hendak Ia menutup matanya tiba-tiba [Name] merasakan sesuatu yang pahit mendarat di lidahnya. Saat itu juga [Name] langsung menepuk-nepuk dada Daichi, meminta untuk segera melepaskan ciumannya.

[Name] langsung kembali meneguk coklat hangatnya guna mendorong benda pahit itu masuk ke lambung.

"Huaaa!! Pahit!!" Serunya sembari menyusut bibir.

"Nah, mau juga minum obat" Gumam Daichi ikut menyusut bibirnya dengan ibu jari.

"D-DAICHI SENPAI!! AKU KAGET TA-"

Tak puas hanya membuat jantung kekasihnya melompat satu kali, Dachi mengecup bibir [Name] untuk yang kedua kali. Kini bukan ciuman intens tapi hanya sebuah kecupan singkat.

Sesaat Daichi menjauhkan wajahnya terpampang jelas semburat merah tipis terlukis dipipinya, Ia membanting pandangan kearah lain canggung sembari menggaruk lehernya yang tidak gatal.

"M-maaf tapi itu ciuman pertamaku..." gumam Daichi malu.

Wajah mereka berdua kini sama merahnya seperti tomat segar.

"S-senpai kira itu ciumanku yang keberapa?"

"Maaf..."

Melihat wajah imut Daichi [Name] sungguh ingin berteriak namun apadaya Ia masih lemas dan segera menutupi diri dengan selimut. "J-jangan minta maaf, baka senpai"

"H-habisnya tadi ngeluh katanya pusing, tapi malah gak mau minum obat"

"S-soalnya..."

Daichi memiringkan kepalanya. "Soalnya?"

"Kalau aku sakit aku bisa lebih lama menghabiskan waktu dengan senpai"

Hanya dengan satu gumaman kecil, wajah Daichi merah hingga ke telinganya.

"A-ah, aku mau masak bubur dulu ya. Kamu tidur aja dulu"

[Name] berdeham kecil.

Ia masih menyelimuti diri hingga Ia mendengar suara pintu kamarnya yang sudah tertutup. Saat Ia sudah yakin bahwa pacarnya sudah tidak disana---

---barulah Ia berguling-guling tidak jelas.

'Ciuman pertamaku pahit!!'


"𝑡𝑎𝑝𝑖 ℎ𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑖𝑡𝑢 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡𝑘𝑢 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑔𝑖𝑎"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"𝑡𝑎𝑝𝑖 ℎ𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑖𝑡𝑢 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡𝑘𝑢 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑔𝑖𝑎"









































''eum, hi guys! Its me!
Jadi, gitu guys thor nambah kegabutan lagi uwu

Yang mau request drop disini say

#senpai, daisuki! 「haikyuu!!×reader」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang