"𝑝𝑎𝑑𝑎ℎ𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑡𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑚𝑎𝑡..."
Seorang manusia yang dilahirkan didunia ini tak akan pernah menyangka dan sadar betapa berharga dirinya bagi orang-orang di sekitarnya.
Ia menutup rapat telinganya tak memperbolehkan suara pembawa petaka masuk kedalam pikirnya sampai Ia lupa juga bahwa Ia menutup dirinya dari orang sekitar yang hanya ingin memberinya pelukan dan sambutan hangat.
Itu yang terjadi pada [Name] [Surname], seorang siswi yang mengalami depresi berat.
Dan itu memunculkan sebuah keinginan kecil yang kini mulai bertumbuh seiring dengan berjalannya waktu. Sebuah keinginan yang tak seharusnya dimiliki oleh seorang gadis SMA yang masih harus menikmati hidupnya,
"Aku ingin mati" Gumamnya menatap kosong langit biru yang membentang jauh diatas sana.
1 Desember 2020, seorang gadis yang sedang terduduk di bangku tepat ditengah padang rumput luas yang jarang adanya orang disana dengan tatapan kosong nan dingin.
Ia perlahan melingkarkan jemarinya di leher yang terbuka lebar, menekannya guna memblokir adanya udara masuk ke tenggorokan, sesak yang dirinya rasakan, air matanya menggenang hampir meluncurkan diri dari sarangnya.
"Langitnya indah ya hari ini"
Sahutan jelas terdengar dari bangku tepat disamping [Name]. Dan itu membuat si gadis terkejut sontak melepas cekikannya dan menoleh pada sang penyahut.
"Pagi nona! Hehe,"
Seorang pria bersurai perak dengan senyum anggunnya seketika membuat pandangan [Name] terkunci pada dirinya. Tahi lalat yang menghiasi dibawah salah satu matanya menambah aksen manis pada wajahnya yang jelas sudah seperti jelmaan bidadara datang menghampiri [Name] secara tiba-tiba.
Tapi tak lama, [Name] membuyarkan angannya lalu menjauhkan diri dari si surai perak waspada. "Dare?"
"Apa aku menakutimu?" Tanyanya lembut. "Ah maaf ya, aku hanya sedang kesepian hehe"
Mendengar kekehan kecil keluar dari mulut kecilnya [Name] tambah terpesona akannya. Namun kebalikan dari hukum alam, si gadis malah menggeser menjauh seolah risih padanya.
Tapi nampaknya si pemuda malah mengedipkan matanya beberapa kali, jelas terlihat antena diatas kepalanya bergerak-gerak seperti ekor anjing saat mereka terlalu senang. Ia menatap langit lalu menghela nafas panjang.
"Kamu sedang ada masalah ya?" Tanyanya santai.
[Name] mengerutkan kepalanya. 'Apa urusanmu?' Itu adalah jawaban yang diperintahkan oleh otaknya.
Namun tidak, mulutnya sedang ada di dimensi yang berbeda sekarang.
"Ya, kurasa" Jawab [Name] spontan menatap langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
#senpai, daisuki! 「haikyuu!!×reader」
Fanfictionhanya sebuah cerita singkat tentang keseharian menjadi seorang adik kelas para cogan. |Haikyuu!!×Reader one shots |anti angst club!