1. Shena?

22 3 0
                                    

Happy reading!

Budayakan vote setelah baca!

Enjoy!!❤️

Seorang gadis, masih tertidur diatas kasur dengan selimut masih menutupi seluruh badannya.

Tidurnya mulai terusik, saat mendengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya.

Tok tok tok!

"Shei!"

Gadis itu membuka selimutnya dengan kesal, ia menggeliat, perlahan matanya membuka.

"SHEI!"

"APA SIH BANG!"

"Bangun anjir, kebo banget! Ini hari pertama lo masuk disekolah baru."

"Hmm,"

"CEPETAN, SHEINA!"

"Ih, bang! Lo bawel banget sih, iya ini gue otw kamar mandi!"

Dorr

"Gitu kek, dari tadi. Buang-buang tenaga gue aja." Ucap Rei menggedor pintunya.

Setengah jam Sheina selesai, ia langsung bergegas ke bawah.

"Pagi, sayang.." Sapa Bunda.

"Pagi, Bun."

"Cepat, sarapan. Nanti telat," Suruh Bunda.

Sheina mengangguk, "Bunda doang yang disapa? Gue kagak?" Cemberut Rei.

"Ogah!"

"Jahat, banget lu, melupakan gua." Ucap Rei lebay.

"Udah, bang." Lerai Bunda.

"Oh, iya. Kamu yakin gak mau sesekolah sama abang?" Tanya Bunda pada Sheina.

Sheina mengangguk.

"Bunda tenang aja, Shei bisa jaga diri kok."

"Yaudah kalo gitu abang kamu aja yang pindah?" Saran Bunda.

"Bun, Rei udah kelas 3 mana bisa pindah." Protes Rei.

"Iya, bener kata Bang Rei." Tambah Sheina.

Bunda menghela nafasnya, "Yasudah, kalo keputusan kalian tetep keukeh, Bunda bisa apa?"

Sheina tersenyum mengelus tangan sang Bunda.

"Shei udah selesai, Bun." Ucap Sheina mengelap mulutnya pakai tissue.

"Gue belum," Sahut Rei. "Gak nanya." Jawab Sheina.

"Kalian baik-baik ya, disekolah." Pesan Bunda.

"Siap, Bun." Ucap Rei mengangkat tangannya hormat.

"Yaudah, Shei berangkat ya, Bun." Pamit Sheina menyalami tangan punggung Bunda, dan beralih mencium kedua pipi Bunda.

"Hati-hati, sayang.." Sheina mengangguk.

"Bang, lo bawa mobil aja sendiri." Suruh  Sheina.

"Lah, berat dong gue kalo bawa mobil."

"Maksud, gue lo pake mobil sendiri aja. Gue pake mobil gue sendiri." Ucap Sheina sabar.

"Kenapa gak bareng aja?" Tanya Bunda.

"Males, Bun. Rei ada rapat osis, kalo nganterin dulu Shei, entar Rei bisa telat." Ucap Rei. Karena Rei dan Sheina tidak satu sekolah.

"Yaudah, Rei juga berangkat, Bun."

"Jangan ngebut, Utamakan keselamatan kalian!" Teriak Bunda kepada anaknya.

Fall and Love | JAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang