That Night (HORROR)

2 0 0
                                    

Pukul 01.50

Aku sedang mengerjakan tugas kuliah kala itu. Karena sibuk bergelut dengan banyak orang, aku hanya memiliki waktu malam hari untuk bisa mengerjakannya dengan tenang. Ha.... Andai saja dosen pengampu mata kuliah ini bukan beliau, aku pasti mengerjakan nya dengan lebih santai dan tenang.

Waktu itu badanku sudah mulai merasa pegal dan lelah, mengingat aku belum beristirahat sejak tadi siang. Rasa bosan ku juga sudah melanda, dan akhirnya aku menyalakan musik dengan volume sedang untuk mengusir suasana sepi.

Tok tok tok
Suara ketukan pintu kamarku terdengar. Siapa itu? Sahutku namun tak ada jawaban.  Pintu kamarku yang tertutup membuatku tak tahu siapa yang dibalik pintu. Aku bergegas membuka pintu dan melihat siapa itu, namun aku tak menemukan siapapun.

Kecoa kali, pikirku dalam hati sembari mengingat insiden tempo hari dimana kecoa besar berterbangan kesana-kemari hingga menabrak pintu. Aku yang berfikir seperti itu akhirnya kembali mengerjakan tugas dengan kondisi pintu terbuka.

BrakBrak!
Suara benda terjatuh kembali terdengar di ruang tengah. 

"Aish, miw! Mos! Jangan berantem malam-malam" Ucapku sedikit kencang meneriaki kucing peliharaan kami, namun suara itu tak kunjung berhenti. Aku yang kesal dengan suara bising itu akhirnya bangkit dan melihat kondisi ruang tengah, dan aku benar-benar terkejut saat melihat kedua kucing peliharaan ku sedang tertidur lelap di sofa dan jarak mereka yang sangat jauh.

Tikus kali, pikirku kembali. Aku bergegas kembali untuk mengerjakan tugas di kamar. Aku mempercepat ketikan tanganku pada layar keyboard karena rasa kantuk sudah mulai melanda, dan tugas ini masih banyak yang harus ditambahkan.

Jugijagijugijagiju
Bukan, ini bukan suara kereta malam yang berangkat seperti lagu dangdut itu. Ini suara gebrakan yang muncul dari dalam lemari pendingin. Apa lagi ini? Aku mengecek lemari pendingin dan tidak menemukan apapun selain buah yang mulai layu di rak buah.

Rasa tidak enak mulai melanda, bulu kuduk tiba-tiba berdiri dan fokusku sudah buyar. Suara langkah yang mendekat menuju kamar membuatku semakin tak karuan.

"Pah?" Sahutku, mengingat papa yang tangannya suka kelayapan malam-malam untuk mencari makanan. Ya, papaku suka banget makan malam. Tapi itu bukan papa, karena saat aku cek kamar tidur papa beliau sedang tertidur dengan nyenyak.

Aku kembali menuju kamar dan merapikan tugas yang belum kukerjakan.  Aku harus cepat tidur, kamu pasti kelelahan! Teriakku dalam hati untuk meyakinkan diri bahwa ini bukan yang aku pikirkan. Aku bergegas menuju kasur dan segera memejamkan mata, namun tak bisa. Akhirnya dengan terpaksa aku memakai masker mata khusus agar membantuku cepat terlelap, namun masih tetap tidak bisa. Aku masih bisa melihat kondisi kamar lewat celah masker dibawah, mataku menilik apa yang terjadi.

Dan aku seperti tak bisa bernafas saat itu, aku melihat bayangan hitam berdiri tepat disampingku dan berusaha semakin dekat.
Siapa?! Teriakku dalam hati, karena tiba-tiba mulutku tidak bisa digerakkan.

Kau tidak ingat? Aku yang selalu melihatmu dari atas.

Ah, dia sudah berani turun ke bawah ternyata. Padahal aku sudah berbaik tak menatapnya yang nongkrong cantik di ventilasi kamar.

Apa maumu? Ucapku yang masih dalam hati karena masih belum bisa menggerakkan mulut.

Tolong jangan naif, kamu tahu apa yang harus kau lakukan. Ini balasanku karena kau belum tidur jam segini. Ucap bayangan itu sembari mundur kearah bayangan yang berada di bawah rak sepatu gantung diujung kamar. Setelah bayangan hitam itu pergi, semuanya bisa kembali seperti normal. Aku yang masih shock hanya bisa menyetel jam tidur musik yang ku putar sedari tadi dan menutup wajahku dengan bantal yang besar, agar suara bising di luar kamar tidak terlalu terdengar olehku.

Aku tertidur selama dua jam dan bangun ketika alarm berbunyi. Aku bergegas mengerjakan tugas kuliah yang belum selesai dan segera bebersih untuk mencari sesuatu. Ternyata penyebab bayangan itu turun adalah karena saat itu aku dan kakak sedang haid, dan bekas pembalut kakak yang belum dicuci ini diletakkan tepat diatas lubang cahaya ruangan masuk -tempat dia tinggal. Dasar jorok! berani sekali dia menyimpan pembalut kotor di dalam kamar, dan lagi dia malah pergi keluar kota membuat aku yang diserang sendiri!

setelah membersihkan apa yang sudah kakak perbuat, aku berdoa agar hari itu tidak diganggu lagi olehnya. Tapi ternyata tidak, ini baru permulaan dari malam panjangku bulan itu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Random Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang