Adakah Bahagia Untukku?

325 13 1
                                    

Jantung coroner, itu yang didengar Yola setelah memeriksa keadaan ayahnya. Betapa hancur hatinya mendengarkan penyakit paling mematikan itu. Sinar cahaya yang sudah menerangi hidup perempuan mungil itu seakan sirna. Gelap, tak ada lagi sedikit pun remang cahaya yang masih tersisa. Tuhan, sebesar apakah dosaku dulu? Hingga kau mengujiku dengan ujian seberat ini, pikirnya. Belum selesai masalah Nadia dan skripsinya ia harus berhadapan dengan penyakit mengerikan sang ayah.

Air mata Yola tak berhenti mengalir, hatinya perih tersayat jutaan sembilu. Tak adakah jatah bahagia, sedikit saja untuknya? Bu Widya yang sedari tadi menangis pun akhirnya jatuh pingsan, tak sadarkan diri. Untungnya, kemarin Nadia sudah boleh dibawa pulang sehingga, saat ini ia berada di rumah bersama si pengasuh. Yola masih terus menangis, ia seperti tak punya kekuatan untuk tetap berdiri tegak menghadapi semuanya.

Di tengah suasana yang sendu seperti itu, Shopia dan Andre datang menggunakan mobil barunya. Ah! Benar-benar manusia yang tak berperasaan memang. Di saat salah satu saudaranya ditimpa musibah, mereka malah bersenang-senang dari harta yang tak lain adalah juga titipan yang kalau saja Tuhan berkehendak, boleh saja diambil oleh-Nya saat itu juga. Ya, begitulah yang pernah didengar Yola saat mengikuti kajian salah satu ustaz di kampusnya. Sejak ia diuji, perempuan itu semakin sadar bahwa ia memerlukan banyak sekali siraman rohani. Hatinya kering, imannya lemah, keadaan yang benar-benar memprihatikan.

"Gimana keadaan Om?"

Andre meletakkan sekeranjang bingkisan berisi buah di nakas dekat ranjang rumah sakit. Beribu tanda tanya memenuhi ruang hati Yola. Mengapa mereka bersikap seperti itu? Apa yang juga telah merasuki hati mereka? Sehingga membawakan sekeranjang buah untuk paman yang hampir jadi bapak mertua untuk Andre, mantan kekasihnya?

"Dokter bilang, Ayah divonis menderita jantung coroner dan peluang kesembuhannya pun sangat kecil."

Yola menutup wajah dengan kedua tangan. Tak bisa dibayangkan bagaimana rasa hatinya ketika di saat yang bersamaan ia harus menghadapi penyakit sang ayah dan melihat Shopia begitu mesra menggandeng tangan Andre. Perempuan mana yang tak sakit hati ketika mendapati sepupu dan mantan pacarnya bergandeng mesra. Tapi, ah sudahlah! Sekarang ini bukan waktunya untuk mencemburui kisah lalu. Sekarang, ia harus berusaha untuk terus memenuhi kebutuhan adik dan ibunya sebab, sang ayah tak mungkin lagi mampu bekerja.

Miris memang, jika di luar sana remaja seusianya masih menggunakan waktunya untuk bersenang-senang menikmati masa muda. Namun, Yola sudah harus memikirkan keluarganya. Padahal, seharusnya pikiran Yola hanya terfokus untuk skripsi tapi, bagaimana lagi? Keadaan yang memaksanya seperti ini.

Seperti kali ini, ia tetap berangkat menuju kampus meski semalaman tak tidur karena harus menjaga sang ayah. Begitulah, ia tak mau ayahnya kecewa jika kelak anak perempuannya telat wisuda. Maka, selelah apa pun Yola ia harus tetap berangkat agar kelak ia dapat wisuda tepat waktu.

"Yola, kok sudah masuk. Gimana Ayah? Sudah baikan?" sapa Karina.

"Belum." Pandangan Yola kosong, pikirannya terbang menuju sang ayah.

"Terus siapa yang jagain Ayah di rumah sakit?" cerca Karina.

"Ada Ibu, kok. Makanya aku berangkat kuliah," terang Yola.

"Aku ngerti, hatimu sedang tak sehat. Harus memikirkan Ayah dan Adik dalam waktu yang bersamaan. Jangan lagi pikirkan Andre, ya. Percayalah Allah punya rencana indah dibalik ini semua." Karina memeluk Yola.

Semenjak Pak Amar sakit-sakitan, hanya Karinalah yang masih ada di samping Yola. Memberi semangat ketika Yola sudah putus asa. Berbicara soal sahabat, sebenarnya banyak sekali sahabat gadis mungil itu. Ia ingat dengan nasehat sang ibu bahwa selama hidup perempuan mungil itu harus mencari sahabat sebanyak-banyaknya, agar banyak pula yang nantinya akan membawa ke surga. Namun, kenyataan telah berbeda, mereka ada di samping perempuan mungil itu ketika sedang berbahagia. Selebihnya, ya tentu saja mereka akan melupa.

RetakWhere stories live. Discover now