I+1

28 2 0
                                    


- Argaretta Quenby.

“Perempuan jalang!”

Retta terkesiap melihat tangannya yang sudah merah dan terasa sakit. Ia baru saja menampar ibu tirinya, dimana perempuan itu yang selalu diagungkan oleh daddy-nya. Merasa atmosfer sudah berubah, ia berbalik dan menatap menyalang melihat siapa orang yang menonton sejak tadi.

Ternyata orang itu diam dibalik tembok. Hanya sebagian tubuhnya yang terlihat. Orang itu menatap ke depan tanpa ada rasa untuk menghampiri atau untuk melerai pertengkaran itu.

Retta berjalan setelah meninggal ibu tirinya yang menangis tersedu-sedu, mungkin tidak lama perempuan itu akan menelpon daddy dan ia juga tidak lama akan dikurung dalam kamarnya.

Ia sangat membencinya. Perempuan yang sudah satu tahun tinggal satu atap dengan dirinya dan juga sudah menjadi ibu tirinya. Ia tidak menyukai perempuan itu, bukan perempuan itu gila harta, akan tetapi perempuan itu yang selalu bisa membuat dirinya marah dan ah ya satu lagi, perempuan itu gila akan pria. Daddy nya tidak tahu itu, karna Perempuan ular itu sangat pintar apabila bermain. Saat peristiwa tadi, Retta sangat marah dan menampar perempuan itu karna mengungkit bahwa ibunya lumpuh. menghina ibunya dengan sangat jelas hanya untuk memancing amarah Retta saja.

Perempuan itu sengaja. mencari perhatian atas daddy-nya. Dasar perempuan medusa.

Retta saat ini sedang duduk diujung ranjang. Melamunkan atas amarahnya tadi. kalau bisapun sudah ia bunuh. Ibunya adalah orang yang paling ia sayangi, berbeda dengan daddy-nya yang selalu sibuk dengan urusannya dan akhirnya ibunya terkena musibah lalu mengalami lumpuh. Dunianya saat itu terasa hancur dan sakit saat melihat orang yang paling ia sayangi hanya terbaring di ranjang dengan alat yang menempel ditubuhnya guna membantu hidupnya.

Suara ketukan pintu mengusik lamunannya dengan air mata yang terus menetes tadi. Retta tidak beranjak dari posisinya hanya mendengar irama ketukan itu. Ia tahu ketukan siapa itu. Manusia gaib itu mengetuk lagi pintunya dengan sangat keras membuat ia harus bangkit membuka pintu tersebut.

Terlihat perwatakan seorang yang berbadan besar didepannya. Retta tidak suka dengan orang ini, orang yang aneh menurutnya walaupun mempunyai hubungan darah dengannya.

“are you kidding me?”

Menatap lekat lalu bingung kenapa orang aneh ini menyatakan kalimat itu. “Aneh.” ucap Retta lalu menutup pintu, tapi aksinya itu berhenti saat orang itu menahan kuat.

“want to play a game with me?”

-------------------------------------------------------


segitu dulu ya, soalnya pengen di part awal nih yang pendek dlu, tapi ini kependekan sih awokawok...

Disini aku cuman pengen ngasi tau, kalo ini karya ku yang udah dari lama tapi baru pengen ke up gitu udah hampir 4 tahun ini cerita di draf, bayangin🤭

dulu aku juga suka nulis ditahun 2018 apalagi pas covid tuh dimana jiwa jiwa ku menggebu tapi sayang banyak cerita yang emang aku tarik lagi karna ga bisa namatin atau emang lagi ga bisa lanjut kedunia ini. akhirnya tahun ini pengen coba semoga bisa namatin ini walaupun aku tau disini masih belum banyak jadi peminat bacaan ku.

kalo kalian mampir kesini, makasih banget ya!!!

6/12/23
cha



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I am +to youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang