Soulmate 15

1.1K 215 9
                                    

Mobil hitam itu nampak berhenti didepan sebuah rumah sederhana. Rumah dengan cat putih dan pagar berwarna coklat tua yang mulai pudar, di samping hingga kebelakang rumah terdapat berpetak petak kebun sayuran seperti selada, timun, lobak, labu masih banyak yang lainnya. Taehyun tak terkejut karena ia memang lebih dahulu mencari tau tentang keluarga Matenya ini.

Netra Beomgyu memandang lamat-lamat rumah itu, rumah yang penuh kenangan membahagiakan semasa kecil dan kenangan menyedihkan ketika dirinya beranjak dewasa, memori demi memori berputar di benaknya. Sisi hatinya berdenyut nyeri sementara sisi lainnya begitu rindu dengan rumah. Taehyun mendekat mengusap air mata itu dari pipi cantik Beomgyu.

" Semuanya akan baik-baik saja, Mate "

Sebuah kata yang begitu ajaib bagaikan obat penenang untuk Beomgyu. Beomgyu sekakan mempercayakan hidup dan matinya pada Taehyun, jiwanya telah menemukan rumah yang aman untuk berlindung dan Beomgyu mensyukuri semua itu.

" Ayah dan ibu biasanya ada di kebun tapi mungkin adikku sekarang ada dirumah "

Taehyun mengangguk dan menggenggam tangan Beomgyu sambil berjalan kearah rumah, dengan penuh keberanian Beomgyu menekan bel rumahnya, suara bel yang masih sama meskipun sudah bertahun-tahun ia tak kembali.

" Ya mencari sia— Beomgyu ?!! "

Tak!
Sebuah jitakan pelan mendarat di kepala adik perempuannya Jihye. Ya adiknya memang cari mati, ia tak pernah memanggil Beomgyu dengan sebutan Oppa sedari dulu, katanya hanya beda satu tahun kenapa harus panggil oppa. Setelah itu mereka berdua saling pandang rasa rindu tak mampu lagi dibendung, Beomgyu terlebih dahulu memeluk adiknya dengan erat.

" Sialan, ini sudah berapa tahun kau masih belum memanggiku dengan sebutan Oppa, adik kurang ajar. Aku rindu padamu bocah tengil " Beomgyu berucap dengan penuh isak tangis, Jihyepun tak kalah rindunya ia memeluk Beomgyu sambil setengah menangis dan tertawa mendengar ocehan yang selalu ia rindukan dari kakaknya ini.

Beomgyu melepaskan pelukannya, menghapus sisa air mata yang masih memenuhi pelupuk matanya. Raut wajahnya kini berubah kembali menjadi serius.

" Aku datang ingin bertemu ibu dan ayah. Aku membawa Mateku kesini "

" M—mate ?! Kau sudah punya Mate !! Akan kupanggilkan mereka, kalian tunggu disini "

Beomgyu mengangguk, adiknya segera berlari melewati pintu belakang menerikan nama ayah dan ibunya berkali-kali. Sementara Beomgyu dan Taehyun tengah duduk diruang tengah, Taehyun mengulurkan tangannya mengusap jemari Beomgyu yang dingin akibat rasa takut dan cemas.

-----

" Jadi dia Matemu ? "

" Iy— "

" Ya paman. Saya matenya " Taehyun langsung menjawab pertanyaan sang calon mertua dengan tenang dan tegas.

Beomgyu masih merasa kehadirannya tidak diinginkan oleh ayahnya. Sikap ayahnya masih sama seperti beberapa tahun lalu begitu dingin dan tampak masa bodoh, hanya ibunya yang langsung berlari memeluknya dan mengucapkan maaf berkali-kali karena sempat membenci darah dagingnya sendiri.

" Siapa namamu ? "

" Kang Taehyun 27 tahun, pemilik perusahaan Kang Corp. Sebelumnya saya ingin dan menjelaskan sesuatu kepada anda tuan Choi. Saya lahir dan besar di Seoul, jujur saja saat itu umur saya sudah 17 tahun saya sudah tahu jika Beomgyu adalah Mate saya. Saya pertama kali melihat putra anda di Alive Aquarium Daegu saat anda mengajak kedua putra putri anda untuk melihat ikan-ikan cantik yang ada disana. Saya sempat betukar pandang dengan Beomgyu namun rasanya dia belum merasakan bahwa saya adalah Matenya karena umur Beomgyu saat itu baru menginjak 15 tahun. Setelah itu saya harus kembali kembali ke Seoul, saya sudah berniat untuk menemui putra anda saat saya menginjak umur 20 tahun, namun orang tua saya memaksa saya untuk belajar di negeri orang dan bekerja di perusaan ayah saya yang terletak di Italia. Sampai akhirnya saya bisa kembali ke Korea setelah kematian kedua orang tua saya akibat kecelakan pesawat. Rasa duka dan suka cita bercampur menjadi satu, saya kehilangan orang tua namun saya akhirnya bisa kembali menemui belahan jiwa saya. Anak anda bukanlah pembawa sial yang akan mati karena tidak menemukan Matenya. Saya yang bersalah karena membuat putra anda hidup dengan segala kesulitannya, saya yang harusnya bertanggung jawab sejak 7 tahun lalu untuk hidup putra anda tapi saya sendiri tidak cukup berani menetang kedua orang tau saya yang mengancam akan membunuh putra anda. Dengan segala hormat, saya meminta izin untuk meminang putra anda Choi Beomgyu yang sudah ditakdirkan menjadi Mate saya sejak 10 tahun lalu, Tuan Choi "

Taehyun yang tadinya berdiri dengan tenang dan tegas, seketika berlutut di kaki Ayah Beomgyu. Meminta restu dan maaf karena tak bisa menjaga Matenya dengan sepenuh hati hingga menerima cemohoan orang bahkan dari ayah kandungnya sendiri. Beomgyu bahkan tak sanggup lagi dan ikut berlutut bersama Taehyun, manyatukan kedua tangan mereka demi mendapat sebuah restu yang nantinya begitu penting untuk pernikahan mereka.

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang