3

1.7K 88 0
                                    

Setelah parkir motor lano langsung berjalan menuju kelasnya. Disana sudah ada sahabatnya. Andra dan ali.

"Telat lagi lan" kata andra. Lano hanya berdehem.
"Eh kalo gue liat lo kayak nahan sakit. Emang kenapa lagi lo?" Tanya ali
"Dibanting" jawab lano. Andra dan ali nembelalak kaget.
"Sama siapa? Emang ada yang berani sama lo? Kita kita aja gak." Kata andra.
"Cewe" jawab lano.

Andra dan ali kaget. Cowo aja pada gak berani sama lano. Kenapa cewe ini malah berani?
"Kantin" kata lano dan jalan menuju kantin.

Mereka pun mengikuti lano. Sepanjang perjalanan banyak yang menatap mereka dan histeris sendiri. Bahkan ada yang foto lano secara diam diam.

Sampai kantin,mereka langsung duduk di meja kekuasaan mereka. Bahkan tak ada yang berani duduk disana. Tapi tidak dengan cewe ini.
Awalnya lena mencari tempat duduk. Tetapi tidak ada yang kosong kecuali meja yang berada di pojokan.

Lalu ia berjalan ke sana tanpa memperdulikan banyak yang menatapnya heran. Sampai sana ia tersenyum lebar.

"Hai cowo urakan" sapa lena pada lano dan tersenyum manis. Sontak yang dikantin menatap nya tak percaya. Begitupun sahabat lano. Lano hanya menaikkan sebelah alisnya.

"Peka banget sih" kata lena membuat lano mengulum senyum melihat tingkah lena.
"Lena mau numpang makan disini soalnya gak ada bangku yang kosong lagi selain disini. Makasih cowo urakan" kata lena lalu langsung duduk dan tersenyum lebar melihat ke mangkok bakso nya membuat lano dkk mengernyit bingung.

"Lena makan kalian ya soal nya perut lena laper. Hehe..  makasih udah di ijinin" kata lena lalu mulai makan bakso nya dengan lahap.

Lano dkk menatap lena tak percaya dan setelahnya andra dan ali tertawa keras membuat semua mata menatap ke meja mereka. Sedangkan lano tersenyum tipis bahkan tak ada yang melihat nya kecuali lena yang saat itu sedang mendongakkan wajahnya. Walau senyum lano tipis tapi itu membuat lena senang. Andra dan ali masih tertawa.

"Cowo urakan kalo senyum ganteng juga ya" kata lena. Hal itu membuat andra dan ali langsung menghentikan tawa mereka dan beralih menatap lano. Buru buru lano mengganti ekspresi wajahnya menjadi datar lagi.
"Lo serius tadi liat lano senyum?" Tanya andra.
"Iya. Tadi kena liat cowo urakan senyum. Tipis sih." Jawab lena lalu melanjutkan makan nya.

Mereka sama sama diam dan menikmati makanan mereka masing masing. Saat sedang makan,tiba tiba lena ingat sesuatu.

"Ya ampun lena lupa!" Pekik nya membuat kaget yang di meja.
"Lo apa apaan sih?! Kalo gue keselek gimana?" Kata andra dan menatap lena tajam. Sedangkan lena menatap andra dengan tampang polos.
"Minum dong." Jawab lena yang membuat andra tambah geram. Kini lena gantian menatap lano.

"Em... Cowo urakan." Panggil lena lirih sambil menunduk membuat mereka bingung.

Lano membalas dengan deheman tapi itu membuat gempar yang di kantin. Karna seorang lano sedari dulu tak pernah merespon cewe tapi sekarang? Ia sendiri pun tak tau kenapa ia merespon lena.

"Maaf tadi udah buat banting tubuh cowo urakan sama nonjok pipi sama perut cowo urakan juga. Maaf ya. Masih sakit gak? "Kata lena masih menatap lano.
"Jadi yang banting tubuh lo dia lan?" Tanya andra tak percaya.
"Iya. Maaf ya? Soal nya tadi cowo urakan minta di ajarin lena cara nya berantem. Yaudah deh lena ajarin aja." Kata lena. Mereka masih tak percaya dengan yang yang dikatakan lena.
"Lanlan maafin lena kan?" Tanya lena. Bahkan dia hampir menangis. Lano yang melihat mata lena berkaca kaca pun entah mengapa tak akan membiarkan nya menangis.

"Ya. Gue lano bukan lanlan." Entah angin dari mana Lano merespon Lena. Lena langsung tersenyum lebar saat mendengar jawaban dari lano. Lano yang melihat senyum Lena pun tanpa sadar ikut tersenyum walaupun tipis. Lena yang melihat senyum pun takjub.

"Cowok urakan  kamu tahu nggak" tanya Lina membuat tiga cowok di depannya bingung.
"Lano maksud lo"tanya Ali.
" Iya Lanlan" jawab Lena.
"Apa?" Tanya lano.
" lanlan kalau lagi senyum kayak tadi tambah ganteng loh. Lena suka lihat senyum lanlan." Kata Lena.

Dua sahabat lano  kaget kenapa cewek di depan mereka ini ceplas-ceplos? polos pula.  tapi mereka masih mencerna kata-kata Lena tadi bahwa lano baru saja tersenyum.

"Lano senyum?" Batin andra dan ali. Mereka saling pandang lalu menatap lano.
"Lo tadi beneran senyum?" Tanya andra dan ali bersama. Karena mereka tak pernah melihat lano senyum walau tipis. Dan sekarang lena yang murid baru dapat melihat lano senyum bahkan orang yang lebih mengenal lano tak pernah melihatnya tersenyum. Lano hanya diam tak menjawab pertanyaan sahabat nya itu.

"Suatu masalah yang saat itu sedang lanlan hadapi, lanlan seharusnya kuat. Tunjukin kalau lanlan bisa menghadapinya. Walaupun masalah itu besar ataupun kecil. Jangan biarkan masalah itu merubah sikap lanlan. Lena  yakin lanlan pasti bisa. " kata lena.

Dan itu membuat takjub yang di meja. Lano masih diam memikirkan perkataan lena. Sedangkan sahabatnya menatap lena tak berkedip.

"Omongan lebih mudah daripada melakukan" kata lano.
"Semua masalah pasti ada jalan keluar. Entah itu kapan yang pasti lena yakin saat itu akan tiba." Kata lena.
"Lo gak tau masalah gue. Jadi gak perlu ikut campur" kata lano dingin.
"Lena emang gak tau apa masalah lano. Tapi lena dapat lihat jelas dari mata lano banyak menyimpan kesedihan dan kekecewaan yang mendalam." Balas lena.
"Dan aku pernah mengalaminya" lanjutnya lirih sambil menundukkan kepalannya dan setetes air matanya keluar.

Buru buru ia menghapusnya supaya tidak ada yang tau. Tapi tidak dengan lano. Dia melihatnya. Lena kembali mendongak dan tersenyum ceria.

"Lena ke kelas dulu ya. Daadaa" kata lena lalu jalan pergi dari kantin. Lano memandanginya. 
"Lo sama gue gak beda. Cuma cara kita menyembunyikan luka yang berbeda" batin lano.

lena si cewe polosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang