Suasana kantin kampus yang ramai tak menghalangi kedua pemuda dengan tinggi di atas rata-rata itu menghentikan permainan mereka.
Salah satu dari mereka mengumpat saat karakter miliknya sudah mati akibat kehabisan darah. Dan dengan itu pula ia mengalihkan pandang menuju temannya yang masih asik bermain.
"Jung"
"Diam Kim" Gerutu Jaehyun, ia sudah tahu bagaimana kelakuan sahabatnya jika ia kalah dalam permainan. Pemuda Kim itu akan dengan senang hati mengganggu nya hingga ia kalah, dan berakhir impas dengan kekalahan keduanya.
"Jung"
"Sialan!" Dan begitulah, Jaehyun kalah. Berbeda dengan tersangka yang kini tertawa lebar melihat wajah frustasi sahabatnya.
"Aku bersumpah akan membunuhmu setelah ini" Sungut Jaehyun lalu beralih pada aplikasi chatting, menanyakan kabar kapan kelas sang kekasih selesai.
"Ey kau sensitif sekali bung! apa Taeyong tidak memberimu jatah?"
"Diamlah"
Mingyu kembali tertawa, namun kali ini lebih keras, seakan mengolok Jaehyun yang belum mendapatkan jatah mingguan dari kekasihnya.
"Kali ini apa lagi? Sibuk menyelesaikan laporan?"
"Kau tahu bagaimana Taeyong, dia menolak ajakan ku hanya karena setumpuk laporan yang bahkan dikumpulkan bulan depan!"
Jaehyun pening seketika, ia sungguh ingin membakar semua laporan menyebalkan itu jika saja bayangan Taeyong mengebiri penisnya tak melewati pikirannya.
"Aku tahu perasaan mu, Wonwoo juga terkadang seperti itu"
Yeah, pernah suatu waktu Wonwoo hampir melemparinya laptop karena meminta jatah disaat pemuda manis itu mengetik laporan.
Jadi bisa dikatakan kedua pemuda itu memiliki nasib yang hampir sama, Merana.
Ditengah keheningan memikirkan cara untuk mendapat jatah, otak Mingyu tiba-tiba saja mendapat pencerahan.
"Aku ada ide, tapi aku tak yakin itu akan berhasil"
"Apa?"
Keduanya larut dalam rencana mereka, dengan sesekali Jaehyun akan membulatkan matanya saat mendengar rencana gila yang disusun Mingyu.
"Kau yakin?"
"Tentu saja"
"Jaehyunie!" Itu Taeyong, pemuda manis itu baru saja menyelesaikan kelas terakhir dan bergegas menuju kantin menghampiri kekasihnya.
"Wonwoo tidak bersama mu?" Tanya Mingyu saat tak mendapati Rubah nya datang bersama Taeyong.
"Dia berkata ingin membeli jus mangga tadi"
Dan setelahnya Wonwoo datang dengan gelas cup besar berisikan jus Mangga.
"Ada apa?" Wonwoo melepaskan kuluman nya pada sedotan saat pandangan ketiganya mengarah padanya.
"Tak apa, tadi Mingyu mencari mu"
"Ada apa Gyu?"
"Tidak, hanya merindukanmu"
"Oh" dan Wonwoo kembali meminum jus nya, tanpa menghiraukan Mingyu yang meringis.
Ia berpikir apakah memiliki kekasih dingin namun panas di ranjang adalah sebuah anugerah atau kesialan.
Kedua pemuda manis itu akhirnya duduk, mengisi tempat kosong yang berada tepat dihadapan Mingyu dan Jaehyun.
"Oh ya, Mingyu mengajak kita berkunjung ke rumah nya" Jaehyun memulai pembicaraan, ia mengusap pelan punggung tangan Taeyong, sedangkan si mungil mengusak wajahnya pada pundak Wonwoo, meminta jus mangga karena ia tergiur saat melihatnya.
"Memangnya ada apa di rumah Mingyu?" Wonwoo angkat bicara, membiarkan Taeyong menghabiskan jus nya hingga tersisa setengah.
"Tidak ada, hanya ingin berkumpul, anggap saja Double Date"
"Double date?"
"Kita bisa menonton film di kamar ku"
"Aku ikut! Wonwoo ikut juga kan?"
"Tentu saja! Aku tak mau jika harus menjadi lalat di rumah ku sendiri"
"Kalau begitu aku dan Jaehyun akan berbelanja snack nanti"
Taeyong dan Wonwoo mendiskusikan film apa yang nanti mereka tonton, tanpa tahu jika kedua pemuda dihadapan mereka menyunggingkan senyum penuh arti.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Double Date °Jaeyong & Meanie°✔
Fiksi Penggemar[T W O S H O O T] Jaehyun dan Mingyu menyusun rencana untuk melakukan Double date dengan pasangan masing-masing. Tanpa berpikir panjang Taeyong dan Wonwoo pun menyetujuinya. Tanpa tau ada maksud terselubung dari kedua dominan tersebut. Warn! -Mature...