Hai, I'm back
jangan lupa vote dan komennya ya.
Kali ini pasti akan terupdate secara berkala karena sebenarnya ceritanya hanya tinggal revisi.H
HAPPY READING ALL
******
Ketika Sehun merasakan Yura akan membalas ciumannya Sehun berhenti. Ia memundurkan tubuhnya namun masih dalam jangkaun Yura. Yura mengernyit. Dia merasa di permainkan. Apalagi Sehun sudah menyulut gairahnya yang sudah naik.
"Merasa bodoh?" Sehun menarik sudut bibirnya. Ekor matanya tidak berhenti menatap Yura.
"Sebenarnya apa yang ingin kau inginkan?" Yura sudah lelah. Ia berlari seperti orang gila untuk cepat sampai ke dalam kamar. Lalu Sehun mempermainkannya lewat ciuman panas tadi.
"Aku hanya ingin kau tahu. Kau milikku. Apapun yang akan kau lakukan aku harus tahu itu." Sehun memperhatikan setiap gerak-gerik Yura. Yura sudah merasa risih jika harus diperhatikan sedetail itu. Saat Sehun mulai berjalan dengan smirknya Yura mulai bergerak gelisah. Ia tidak tahu apa isi otak Sehun sekarang.
"Jawab aku Yura." Sehun itu egois dan keras kepala, Yura harus mengingatnya mulai sekarang.
"Oke.. fine. Aku akan selalu memberitahumu." Putus Yura akhirnya. Ia tidak ingin menjadi pihak yang selalu terintimidasi.
"Good girl. Tetap saja kau mendapatkan hukumanmu." Tangan Sehun bergerak ke celana bahannya. Yura hanya menatap antara senyuman maut Sehun dan tangannya yang bergerak melepas ikat pinggangnya.
Apa yang akan Sehun lakukan?
"Apa yang sedang coba kau lakukan, Sehun?" Sehun terkekeh saat mendengar suara Yura yang bergetar. Ia terlalu bersemangat untuk menakuti Yura.
"Tentu saja sedang menghukummu. wanita pembangkang harus di hukum." Sehun sudah gila. Yura bergidik ngeri. Tubuhnya bergetar dan jantungnya sudah bergerak tidak menentu. Saat Sehun sudah menanggalkan semua pakaiannya dan hanya meninggalkan boxer saja Yura ingin berbalik namun suara Sehun membuatnya berhenti di tempat.
"Telanjang untukku, Yura." Perintah Sehun dengan suara menakutkannya. Yura meneguk salivanya. Ia bergidik. Tubuhnya bergetar.
Bagian bawahanya sudah berkedut. Dan Yura justru memaki. Sialan!
"Jangan gila, Sehun. Kita baru melakukannya kemarin."
"Sekali saja tdak pernah cukup. Cepat telanjangi dirimu. Sekarang." Sehun sudah gila. Apanya yang sekali? bahkan Yura saja sudah tidak dapat menghitungya lagi setelah lewat dari tiga.
"Sehun.. kau bercanda kan?" Yura tidak akan menyerah. Sehun justru bergerak mendekati Yura.
"Sekarang, Yura." Yura menyerah. Tatapan Sehun berbeda. terlalu tajam dan mengintimidasi. Dengan bergetar Yura menarik sweaternya dan mulai melepaskan kancing celana jeansnya.
Tubuh Yura sedah merona. Ia menunduk saat tahu bahwa Sehun menatapnya tidak berkedip. Bra hitam dan celana dalam hitam berenda membuat Yura sedikit senang. Itu jenis pakaian dalam yang Sehun sukai.
"Kau sangat indah, Yura." Sehun menarik dagu Yura. Yura menatap mata Sehun yang memancarkan pemujaan. Yura tahu ini salah. Namun ia terlalu bahagia. Sehun ada di depannya dan memujanya.. Sama seperti dulu.
"Lepaskan semuanya untukku. Dan berbaring di ranjang. Aku menunggumu."
"T-tapi-" Sehun meletakkan jarinya di bibir Yura. "S-sst.. Aku tidak menerima penolakan. Mengerti?" Dengan ragu Yura mengangguk. Sehun tersenyum dan berjalan mengambil ikat pinggangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed Brother ( Oh Sehun)
FanfictionYura tahu jatuh cinta dengan kakaknya sendiri adalah dosa besar. Tetapi ia tidak peduli. Bahkan saat seisi dunia menentangnya pun ia tidak peduli. Yang harus ia relakan dari tindakannya adalah kehilangan Sehun hingga membuat ia putus asa. Disaat ia...