2🍓

46 32 2
                                    

Cahaya mentari pun mulai nampak dari tempat persembuyiannya. Kini, Sila sudah siap dengan pakaian seragamnya dilengkapi tas punggungnya berwarna biru.
Dengan penuh semangat dia berjalan dan menuruni anak tangga. Begitulah Sila, dia selalu menunjukan Wajah cerianya walalupun hatinya sedang tidak baik-baik saja.
"Pagi Bun. " Ucap Sila sambil tersenyum ke arah Bundanya.
"Sayang, Makannya yang banyak dong." ucap Hani sambil mengusap rambut Fara dan mengabaikan sapaan Sila.
"Ma.. Ada makanan sisa nggak?"
tanya Sila.
"Nggak ada Sil. maaf yah ayamnya udah aku makan semua tadi, soalnya aku nggak inget kalo ada lo."  Jawab Fara sambil menunjukan senyum sinisnya ke arah Sila".
"Enak sekali kamu mau minta makan.nggak ada jatah makanan buat kamu, Dan ingat saya tidak suka kamu memanggil saya dengan sebutan bunda!" ucap Hani.
Lagi lagi ucapan itu keluar dari mulut Hani, orang yang telah menghadirkannya ke dunia ini.
"Seharusnya
Kamu bersyukur Saya dan suami saya  memberimu tempat tinggal, tapi bukan berarti kamu bisa seenaknya disini." Tegas Hani menatap Sila tajam.
"Hiks... Hiks.... ya u-u-dah.
Kalo gitu Sila berangkat ke sekolah dulu." ucap Sila sambil menundukan Kepala Sambil mengusap Air matanya.
Seperti biasa, Sila harus menunggu lama di Halte menunggu angkot untuk berangkat ke sekolah. Setelah lama menunggu, angkot yang ditunggu pun datang dan kemudian melaju menuju SMA kencana.
Dan ternyata keberuntungan tidak berpihak padanya hari ini, insiden ban angkot yang pecah di tengah perjalanan membuatnya terlambat hari ini. Ternyata gerbang sekolahnya sudah ditutup 4 menit sebelumnya.
"Astaga... Gimana nih! Nggak mungkin kan aku lompat gerbang? Kalo Sila pulang ke Rumah pasti mama pukulin aku lagi." umpat Sila bingung.
"Cemen banget lo, baru terlambat aja mukanya kayak korban perampokan."
ucap seorang laki laki yang berdiri tak jauh darinya.
Sila sedikit mendongak  untuk melihat sosok lelaki itu.
"eh enak aja ya kamu. Kamu siapa? Kamu mau ngerampok aku ya? Aku nggak ada uang loh, Sila belum gajian." ucap Sila ketakutan melihat lelaki di depannya yang memiliki sorot mata yang tajam.
"Wah lo bilang gue apa tadi? Gue ngerampok lo? Eh kalo pun gue perampok gue liat dulu kali targetnya kayak gimana. Bukan kayak lo, Sepatu lo aja udah kayak serabutan tuh," Ucap lelaki itu sambil menunjukan sepatu milik Sila yang sudah tak layak di pakai.
"kamu jangan seenaknya yah,emang kenapa kalo sepatu Sila gini? Sila kerja keras dulu,buat beliin sepatu ini. Kamu jangan sok keren kalo masi pakai duit orangtua." ucap Sila tegas.

"Siapa sih nik cewek? Berani banget dia jawab gue. Dia belum tahu gue gimana, gue bakal bikin lo nyesel udah jawab omongan gue." batin lelaki itu.

Setelah kejadian tadi,Sila akhirnya pergi ke taman yang berada tak jauh dari sekolahnya. Baru kali ini Sila tak mengikuti kegiatan belajar di sekolah karena alasan terlambat.
Jam kerjanya pukul 2 siang nanti, dan Gadis itu menggunakan waktu sisanya untuk membaca buku di taman. Karena menurut Sila membaca dapat menenangkannya dari masalah yang muncul di kehidupannya.

Sorry for typo..

 PatrisilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang