Part [1] : Just Happen

375 64 18
                                    


"Bagaimana kondisinya?"serbu Direktur Bae dan Dongwoo saat dokter yang menangani Myungsoo keluar dari ruang UGD.

Raut cemas dan ketakutan masih menyelimuti dua orang yang sejak satu jam lalu mondar-mandir di depan ruang gawat darurat tersebut.

Dokter di hadapan mereka terlihat melepas maskernya dan menatap keduanya dengan sorot mata sendu.

"Maaf, aku harus menyampaikan kabar buruk ini pada kalian"ucap dokter tersebut, yang membuat hati siapapun bergetar dalam ketegangan."Kaki kirinya harus segera di amputasi"

"Apa? Tidak! Kalau kakinya di amputasi, dia tidak akan bisa menjadi polisi!"kecam Dongwoo yang tersulut emosi mendengar keputusan sang dokter. Myungsoo sudah berjuang mati-matian mengikuti berbagai tes kepolisian, impiannya tidak boleh berakhir tragis seperti ini.

Direktur Bae yang merasa terpukul pun tak mampu berkata-kata.

"Tulang keringnya mengalami kerusakan parah. Kalau pun tidak di amputasi, kaki kirinya tidak akan bisa digunakan untuk berjalan lagi"jelas dokter di penghujung usia 40-an tersebut."Selain itu, pembuluh darah di kaki kirinya berhenti bereaksi. Ini bisa menyebabkan pembengkakkan dan kakinya akan membusuk"

Mereka semakin lemas setelah mendengar penjelasan medis dari dokter. Dongwoo pun hanya bisa menyesali nasib malang temannya yang sedang terbaring tak sadarkan diri di ruang UGD tersebut.

"Ini tidak adil untuknya"racau Dongwoo yang sudah menitihkan air mata.

Direktur Bae sendiri pun sudah menangis di posisinya.

"Ini salahku"ujarnya dengan perasaan bersalah mendarah daging. Kalau saja ia bersikap waspada, mungkin hal buruk semacam ini tidak akan terjadi.

Dongwoo menatap Direktur Bae nanar, ia pun menyadari bukan hanya dirinya yang merasa putus asa pada apa yang menimpa Myungsoo.

Dokter menaruh simpati besar pada dua orang yang sedang diselimuti kesedihan yang mendalam tersebut.

"Kami butuh tanda tangan dari keluarga pasien, jika memang setuju dilakukan amputasi"

"Kami hanya orang terdekatnya. Sebenarnya dia sebatang kara, orangtuanya sudah lama meninggal"ucap Direktur Bae dengan intonasi suara yang terdengar lemah.

"Myungsoo masih punya seorang paman"sela Dongwoo, lekas terbangun dari posisinya."Aku akan mengabari mereka"

"Baiklah"

Dongwoo kemudian pergi meninggalkan rumah sakit.































Suasana yang berbeda menyambut seorang gadis yang baru saja memasuki sebuah klub malam.

Seperti pada umumnya, tempat itu disesakki orang-orang yang membutuhkan hiburan.

Setelah memesan vodka, gadis berkaki jenjang itu melenggang mencari tempat duduk. Begitu menemukan sofa kosong, gadis itu pun duduk dengan tenang disana sambil menyesap vodkanya. Hingar-bingar di tempat itu sama sekali tidak mengusik ketenangannya. Musik yang berdentum keras seperti sudah akrab di rungunya, begitu juga dengan sorot lampu disco yang berkedip dan berputar di ruangan gelap tersebut.

"Wah, lihatlah siapa yang ada disini"ucap gadis berpakaian menggoda yang datang mendekati gadis itu dan duduk di sampingnya."Sang model Bae Suzy"

Gadis yang dipanggil dengan nama Suzy itu terlihat enggan menanggapi.

"Kau pasti datang untuk menemui Minho. Setelah banyaknya skandal, kali ini kau mau membuat sensasi apa lagi?"pancing gadis bergaun merah menyala tersebut."Tsk, kau tau benar bagaimana caranya menjadi terkenal"

Beautiful SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang