Seakan diingatkan kembali, kepada masa dimana semua orang hanya bisa mencaci dan memaki sesukanya, tanpa tahu menahu apa dibalik perkataan yang akan membuat seorang anak berkarakter sekeras ini. Entah itu teman ataupun keluarga, semuanya terlihat sama, jahat untuk aku yang terlalu lemah dan kecil dihadapan mereka. Aku berlari aku teriak sekeras mungkin "Aku lelah" itulah yang aku rasakan pada saat itu, sesaknya hati, beratnya pikiran yang membuatku merasa "aku menyerah". Aku pulang membawa tangisan pilu, aku kembali berteriak seakan-akan aku mengeluarkan segala kesedihan. Kau tau rasanya sakit hati yang sudah terlalu lama dipendam? Sakitnya luar biasa, seakan-akan menghancurkan seluruh ragamu. Disaat itu pula, ibu datang menghampiri dan bertanya
"Kamu kenapa? dan kenapa kamu menangis?"
Aku menjawab dengan pilu"Mah? Aku lelah!"
Next >