Langsung terdengar ledakan, begitu beberapa buah benda sebesar kepalan tangan melesat ke arah Ki Sukma Agung dan yang lainnya. Asap hitam tebal keluar dari benda-benda itu menyelimuti keadaan disekitarnya, sehingga menghalangi pandangan.
Wuuut! Set!
"Awas, serangan gelap!" teriak Rangga, kembali memperingatkan. Pendekar Rajawali Sakti sendiri melompat ke atas. Dan seketika kedua tangannya menghentak, mengerahkan seperempat tenaga dalam untuk menghalau asap hitam tebal itu lewat aji 'Bayu Bajra'.
"Heaaa...!"
Wuuus...!
Begitu angin bagai topan dari aji 'Bayu Bajra' bertiup, asap hitam itu bergerak cepat ke satu arah. Dan sebagian besar buyar disapu angin kencang ciptaan Pendekar Rajawali Sakti. Namun bersamaan dengan itu pula, berlompatan beberapa sosok tubuh berseragam merah langsung menyerang.
"Yeaaa...!"
"Kurang ajar...!" maki Ki Sukma Agung, langsung balas menghajar.
Trang! Tring!
Bet!
Ki Sukma Agung adalah seorang tokoh ahli memainkan senjata tongkat. Dan sejauh ini, belum seorang pun yang mampu mengimbanginya. Dengan senjatanya, dia berusaha menghalau serangan orang-orang berseragam merah yang bukan main gencarnya.
"Mereka yang kau katakan orang-orang Lembah Darah?!" teriak Ki Arga Wampu di sela-sela pertarungan.
"Ya! Merekalah orangnya...!"
"Kalau begitu, jangan dikasih hati!" sahut Ki Arga Wampu.
Setelah berkata demikian, orang tua ini bergerak cepat menghantam lawan-lawannya. Dua orang langsung memekik kesakitan ketika pukulannya tepat menghantam dada.
"Heaaat...!"
Tiga orang berbaju merah yang lain langsung berkelebat ke arahnya. Jumlah para pengeroyok sekitar dua puluh orang lebih. Dan rata-rata memiliki kepandaian hebat. Namun begitu, orang-orang yang dihadapi pun tidak bisa dianggap sembarangan. Dalam waktu singkat, mereka jatuh bangun dihajar Ki Sukma Agung dan kawan-kawannya.
"Mundur...!"
Mendadak terdengar bentakan keras. Dan bersamaan dengan itu, muncul beberapa tokoh lain yang mengurung Ki Sukma Agung beserta yang lain. Jumlah mereka sebelas. Dan melihat gerak-geriknya, kesebelas orang ini memiliki kemampuan lebih hebat ketimbang yang tadi mengurung.
Seorang yang bertubuh besar berkumis tebal, maju mendekati seraya berkacak pinggang. "Sebaiknya, kau serta kawan-kawanmu menyerah!" desis laki-laki itu dengan pandangan menganggap rendah.
"Huh! Segala budak iblis hendak mengaturku! Heh! Lebih baik kalian saja yang menyerah!" sahut Ki Sukma Agung, sengit.
"Kurang ajar! Serang mereka...!" bentak orang itu.
"Yeaaa...!"
Bersamaan dengan itu, mereka berlompatan menyerang dengan senjata terhunus. Beberapa orang melemparkan benda-benda yang tadi bisa meletup, menimbulkan asap hitam tebal.
Plak!
Wut! Trang!
Ki Sukma Agung mengayunkan tongkat. Dan salah satu benda itu terhajar tongkatnya, dan melayang ke tempat lain. Namun beberapa buah lagi sempat jatuh didekat mereka, langsung menimbulkan asap tebal.
"Brengsek...!" maki Rangga kesal. Pendekar Rajawali Sakti tidak sempat menggunakan aji 'Bayu Bajra' untuk menghalau asap tebal itu, karena lawan-lawannya telah lebih dulu menyerang dari jarak dekat. Sehingga mau tidak mau terpaksa harus diladeni.
"Huh! Uts...!"
Bret!
"Aaa...!"
Rangga bisa merasakan serangan orang-orang berbaju merah itu cepat, dan tidak terduga dalam keadaan tertutup asap tebal dan hitam begini. Kalau saja tidak mengandalkan pendengarannya tajam, bukan tidak mungkin lawan akan mampu mencelakainya.
Bret...!
"Aaakh...! Tolooong...!"
Terdengar teriakan yang membuat pemuda itu terkejut. Sebab disadari kalau teriakan itu berasal dari salah seorang kawan Lesmana.
"Kurang ajar...!" Pendekar Rajawali Sakti mendengus geram.
Seorang lagi di pihak para pendekar terluka. Entah siapa. Karena, tak ada seorang pun mengetahui. Namun para penyerang itu seperti mengetahui sasaran dengan jelas. Dan mereka sama sekali tidak terpengaruh oleh asap hitam ini. Padahal, Rangga dan kawan-kawannya merasakan kerongkongan seperti tercekat. Bahkan kepala mereka mulai pusing disertai pandangan mata berkunang-kunang.
"Heaaa!"
Wur...!
Pemuda itu membentak. Dan bersamaan dengan itu, dilepaskannya aji 'Bayu Bajra'. Seketika angin kencang laksana badai topan menderu-deru di sekitar tempat ini. Bukan saja asap hitam yang menyelimuti mereka lenyap. Tapi beberapa lawan yang berada di depannya, melompat tinggi sambil menghindari dari terpaan ajian itu.
"Yeaaa...!"
Plak! Begkh!
Tiga orang lawan terjungkal roboh ketika Pendekar Rajawali Sakti mengejar dan melakukan serangan kilat. Pemuda itu menoleh sekilas, dan melihat dua orang kawan Lesmana tewas berlumuran darah. Sementara Ki Sukma Agung dan Lesmana mulai kerepotan. Hanya Ki Arga Wampu dan dirinya saja yang mampu bertahan. Rangga sempat terkejut ketika orang tua itu mengeluarkan aji saktinya yang mampu membuat dirinya berjumlah banyak. Sehingga orang-orang berbaju merah itu terkecoh.
"Gila! Hebat juga ilmu orang tua itu!" desis Rangga memuji.
Pendekar Rajawali Sakti sendiri sambil menghajar lawan-lawannya, bergerak mendekati Lesmana dan Ki Sukma Agung yang mulai terluka dan terdesak hebat. Agaknya, hal itu pula yang dilakukan Ki Arga Wampu.
"Ki Arga Wampu! Apakah tidak sebaiknya kita mundur dulu? Ki Sukma Agung dan Lesmana mulai terdesak!" bisik Rangga dengan suara sedikit keras.
"Hm... Sebenarnya aku masih kesal terhadap mereka. Tapi apa yang kau katakan benar. Bawa mereka menjauh. Biar kutahan yang lainnya. Ayo cepat!" ujar Ki Arga Wampu.
"Baiklah...!"
Rangga segera mencengkeram, menarik lengan kanan Lesmana dan mengambil alih pedang yang berada di tangan kanannya. Kemudian, diberinya isyarat pada Ki Sukma Agung untuk segera lari dari tempat ini.
"Ayo, cepaaat!"
"Yeaaa...!"
Baru saja kedua orang itu hendak melompat ke punggung kuda, lima orang berseragam merah langsung menghunuskan senjata langsung menerjang. Namun dengan gesit Rangga memapak serangan. Pedang Lesmana yang berada di tangannya, berkelebat cepat.
Dua orang kontan terjungkal roboh dengan perut robek. Seorang lagi tangannya putus. Rangga cepat menyambar pedang dalam genggaman tangan lawan, lalu pedang Lesmana dilemparkan pada pemiliknya.
"Lekas kalian pergi lebih dulu! Aku akan menyusul...!" teriak Rangga, seraya memapaki dua orang lawan yang berada di dekatnya.
Trang! Bret!
"Wuaaa...!"
Pedang di tangan Pendekar Rajawali Sakti berkelebat menyambar. Seketika dua lawannya terjungkal roboh sambil memekik kesakitan. Perut mereka robek, mengucurkan darah segar.
Suiiit!
Pendekar Rajawali Sakti langsung bersuit nyaring. Dan pada saat itu juga, kudanya berlari kencang mendekati.
"Hup!"
Rangga segera melompat ke punggung Dewa Bayu dan menggebahnya mendekati Ki Arga Wampu.
"Ki Arga Wampu! Cepat naik! Tinggalkan tempat ini...!"
"Heup!"
Orang tua itu memunahkan ajiannya. Dan bentuknya yang nyata kembali terlihat. Setelah itu, dia melompat ke belakang Pendekar Rajawali Sakti. Seketika kuda berbulu hitam itu berlari kencang meninggalkan tempat ini. Namun para pengeroyok agaknya tidak sudi membiarkan begitu saja dua orang yang berada paling depan langsung melompat sambil menghunus senjata.
"Yeaaa..!"
"Huh!"
Rangga mendengus geram, langsung menoleh sekilas. Seketika itu pula, pedang ditangannya melesat menyambar salah seorang.
Bres!
"Aaa!"
Orang itu terjungkal roboh disertai pekikan nyaring. Pedang yang dilempar Pendekar Rajawali Sakti tepat menembus jantungnya. Hal yang sama juga dilakukan Ki Arga Wampu. Orang tua itu melepaskan pukulan jarak jauh ke arah lawan yang seorang lagi.
Kini Rangga tidak menyia-nyiakan kesempatan. Dan langsung ditinggalkannya tempat itu dengan menggebah kudanya sekencang mungkin, sehingga lawan-lawannya tidak mampu menyusul.
Dalam waktu singkat, mereka berhasil menyusul Ki Sukma Agung dan Lesmana. Kini ketiga kuda itu terus berlari kencang, ketika penunggangnya menggebah tak henti-hentinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
151. Pendekar Rajawali Sakti : Pendekar Pedang Bayangan
БоевикSerial ke 151. Cerita ini diambil dari Serial Silat Pendekar Rajawali Sakti karya Teguh S. Dengan tokoh protagonis Rangga Pati Permadi yang dikenal dengan Pendekar Rajawali Sakti.