"Nama saya, Jaehyun Adi Bhaskara" Kata seorang laki-laki didepannya Jiho.
Jiho kira dia cuma mimpi waktu mamanya bilang kalau dia bakalan di jodohin, jadi dia cuma santai dan nggak ambil pusing waktu itu.
Dan beberapa hari kemudian abangnya tiba-tiba bilang kalau calon suaminya bakal dateng beberapa hari lagi.
Sinting!
Jiho beneran ngamuk waktu itu, tapi toh nggak ada yang peduli.
"Hei.. " Karena ngerasa Jiho cuma diem aja bahkan nggak ngelirik, laki-laki itu coba buat ngajak ngomong Jiho.
Ralat, dia sebenernya udah tau kok rupa orang di depannya ini soalnya tadi pas Jiho pulang sekolah tiba-tiba ada manusia asing ini muncul di rumahnya, dan tambah kagetnya waktu orang rumah bilang kalau laki-laki ini yang dimaksud 'calon suaminya'
Jiho nggak munafik, laki-laki ini ganteng pakek banget.
"Oh? Jadi? Lo orangnya? " Sahut Jiho acuh, sambil ngunyah permen karetnya.
"Ya... " jawab laki-laki bernama Jaehyun.
"Kenapa gue?" Tanya Jiho tanpa basa-basi.
Jaehyun ngerutin alisnya, tanda bahwa dia bingung sama ucapan Jiho.
Tapi beberapa detik kemudian Jaehyun bangkit dari tempat duduknya, dan masukin kedua tangannya ke dalam saku celana.
Laki-laki berjas hitam itu nggak berniat buat ngejawab Jiho kayaknya, karena dia cuma diem aja daritadi dan sekarang ngelihat Jiho dengan pandangan datar.
"WOY! GUE TANYA! " Habis kesabaran Jiho, dia nggebrak meja di depannya.
"PUNYA MULUTKAN? JAWAB DONG!"
Karena Jiho juga bingung, kenapa ada perjodohan gila ini kalau nggak di cetusin salah satu pihak kan?
"Harusnya kamu seneng, karena diluaran sana banyak yang pengen jadi istri saya" Jawab Jaehyun santai, sambil ngasih senyum sombong.
Songong banget nih orang satu.
"KAN BISA ORANG LAIN, KENAPA HARUS GUE YA ALLAH! KAN SAMPAI NYEBUT GUE! "
"Beneran mau tau?" Tanya Jaehyun sambil sedikit ngedeket ke Jiho, Jiho otomatis mundur.
"JANGAN MACEM-MACEM YA LO!" Jiho ngasih kepalan tangan di depan muka Jaehyun.
Jaehyun megang tangan Jiho kuat.
"Jaga omongan kamu, saya lebih tua dari kamu jiho! "
"Saya 7 tahun diatas kamu!"
Oh ya, Jiho baru delapan belas tahun ini.
"Kamu tau? Kamu nggak mau keluarga kamu menderita kan? Maka dari itu ... Kamu harus menikah dengan saya" Kata Jaehyun sungguh-sungguh.
Jiho bingung, maksudnya apaan coba?
"Sebab, saya yang menolong ayah kamu diambang kebangkrutan" Lanjut Jaehyun, kemudian ngelepas tangan Jiho.
Jiho syok, soal ini? Kenapa Jiho nggak tau? Papanya nggak cerita apapun soal kerjaannya.
Maksudnya Jiho dijual gitu?
"Kenapa? Nggak suka? Itu hak kamu, tapi saya akan pastikan kamu nggak akan bisa lepas dari saya.. Karena semua butuh imbalan Jiho Aurelia Putri"
***
"Jiho dijual ya?" Kata Jiho tiba-tiba disela makan malemnya bareng keluarganya.
"Lo ngomong apa sih? " Tanya abangnya.
"Papa, kenapa nggak cerita soal om Jaehyun yang nolong pa—"
"Papa nggak mau kamu sedih Jiho, maafin papa ya... ini yang terbaik juga buat kamu" Sahut papa nya Jiho.
"Terbaik?" Jiho yang emang daritadi udah nggak nafsu makan, Tiba-tiba berdiri dari duduknya.
"Maksud papa terbaik? Jiho harus nikah saat Jiho aja belum tamat sekolah?"
"Jiho juga pengen kayak temen- temen yang lain"
"Mana Jiho harus nikah sama om-om lagi!"
"Jiho, kita udah bahas soal itu... Kamu bakal tetep sekolah sayang dan bisa dipastikan semua temen sekolah kamu nggak ada yang tau soal ini" mamanya Jiho ikut buka suara.
"Dek, Jaehyun orang baik kok percaya sama kita" Kata abangnya yang megang bahu Jiho buat duduk lagi, tapi sayangnya ditepis kasar sama Jiho.
"Kalian nggak ada yang peduli sama perasaannya Jiho" Jiho bergegas pergi ke kamarnya habis ngomong gitu.
Jiho nutup pintu kamarnya kenceng banget, untung nggak jebol tuh pintu.
"Kenapa hidup gue jadi kayak gini sih!!!" Kali ini giliran kaca wastafel Jiho yang kena sasaran setelah bebrapa hari sebelumnya kaca kamar rias nya.
Ngeliat serpihan kaca itu jatuh di lantai Jiho rasanya pengen mungut salah satu buat mutus urat nadinya.
Sayangnya, itu nggak mungkin.
Jiho ketawa miris, "PAYAH LO JIHO!!!!"
Ya si Jiho yang paling takut mati.
Beberapa hari yang lalu sebelum ketemu Jaehyun, saat abangnya bilang kalau besok calon suaminya dateng Jiho beneran ngamuk.
Ada niatan buat bunuh diri karena nggak ada yang bisa ngehentiin rencana gila itu.
Kabur ke rumah temennya juga percuma yang ada Jiho malah ditanya-tanya, males jelasinnya yang ada Jiho malah diketawain sampai mampus karena mau nikah sama om-om.
Mau rencana bunuh diri dari gantung diri, minum obat, mutus urat nadi, jatuh dari jembatan terus nyemplung sungai biar koid beneran Jiho nggak ada nyali.
Udah nyoba tapi hasilnya nilhi.
Jiho nggak bisa.
Drrtttt.
"Halo? Napa? " Jiho langsung ngangkat telepon masuk tanpa peduliin siapa yang nelpon, karena menurut Jiho bisanya yang nelpon jam-jam segini cuma temennya.
"Belum tidur? "
Jiho ngerutin alisnya, bentar ini kok suaranya aneh gini? Baru setelah di cek ternyata nomor tanpa nama.
"Saya Jaehyun Adi Bhaskara 'calon suami kamu', kaget ya? Sudah mal—" Jiho langsung tutup panggilannya.
Dibanting hpnya.
Jaehyun Adi Bhaskara
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Nikah sama om Jaehyun
FanfictionJiho yang dipaksa nikah sama duda beranak satu.