Nb: Vote Cammant guys
Terimakasih💙
☔☔
"KAK LANGIT ATHALLAH"teriak seorang gadis berambut se punggung. Dia terus berlari mengejar objek yang ada didepanya. Tapi,yang dikejar pun hanya acuh tak acuh, merasah jengah dengan gadis ini.
"ISSHH KAK LANGIT, TUNGGUIN DONGG"teriak nya lagi.
Terus mengejar adalah sebuah hobi tersendiri yang dikhususkan kepada seorang yang disebutnya. Langit Athallah. Karna tanpa dikejar, kata dekat akan serasa Haram bagi gadis ini.
Saat gadis ini sudah menjajarkan langkah nya dengan langkah lebar milik Langit Athallah, dia berucap "Kak Langit, kenapa menghindar terus sih, Hujan capek nih kejar Kak Langit terus".
Athallah tak menanggapi ocehan gadis disebalahnya ini. Sudah menjadi makanan setiap hari nya mendengar ocehan, dan mendapat gangguan dari gadis disebelahnya, yang diketahui bernama Hujan Alana.
Mereka kini sudah menjadi objek dari sepenjuru koridor lantai dua. Berbagai tatapan dilontarkan kepada Hujan. Iri,benci,kagum,sudah biasa dia dapatkan disetiap harinya saat berada disekolah. Tepatnya SMA Trinity. Apalagi saat dia bersama sang Langit-nya.
Berbeda dengan tatapan yang dilontarkan untuk seorang Most Wented SMA Trinity. Hanya berisi kekaguman, rasa ingin memiliki, memuja, dan sebagainya. Semua siswa/i SMA Trinity mana yang tak mengenal sosok Langit Athallah. Walau terkesan dingin tak tersentuh, tetap tidak ada yang luntur dari sosok itu.
Hujan mendengus kesal. Selalu ini yang dia dapatkan, kebungkaman Athallah. "isshhh Kak Langit, kok diem aja sih" kesal Hujan. Walau selalu diabaikan, Hujan tetap ingin terus berjuang menggapai Langit-nya. Bucin memang, tapi apa daya, saat hati menginginkanya.
"Kak Langit, Hujan bawa sarapan loh buat Kak Langit" ucapnya sambil menyodorkan sekotak bekal berwarna biru, untuk pujaan hatinya. Athallah.
Athallah tak merespon, dia tetap berjalan tanpa menghiraukan kehadiran Hujan. Menurutnya, kehadiran gadis ini adalah sebuah bencana untuk nya. Ketentraman,kedamaian yang selalu dia jaga selama tujuh tahun ini,sirna bagai angin lalu,hanya karna hadir nya sosok Hujan.
Hujan juga sama, tak mau menyerah untuk terus mengejar Athallah, sampai kemungkinan dia akan dicaci maki oleh cowok itu"Kak Langit, nanti kekantin bareng Hujan yah" pintanya sedikit memelas. Walau dia sudah tau apa yang akan dia dapatkan, dia tetap akan mencoba, ' Apa salah nya mencoba bukan?' pikirnya.
Athallah tetap diam, hanya terus berjalan menuju kelasnya, yang berada diujung lorong lantai dua. Hujan yang merasa kesal akhirnya memberanikan diri menahan lengan Athallah.
Seketika Athallah berhenti, menyadari ada yang menyentuhnya, dia segera ia menepis tangan Hujan kuat.
Hujan sempat meringis, karna tepisan kasar dari Athallah yang menimbulkan sedikit efek sakit dipergelangan tanganya.
"Mau lo apa sih" ucap Athallah sedikit menaikkan volume suaranya.
Sekarang,bertambah banyak yang menyaksikan perdebatan mereka. Hujan menunduk, merasa takut akan teriakkan nyaring Athallah. Tapi ini saat nya, dia memberanikan diri mendongak menatap manik mata hitam legam milik Athallah. "Hu-hujan mau ngajak Kak Langit makan si-siang bareng di Kantin" ujarnya terbata bata, asal kalian tau. Hujan ini diselimuti oleh kebahagiaan, ke ceriaan, ke hangatan, dan ke lembutan. Wajar saja dia merasa takut hanya karna suara yang meninggi,walau sedikit.
Athallah mendengus kasar, benar benar merasa lelah akan gadis dihadapanya ini. Dia hanya ingin ketentramanya kembali, lulus dengan cepat,tapi mengapa itu sangat sulit sekali.
"Pertama, jangan panggil gue 'Kak', kita seumuran. Kedua, nama gue Athallah, bukan Langit. Ke tiga, gue gak mau pergi sama lo, gue risih sama lo, mending lo jauh jauh dari gue, gue enek lihat muka lo, gak usah sok imut depan gue, males gue deket sama lo, bagai kuman, ya itu lo" ucapnya penuh penekanan. Dengan menunjuk Hujan menggunakan jari telunjuknya.
Hanya bersama Hujan, Athallah akan berucap sepanjang ini. Tapi yah seperti itu, hanya kata hinaan, cacian, dan kata kata kasar yang terlontar untuk Hujan. Tapi hujan seperti gadis bodoh yang tak mengerti bahasa manusia, yang dilakukan Hujan hanyalah diam, dan menerima semua itu. Sudah biasa, menurutnya. Tapi juga tak menutup kemungkinan hati nya sedikit goyah.
Athallah kembali berjalan meninggalkan Hujan, sendiri, lagi.
Hujan menatap punggung Athallah yang semakin menjauh. Hati nya merasa sakit, jika melihat jiwa itu berjalan menjauh dari nya. Tak ingin berbalik kembali.
Tanpa disadar, ada setitik air mata jatuh membasahi pipi chubby nya. Dengan segera Hujan menghapus air mata itu. "Aku harus kuat, aku harus semangat. Hujan itu Strong Women "ucap nya dengan tersenyum manis. Mencoba menyemangati diri sendiri. Itu yang sedang dia lakukan. Walau itu terkesan sangat memilukan.
Hujan, memang tak akan pernah turun jika tak ada sebuah Langit. Tapi ini berbeda, Langit yang dicari Hujan adalah Langit yang terlihat dekat, tapi tetap,tidak akan ada yang bisa menggapainya.
Hujan benar benar jatuh hati pada sosok Langit Athallah. Walau rintangan banyak ia dapatkan. Dibenci banyak orang, sering dipermalukan. Sudah menjadi rutinitasnya setiap hari. Meskipun begitu, ini tetaplah tujuan seorang Hujan Alana. Mendapatkan hati sosok Langit Athallah. Dan ingin selalu memilikinya, berdamping bersama.
☔☔
01 Januari 2021
Haii
Kembali lagi bersama aku.
Tentunya dengan kisah yang baru.Jangan lupa vote and cammant yah
Next chapter?Spam cammant kalian banyak banyak
Kalau bisa disetiap paragrafSee you👋
Salam sayang VanesaMy🍁Dan....
Happy New Year
Untuk kalian semua❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Athallah (On Going)
Teen FictionIni kisah tentang sebuah Hujan,yang tak akan pernah turun jika tak ada Langit. Hujan yang selalu membutuhkan Langit. Hujan yang selalu ingin bersama Langit-nya. Berkisah tentang perjuangan seorang Hujan Alana untuk bisa masuk ke cela hati seorang La...