Chapter three

2 3 0
                                    

Setelah beberapa hari kemuadian Bunda nya pun kini sadar. Lyna tidak masuk sekolah selama beberapa hari ini, karna ia sibuk mengurus Bunda nya yang sakit. Bunda nya kini masih di rumah sakit. Tapi alhamdulilah dia sudah siuman.

Lyna sedih. Kecewa. Hampa. Ayah nya sekarang ada dimana?? Kenapa Ayah tidak ada di saat Bunda keadaanya sedang seperti ini??

Dan beberapa hari ini. Kaka nya jarang nengok Bunda yang berada di rumah sakit. Itu sebab nya Lyna setia menunggu Bunda nya di rumah sakit. Walau ia harus tidak sekolah beberapa hari.

Pagi pun tiba. Lyna masih tertidur di samping Bunda nya. Bunda Rosdiana pun bangun dan setelah mengetahui ada Lyna di samping nya. Dia langsung mengelus lembut puncak kepala Lyna.

Lyna yang mengetahui itu pun langsung terbangun. Lyna kaget sekaligus senang karna bundanya masih berada di samping nya saat ini.

"Bundaa?" Tanya Lyna memastikan.

"Iya sayang" Ucap Rosdiana lembut.

"Bunda mau makan ga??ntar Lyna ambilin" Tutur Lyna. Bunda nya tersenyum.

"Tetep di samping Bunda ya sayang" Tangan nya mengelus pipi Lyna yang halus.

"Bunda ga ngomong begitu pun Lyna bakal slalu ada buat Bunda, asal Bunda ga nutupin apa-apa dari Lyna" Kata Lyna.

Bunda nya diam sejenak "Kalo Bunda nyembunyiin sesuatu emangnya kamu mau apa?"

"Aku bakal marah dan kesel sama Bunda" Lyna pun membuang muka nya kesembarang arah membuat Bunda nya pun tersenyum.

"Sejak kapan Lyna jadi sadis begini?" Tanya Bunda iseng.

"Yaa...mulai dan sejak sekarang titik" Kesel Lyna karna Bunda nya mulai iseng.

"Ko ada titik nya segala sih??emang kamu pikir kita lagi main kata-kata??"

"Iihhh udah deh, jangan bikin aku ketawa, aku kan lagi marah sama Bunda" Kata Lyna kesell.

"Ya abis kamu aneh sih Ly, lah ko marah bilang-bilang??gimana sih kamu" Sekarang Bunda nya malah tertawa di depan Lyna. Bundanya ga mau Lyna sampe marah beneran sama dia. Dia mau anak nya ini jadi anak yang kuat dan berani, tidak seperti nya.

Skip school.

Lyna sedang berada di sekolah. Dengan keadaan seperti ini. Dia tidak akan pernah bicara apapun dengan siapapun tentang kehidupan nya. Terlebih lagi dengan sahabat nya. Lyna lebih suka memendam semuanya sendiri.

"Kenapa lo ga sekolah-sekolah??kemana lo?" Tanya Kayla penasaran.

"Gue izin" Jawab Lyna.

"Kenapa izin?"

"Kepooo" Canda Lyna. Lyna mulai terdiam lagi. Ia terus memikirkan omongan Bunda nya yang kemarin. Dan Kaka nya yang langsung berubah marah ketika mendengar kata Ayah.

Beberapa menitnya...

Kayla menatap Lyna dengan penuh seksama.

"Lo ngapain liatin gue begitu?? Jangan-jangan lo suka yah sama gue??" Telah sekian lama Lyna risih dengan tatapan Kayla yang penuh tanda tanya.

"Iihh amit-amit, gue masih suka cowo kaleee...lagian lo sih, lo tuh bikin gue penasaran tau ga sihh?? Lo senyam senyum sendiri begitu"

Lyna terdiam.

"Kita liat aja nanti, seberapa lama lo mau nutupin semua kehancuran lo ke gue...gue ga tau gue di anggap apa sama lo sampe gue ga boleh tau apa yang terjadi sama lo...gue tau lo ada masalah, se enggx nya bilang ke gue Lyy! Ga semuanya harus di sembunyiin sama gue...se gak percaya kah lo sama gue??" Kata Kayla lagi.

Kayla marah sekarang. Pasal nya Lyna terus menutupi semua nya dari Kayla. Kayla ini sahabat nya. Se enggx nya dia tau dikit tentang Lyna.

Kini Lyna mulai bicara. "Menurut gue, semua orang mempunyai cara untuk kebahagiaanya sendiri dan termasuk gue juga mempunyai cara sendiri dengan cara slalu bersyukur terhadap apa yang tuhan berikan ke gue dan slalu tersenyum juga walau gue lagi hancur, bukanya gue ga percaya sama lo...plis ngertiin gue, gue ga mau ngerepotin orang yang deket sama gue" Lyna pun memeluk Kayla dan nangis di peluk kanya.

Kayla tersentuh atas apa yang di bilang sama Lyna tadi. Dia sadar. Ga semua yang orang tau, kita juga harus tau.

Kayla mengelus punggung Lyna.

"Lo bener Ly...maafin gue... karna gue terlalu maksa lo buat cerita, simpen cerita lo..kalo lo udah mau cerita dan siap akan semuanya, gue siap dengerin semuanya Ly" Ucap Kayla.

"Udah ah ga boleh nangis" Ucap Kayla lagi sambil melepas pelukan nya dan mengusap air mata Lyna.

"Masa Lyna cengeng sii" Ledek Kayla.

"Siapa yang nangis?? Orang gue cuma mau ngelap ingus gue di baju lo kok" Kata Lyna. Kayla pun melotot dan mencari mana ingus Lyna di baju nya.

"Lo jorokk banget sihh Lyy!!" Triak Kayla. Lyna pun tertawa.

"Bercanda Kayy, lo sih terlalu serius" Ledek Lyna.

"Ko lo malah nyalaih gue sihhh" Gas Kayla.

"Iihhh lo lucu dehhh, pantes jomblooo hahahaha" Kini tawa Lyna makin meledak. Gimana sama Kayla??amarah nya kini sudah sampai di puncak.

Lyna pun beranjak dari tempat duduk nya dan langsung lari keluar kelas.

"Lynaaaaa" Triak Kayla dan langsung mengejar Lyna si rese itu.

"Hahahahaa" "Wleee" eehh si Lyna makin ngejek Kayla.

Lyna lari turun tangga sambil berjalan kebelakang tanpa melihat arah jalan turun.

Gabrukkk

Buku pelajaran yang sedang di bawa oleh dua adik kelas cowo itu pun terjatuh bersama dengan Lyna.

"Aduhhhh siapa sihhh" Kata Lyna. "Sakit nih woyyy" Triak Lyna tak trima.

"Kena loo" Kata Kayla memegang tangan Lyna yang baru bamgun dari tangga.

Ke dua adik kelas itu pun memungutin buku yang tadi jatoh.

"Apaan sih lo Kay, gue jatoh nihhh" Tunjuk Lyna ke dirinya sendiri.

"Suruh siapa lo lari-lari, karma tuhh" Ledek Kayla.

"Maaf Ka kita duluan" Ucap ke dua adik kelas itu dan mereka menuju ke lantai atas.

"Songong banget tuh cowo, untung gantengg" Kata Lyna.

"Yeee ada cowo ganteng aja semangat lo" Kini Kayla menggoda Lyna dengan menyenggol bahu nya dengan bahu Kayla.

"Udah ah ke kelas yuk" Ajak Lyna mengalihkan pembicaraan.

Bersambung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EnjoyTheLittleThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang