Chapter two

2 3 0
                                    

"Assalamu'alaikum bundaaa" Triak Lyna sambil mengetok pintu rumah nya.

Tidak ada satu pun jawaban dari dalam rumah. "Lohh ini pada kemana sihh??" Ucap Lyna heran. Lyna berdiri di depan pintu rumah.

Lyna pun pergi dari pintu depan ke pintu belakang rumah nya. Lyna mencoba untuk masuk tapi hasil ny nihill.

Pintu blakang pun terkunci dari dalam.

"Aduhh gimana dongg" Ucap Lyna yang pusing harus lewat mana lagi agar dia bisa masuk ke dalam rumah.

Lyna pun berjalan menuju pintu depan lagi. Karna Lyna lelah, Lyna pun duduk di kursi teras depan rumah.

"Apa gue telp bunda aja?" Ide Lyna pun keluar.

Lyna membuka Hp nya dan langsung mengetik dan mencari No bunda nya. Ketika Lyna mencoba menghubungi bunda nya.

"Nomer yang anda tuju sedang tidak aktif, silahkan coba beberapa saat lagi"~Operator.

"Iiissshh kenapa operator yang jawab siihh" Lyna pun mencoba menelphone nya lagi. Namun hasil nya tetap sama.

"Ini bunda kemana sih? Apa mungkin gue telp ayah?" Lyna pun berfikir terlebih dahulu. Karna mungkin sekarang ayah nya sedang sibuk kerja.

Lyna menelphone ayah nya.

"Nomer yang anda tuju sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi" ~Operator.

"Ini pada kemana sihh?? Perasaan dari tadi operator mulu yang jawab, ga bosen apah??" Di saat kondisi seperti inilah yang bikin Lyna suntuk.

"Apa gue telp Kaka aja?" Ide Lyna muncul lagi. Lyna mencoba menghubungi Kaka nya itu.

"Tutt tutt" ~Bunyi panggilan masuk.

Seketika Lyna lega.

Setelah telphone nya nyambung...

"Hallo Ka?" Ucap Lyna.

"Salam dulu De" Kata Kaka nya di telphone.

"Assalamu'alaikum Ka"

"Walaikumussalam"

"Bisa langsung ke inti nya enggx ka??" Tanya Lyna memastikan.

"Buruan" Jawab Clevo kaka dari Lyna.

"Gini nih, pertama gue telp bunda nomer nya ga aktif dan ayah juga begitu. Satu lagi...ini kenapa pintu rumah di kunci?"

"Lo ga tau De?"

"Jelas gue ga tauuu Kaka Clevo yang gantenggg"

"Nahh oke gue jelasin. Pertama gue ga tau bunda kenapa ga bisa di hubungin dan apalagi ayah. Kalo lo mau tau kemana mereka sekarang...lo tinggal ke rumah sakit Indah aja okee" Tutur Clevo.

Tidak ada jawaban dari Lyna. Lyna terdiam sejenak. Pikiran nya pun terbang jauh entah kemana.

"De??" Kata Clevo di telephone.

Tuttt....

Sambungan telp pun terputus karna Lyna mematikan telp nya. Lyna segera mencari Taxi di jalan.

Lyna khawatir. Sangattt khawatir. Lyna takut akan terjadi apa-apa dengan orang tuanya.

Lyna menyetop Taxi yang berada di depan nya dan langsung menaiki Taxi tersebut.

Setelah berada di Taxi. "Ke rumah sakit Indah Pa" Kata Lyna.

Ketika Lyna mencoba untuk menghubungi Kaka nya lagi ternyata nihil. Kaka nya susah di hubungi.

Setelah sampai Lyna pun langsung membayar dan turun dari Taxi itu.

Terlihat jelas ada sang Kaka di pintu masuk rumah sakit. Lyna menghampiri sang Kaka.

Bertubuh tinggi dengan badan yang seksi itu berdiri tegak layaknya menyambut sang adik.

"Lo lama banget sih" Kata Clevo.

"Siapa yang sakit Kaa?!"

Clevo langsung menarik tangan Lyna dan masuk ke dalam rumah sakit.

Sesampai nya di depan ruang VIP. "Siapa yang ada di dalam Ka?"

Kaka nya terdiam. "Kaa jawabb!"

"Lo masuk aja Ly..semuanya bakal terjawab" Kata sang Kaka.

Lyna langsung masuk ke ruangan itu tanpa berfikir panjang. Langkah nya terhenti saat sudah memasuki ruangan itu.

Dingin. Lyna meneteskan air matanya sekarang. Tubuh Lyna sangat lemas melihat nya.

Ada seorang perempuan yang sedang tertidur di kasur rumah sakit dengan infusan di tangan nya dan selang oksigen di hidung nya.

"Bundaaaa" Lyna pun lari dan mendekap tubuh sang Bunda nya yang sedang berbaring lemah di situ.

Tangis Lyna pun pecahh. Lyna memang sangat lemah jika soal beginian.

Kaka nya sekarang berada di samping sang adik dan mengelus rambut sang adik perempuanya yang sedang menangis.

Rasanya, Clevo pun ingin menangis. Tapi ia tahan. Karna ia seorang laki-laki yang harus menguatkan seorang adik nya yang sedang sangat sedih sekarang.

"Lo harus kuat De" Kata Clevo yang sekarang matanya sudah berkaca-kaca.

"Bunda kenapa Kaa" Isak Lyna

"Kaka juga ga tau pasti De, pas Kaka pulang ke rumah mau ambil Handset yang ketinggalan dan nyampe rumah Kaka liat Bunda udah kaya gini" Tutur Clevo lemas.

"Bilang ke aku kalo Bunda gapapa kan kaa???" Tangis Lyna pun pecah lagi.

"Kaka ga tau, lo tenang yah De" Clevo mencoba menenangkan adik satu-satunya ini.

"Terus ayah kemana Kaa??" Isak Lyna lagi.

Ketika Lyna berkata seperti itu. Rahang Clevo pun mengeras. Tangan Clevo sekarang sudah menggenggam sekeras mungkin.
Clevo berjalan keluar dari ruangan itu. Lyna menyusuli sang Kaka keluar ruangan Bunda nya.

"Ada apa sama Ayah ka?" Tanya Lyna polos.

"Lo ga usah ngomongin Ayah di depan Bunda" Jelas Clevo.

"Hahh??emangnya kenapa Kak??"

Kakanya terdiam. Tanganya mulai menggenggam lagi.

"Gue bilang ga usah ngomongin Ayah yaa ga usahh!!" Triak Clevo ke Lyna. Lyna menunduk. Dia benar-benar ga tau.

Clevo pun kaget ketika Lyna langsung mendekap dia dan menangis di pelukanya.

Clevo merasa bersalah sekarang. Clevo mengelus rambut sang adik lembut. Dia tak tau harus seperti apa lagi. Kaka macam apa dia?? Bukanya menenangkan adik nya malah membuat adik nya menangis lagi.

"Maafin Kaka yah, Kaka kebawa emosi" Tutur Kaka lemah.

"Gapapa, tapi kenapa Kaka begitu marah ketika mendengar nama Ayah?? Kenapa Kaka benci sama Ayah??" Lyna terus bertanya kepada sang Kaka.

Clevo melepas pelukan sang adik. "Lo jaga Bunda yaa, gue mau pergi bentar. Kalo ada apa-apa telp Kaka"

Kaka nya itu langsung pergi dari depan kamar sang Bunda.

"Kaka mau kemanaaa" Triak Lyna. Lyna terdiam sebentar. Masih banyak yang harus ia tanyakan pada sang Kaka nya itu. Lyna masuk ke kamar Bunda nya lagi.

Lyna duduk di kursi dekat sang Bunda. Lyna meneteskan air matanya lagi.

"Apa yang terjadi sama Bunda??"

Lyna memegang tangan Bunda ny yang dingin.

"Kenapa Kaka benci Ayah?? Apa Bunda benci Ayah juga?? Tapi kenapaa??" Tangis Lyna semakin jadi. Ia tidak tau harus melakukan apa supaya Bunda nya ini bangun dan menjelaskan semuanya.

Bersambung.



EnjoyTheLittleThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang