Tak digubris oleh asosiasi Superhero, akhirnya Saitama pun Demo, menyampaikan aspirasinya di depan kantor DPR Semesta OPM.
Bersama beberapa super hero kelas dua lainnya. Yang tergabung dalam "asosiasi korban penamaan superhero yang jelek" yang disingkat APES.
Ya.. Saitama botak, ini fakta tak terbantahkan. Ia juga mengenakan jubah ketika melakukan aktifitas kepahlawanannya. Tapi sebutan "Botak Berjubah" itu keterlaluan.
Memang benar, saat ini Saitama telah bekerja sebagai superhero profesional. Menumpas segala tindak kejahatan yang dilakukan oleh monster, yang tidak dapat ditumpas oleh personel kepolisian maupun ketentaraan. Dan Ia digaji untuk itu.
Namun, meski demikian, Saitama tetap memiliki hak sebagai makhluk hidup dan sebagai manusia. Jangan mentang-mentang Asosiasi Superhero yang menggajinya, dapat berlaku seenaknya. Sampai melanggar hak paling dasar manusia, "memiliki nama yang baik".
Sekarang Saitama berdiri di gedung megah, tempat berkumpul anggoda dewan yang mulia, pereakilan dari kota A markas Asosiasi Superhero berada, hingga kota Y.
Kemana kota Z? Sebagai informasi, kota Z sebagai tempat Saitama menetap dulunya, sudah rata dengan tanah, impak dari konflik besar Superhero vs Asosiasi Monster.
Konflik besar itu sudah berlalu, dunia terselamatkan dari kehancuran, dan Superhero yang paling berjasa tidak lain adalah Saitama.
Tapi apa balasan asosiasi superhero? Saitama hanya diangkat menjadi superhero kelas A, dan itupun pada rangking paling ujung. Dan yang paling pedih, nama superheronya tetap sama, "Botak Berjubah"
Saitama tidak menuntut yang aneh-aneh. Hanya sekedar nama yang lebih sedap untuk disebut. Tidak lebih.
Tapi anggota Dewan tak keluar, Asosiasi Superhero pun hanya melihat dari balik jendela. Tanpa ada komunikasi yang semestinya
...
Saitama bersin, satu halte bus terbakar.
The End
10 Okt 2020
