Saga Stefanno Dirgantara.
Tak ada yang spesial dari lelaki ini. Sifatnya acuh, jutek, judes. Ia juga tidak begitu menonjol di Sekolah.
Tapi entah bagaimana, awal pertemuannya dengan seorang Rana Alethea Sanjaya ini berawal dari sebuah kepedulian seo...
Sekarang ini Rana sedang duduk di Kantin bersama perempuan cantik yang menjadi satu-satunya teman dekat perempuan Rana. Dia adalah—
"Woi, Ran! Ngelamun aja lo. Gue ambil bakso sama es teh di Mang Jaja dulu ya."
[pause]
—Sara Stefanni Dirgantara
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Lo mau deketin Abang gue? Atau labrak gue?" - Sara saat Rana duduk di sebelahnya.
"Hah? Seriusan lo ditolong sama Abang gue?!" "Mulai hari ini lo harus masuk ke geng kita!" "Eh, mulai sekarang lo jadi sahabat gue ya." - Sara saat mendengar cerita Rana.
"Udah deh, Ran, ngaku aja napa. Lo diem-diem naksir kan sama Abang gue? Iyain aja kali." - Sara saat memaksa Rana untuk mengaku, karena ia sangat mendukung keduanya untuk jadian.
Kira-kira beberapa dialog itu yang Rana ingat saat pertama kali masuk ke Kelas dan duduk di sebelah Sara. Saat Sara mengetahui semuanya, ia langsung memekik senang.
Ada dua penyebabnya;
Yang pertama, perempuan ini sangat terkejut bahwa Abang atau kembarannya menolong Rana saat terjatuh dari motor di hari pertamanya. Sara menganggap hal itu sangat langka dan romantis.
Yang kedua, Sara belum mempunyai teman perempuan yang benar-benar tulus ingin berteman kepadanya. Biasanya kalau ada perempuan duduk disampingnya hanya ada dua kemungkinan, modus untuk mendekati Abangnya atau melabraknya.
[play]
"Okay."
Sara pun beranjak dari meja untuk mengambil pesanan mereka berdua.
Sedang asik menunggu, Rana dikejutkan dengan gebrakan di mejanya.
Rana menoleh. Sedetik kemudian ia pun memejamkan matanya dan mengusap dadanya penuh kesabaran.
"Heh, lo berdua ya bener-bener. Kita remed Sosio bentaran doang langsung ditinggal ke Kantin."
Rana pun kembali membuka matanya dengan tatapan mematikan.
"Ampun ndoro! Gue yang salah, gue."
[pause]
Ini Raja Pradipta.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
