Bagian 2.

182 40 392
                                    


Suasana malam ini lebih sejuk dari biasanya, entah mungkin hanya perasaan ku saja, atau memang begitu adanya. Terlebih jendela kamarku sedikit terbuka, sepertinya aku lupa menguncinya tadi.

Sudah menjadi kebiasaan jika terbangun dari tidur, hal pertama yang aku lakukan adalah melihat ponsel. Dan aku pun melakukan hal itu sekarang. Membuka beberapa pesan yang belum sempat terbaca. Ada satu pesan yang membuatku ingin segera melihatnya, itu dari Taehyung. Si pria konyol yang tiga hari ini menjadi teman dadakanku.

Sungguh, kelakuan aneh pria itu sering membuatku geleng-geleng kepala. Karena apa yang ia tunjukan dilayar kaca dengan realitanya begitu berbeda. Dalam acara tv yang aku tonton, ia adalah sosok penyanyi kharismatik yang begitu dingin namun juga lembut, pria santun meskipun jarang berbicara didepan khalayak. Namun berbanding terbalik dengan Kim Taehyung yang aku kenal selama tiga hari ini. Menurutku dia seorang pemuda yang sangat cerewet juga petakilan. Oh iya, omong-omong, aku melihat acara tv tersebut atas saran dirinya sendiri, sebab seperti yang aku katakan padanya jika aku tak mengenal seorang penyanyi terkenal yang bernama Vin—Kim Taehyung. Ia berdecak sebal saat aku berkata demikian, ia bilang seluruh warga Korea mengetahui siapa dia. Bahkan ia tersohor sampai negara luar. Tapi mohon maaf, aku memang tak tahu menahu tentang pria itu. Selera musikku jadul, aku menyukai sheila on7 dari negara asalku, terkadang aku juga jadi sobat ambyar. Musik-musik luar negri tak cocok denganku. Maka jangan heran jika aku tak mengenal seorang Vin yang terkenal seantero Korea itu. Mungkin juga ia lupa jika aku berasal dari Indonesia, padahal sejak awal berkenalan aku sudah mengatakannya. Dan jika mengenai aku yang lancar berbahasa Korea tentu saja karena aku belajar.

Baiklah, kembali lagi pada keadaanku ditengah malam yang dingin ini, yang membuka pesan dari Taehyung terlebih dahulu mengabaikan pesan lain. Kenapa tadi aku mengatakan jika ia pria aneh, sebab dijam satu malam ini ia mengirimkan aku fotonya sendiri tengah memakan es krim coklat dengan toping kripik kentang. Ia juga menuliskan jika ia akan memakan tiga kotak es krim sekaligus malam ini agar esok hari tenggorokannya serak dan ia pun mangkir dari latihan vokalnya.

Aku terkekeh, ku balas saja pesannya dengan menyuruh nya menambahkan saus sambal pada es krim tersebut agar bukan hanya serak yang ia dapat tapi juga perut mulas. Ada-ada saja kan kelakuannya.

Sebenarnya ia ingin mangkir dari jadwal latihan vokalnya setelah tahu jika esok hari aku libur kerja dan ia ingin mengajakku untuk kembali bertemu. Aku memang mendapat jatah libur satu hari dalam seminggu di hari biasa. Karena setiap akhir pekan tidak boleh ada pegawai yang libur termasuk pekerja paruh waktu sepertiku. Weekend pengunjung sangat ramai.

Hanya dalam hitungan detik aku kembali mendapat pesan balasan. Ia bilang tak suka makanan pedas jadi ia mengganti saus sambal dengan saus tartar sebagai toping tambahan es krim coklatnya. Ia pun kembali memberikan foto makanan beracun tersebut padaku. Aku pun tak tahan untuk tidak terpingkal atas kelakuannya, karena difoto tersebut ia pun terlihat dengan hidung mengkerut dan lidah yang terjulur kedepan. Sedikit banyak mirip dengan Yeontan.

***

Pagi ini aku memulai hari dengan mencuci pakaian serta bebenah rumah, eh kosan atau apalah namanya, terserah. Setelah semalaman bertukar pesan dengan Taehyung aku hampir saja bangun terlambat. Padahal hari ini aku akan pergi ke perpustakaan kota untuk meminjam beberapa buku pelajaran. Setelah selesai dengan segala macam pekerjaan rumah dan mandi tentunya, aku pun bergegas pergi ke perpustakaan kota menggunakan bus.

Di halte kedua aku melihat seorang pria menaiki bus yang ku tumpangi, memakai baju serba hitam dengan rambut pink yang menyala, begitu kontras dengan warna pakaiannya.

Caramel LatteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang