→ pada akhirnya, tidak bisa melakukannya

191 26 0
                                    

Jika Namjoon dalam keadaan baik dan kondisi hatinya senang, dia akan menikmati ini. Ketika duduk di sofa yang diperuntukkan untuk satu orang dan orang yang ada di depannya terus mencoba melepas jaketnya, lalu berakhir melepas ikat pinggangnya hingga kemungkinan setelah ini Namjoon akan memulai semuanya.

Namjoon hanya diam dan membiarkan orang yang di depannya melakukan sesukanya karena memikirkan satu masalah. Membuatnya tiba-tiba merasa harus meminta maaf karena telah mengatakan hal kasar kepada Seokjin dan karena tidak mau mendengarkan ceritanya hingga akhir.

Hanya saja, Namjoon bukanlah orang yang bisa mendengarkan cerita orang lain. Ia enggan untuk mendengarkan orang lain bercerita karena dirinya tidak pernah bercerita tentang hidupnya kepada orang lain, apalagi kepada neneknya.

Baginya, mendengarkan orang lain menceritakan masalah hidupnya membuang waktunya.

Mungkin lebih baik Namjoon mengantarkan Seokjin ke psikiater untuk menceritakan masalah hidupnya daripada mencoba bercerita kepada Namjoon. Membuatnya tertawa mengejek, karena bisa-bisa ia menciptakan orang gila karena membawa Seokjin ke psikiater tanpa alasan yang jelas.

"Hyung, kenapa tertawa?" tanya lelaki yang ada di dekapannya, membuat Namjoon langsung mendorongnya menjauh dan berdiri. Tidak mempedulikan panggilan lelaki itu dan Namjoon masuk ke kamar mandi.

Setelah berada di dalam kamar mandi, Namjoon tertawa seperti orang gila. Padahal lelaki itu tidak sedang berusaha menghiburnya, tetapi semuanya terlalu lucu baginya. Melepaskan pakaiannya dan masuk ke dalam bilik shower untuk mengguyur dirinya dengan air dingin. Ia sedang membayangkan wajah Seokjin, padahal di sana hanya ada wajah bersedih lelaki itu.

Namjoon menyambar handuknya, keluar dari bilik kamar mandi dengan tergesa-gesa dan mengeringkan badannya. Saat sudah berpakaian lengkap dan baru akan membuka pintu kamar mandi, ia mendengar suara lelaki yang tengah bersamanya.

"Hyung masih ada di dalam kamar mandi, ada pesan? Aku akan menyampaikannya kepada hyung ... oh dari Kim Seokjin?"

Namjoon langsung membuka pintu kamar mandi dengan tergesa dan menuju lelaki yang tengah duduk di sofa. Menjambak rambutnya yang membuat lelaki yang entah siapa namanya itu merintih kesakitan, tetapi Namjoon tidak peduli.

"Apa yang kau lakukan?"

"H-hyung...."

"Apa yang kau katakan kepadanya?!"

Namun, lelaki itu tidak segera menjawab dan Namjoon melihat matanya berkaca-kaca. Ia melepaskannya bukan karena kasihan, tetapi lelaki itu memutuskan tidak mengatakan apa pun yang membuatnya kesal.

"H-hyung ... apa yang terjadi?"

"Apa yang terjadi katamu?!" Namjoon mendengkus dan menatap tajam lelaki itu. "Apa yang dia katakan kepadamu?"

"Dia bilang hanya ingin mendengar suaramu dan ingin tahu hyung ada di mana. Aku bilang kalau hyung di hotel bersamaku."

Namjoon langsung menyambar jaketnya dan menggelengkan kepalanya. Dari awal Namjoon tidak suka dengan kondisinya sekarang, tetapi ia mencoba bertahan karena tidak ingin melihat Seokjin malam ini. Namun, ia tidak memikirkan resiko yang terjadi jika tidur dengan orang lain dan tidak pulang.

Apalagi ... sampai Seokjin mengatakan apa yang telah terjadi di antara mereka pada neneknya, tamatlah riwayat Namjoon.

Katastrofe | Namjin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang