Part 13. Instant Noodle
Akira melirik jam di pergelangan tangannya. Tepat tengah malam.
Biasanya, ini belum waktunya pulang. Dalam hidup yang dipenuhi misi dan bayangan, malam adalah awal dari segalanya. Tapi hari ini... terasa berbeda. Tubuhnya seolah menarik alarm sendiri—lelah. Terlalu lelah.
Mencari jejak Czar Zarkov saja sudah seperti memburu hantu. Ditambah tugas tambahan: mengawasi Alejandro, yang tingkahnya semakin mencurigakan akhir-akhir ini.
Ia memutar leher ke kiri dan ke kanan, suara halus sendi yang bergeser terdengar saat ia mencoba meredakan ketegangan ototnya. Tadi ia menghabiskan waktu berjam-jam di ruang pengawasan rahasia, menatap ratusan layar kecil dari kamera tersembunyi, memindai gerakan-gerakan kecil yang mungkin bermakna... atau tidak.
Mobilnya meluncur perlahan memasuki basement apartemen mewah tempat tinggalnya. Sensor otomatis langsung mengenali plat nomor dan membuka palang parkir, mengarahkan mobil ke slot pribadi miliknya. Setiap penghuni di sini memang mendapat dua slot parkir tetap—dan sistemnya sangat ketat. Salah satu mobil asing yang nekat parkir sembarangan di slot milik Akira, pasti akan langsung memicu alarm. Dia suka sistem seperti itu. Rapi. Tertib. Terduga.
Begitu sampai di depan pintu unit apartemennya, Akira menempelkan kartu akses, dan pintu terbuka dengan suara klik halus.
Semua geraknya seperti terekam otomatis di tubuhnya—rutinitas tanpa jeda. Sepatu dilepas dan disusun rapi di rak kayu minimalis. Sandal rumah biru tua dikenakan. Kunci mobil diletakkan di atas rak kecil khusus untuk semua kunci dan kartu akses. Jas kerja disampirkan di lengan kursi seperti biasa. Tak satu pun gerakan yang berubah dari malam sebelumnya.
Ia berjalan menuju ruang tengah. Tanpa menyalakan TV, tanpa mengecek ponsel, Akira langsung menjatuhkan diri di sofa panjang berwarna abu gelap. Kepalanya disandarkan di sandaran, mata tertutup.
Sunyi.
Hanya desiran halus AC dan detak jam dinding digital yang terdengar. Sejenak, dunia terasa jauh... dan tidak penting. Tapi Akira tahu—ketenangan ini hanya selubung. Di baliknya, masih ada misteri besar yang belum terkuak. Dan namanya adalah: Czar Zarkov.
Hanya saja—entah karena tubuhnya benar-benar lelah, atau karena ia terlalu mempercayai tembok rumah ini sebagai perlindungan terakhir—Akira tanpa sadar mulai mengendurkan kewaspadaannya. Ia tak menyadari bahwa di balik ketenangan malam, ada sepasang mata yang mengawasinya dalam diam.
Mata itu hijau jernih. Mengintip dari balik temaram dapur, tersembunyi di antara bayangan rak dan lemari es. Mata yang seolah ragu—takut sekaligus penasaran. Pemiliknya berdiri tanpa suara, seperti sedang menimbang... maju atau mundur.
Sementara itu, di ruang tengah, Akira masih duduk di sofa. Matanya terpejam, tapi telinganya tidak benar-benar tertutup dari dunia.
Tring.
Sebuah bunyi kecil, seperti sendok bergesekan dengan gelas kaca, terdengar dari arah dapur. Sangat pelan. Tapi cukup untuk membuat bulu kuduk Akira berdiri.
Ia membuka mata dalam sekejap.
Tubuhnya tetap tenang. Wajahnya tetap datar. Tapi otaknya mulai bekerja cepat. Perlahan, Akira bangkit dari duduknya. Gerakannya nyaris tanpa suara, hampir menyatu dengan gelap ruangan.
Langkahnya ia arahkan ke dapur. Napasnya ditahan. Ia sudah hafal setiap sudut rumah ini, setiap kayu yang bisa berderit, setiap sudut buta kamera pengaman.
Ketika ia mendekati ambang dapur, ia menyentuh sakelar lampu—tapi tidak langsung menyalakannya. Ia memilih menunggu. Hening.
Kemudian...

KAMU SEDANG MEMBACA
SWEETHEART OF THE AIDE
Mystery / ThrillerDi dunia gelap yang dipenuhi intrik, eksperimen manusia, dan perang bayangan antar organisasi rahasia, Anastasia-seorang gadis tanpa masa lalu-bangkit dari reruntuhan ingatan yang hilang. Diselamatkan oleh Akira Toda, seorang mantan gangster elite y...