DATE

6.9K 495 53
                                    

Aku mengecek ponsel untuk melihat apakah dia sudah membalas pesan, tapi sayangnya tidak ada pemberitahuan sama sekali.

Menghela nafas, lalu aku melirik jam tangan sederhana yang diberikan olehnya sebagai hadiah kecil dan mendengkus saat melihat waktu yang terbuang percuma. Ternyata sudah 30 menit aku menunggu.

'Dasar tiang idiot!'

Karena sudah tidak tahan, aku bersiap untuk pergi dan menunggu ditempat lain. Tapi suara lonceng di pintu cafe berbunyi, membuatku menoleh kearah pintu. Dan aku melihat ada seorang pelanggan yang masuk dan kali ini si pelanggan menjadi pusat perhatian bagi pengunjung cafe.

Si pelanggan itu adalah pacarku, dia memakai baju kasual dan terlihat seperti remaja SMA, padahal aslinya sudah berumur hampir 30 tahun. Dan siapa yang tidak kesal dengan tatapan kagum sekaligus memuja serta suara bisik-bisik yang membuat siapa saja merasa muak.

Terutama dari perempuan lain!

Hey! Apakah kalian tidak lihat kalau dia sudah mempunyai pacar?

Dengan perasaan cemburu, aku pun mengangkat tangan untuk memberitahukan padanya dimana posisiku berada.

Sementara dia masih menoleh kesana-kemari karena sibuk mencariku, pada akhirnya aku berdiri dan menghampirinya dengan kaki yang dihentak-hentakkan.

Tanpa basa-basi, aku langsung protes padanya setelah berada dihadapannya dengan kepala yang mendongak karena perbedaan tinggi badan.

"Kamu terlambat! Aku sudah menunggu lama disini tahu! Bisa tidak sih untuk datang tepat waktu?!"

"Hey, aku hanya datang terlambat 30 menit."

Aku terus saja memarahinya tanpa henti sembari menuntunnya ke tempat duduk yang aku tempati tadi. Sementara itu, sepasang mata dibalik kacamata bulat berwarna hitam hanya memperhatikanku seorang. Seakan dunia hanya milik kalian berdua, lalu bibirnya terhias senyuman tipis yang tidak aku sadari.

"Kamu dengar tidak?" Aku sedikit berteriak karena melihat pacarku seperti sedang melamunkan sesuatu. "Pasti kamu tidak mendengarkan lagi, huh! Aku jadi heran kenapa kamu bisa menjadi guru disalah satu sekolah elite di Tokyo, apa mungkin kamu menyogok sekolah dengan uang!?"

"Mana mungkin, aku ini hebat! Semua petinggi dan muridku bahkan mengakuinya, kenapa kamu tidak mempercayai pacarmu ini?" Setelah berkata dengan penuh kepercayaan diri, lalu tangannya mengacak-acak rambutku yang sudah aku styling dengan susah payah tanpa rasa bersalah. Tapi aku segera menepisnya karena kekesalanku semakin bertambah.

"Jangan sentuh rambutku!"

Dia hanya tertawa kecil melihat bagaimana aku selalu meributkan sesuatu hal yang sepele, momen itu terhenti ketika seorang pelayan datang membawa pesanan. Aku yang merasa tidak memesan pun memberi ekspresi tanda tanya dan diangguki oleh pacarku.

"Kamu pasti belum makan, sebelumnya aku sudah memesan ini untuk kita makan berdua." Wajahku sempat memanas karena merasa tersentuh dengan cara bagaimana pacarku begitu sangat peduli dan perhatian, tapi itu semua lenyap ketika mendengarkan kata-kata yang keluar selanjutnya. "Kebetulan ada diskon untuk paket pasangan. Jadi aku bisa menghemat uangku."

Aku menepuk dahinya dengan penuh tenaga- sudah merasa lelah dengan semua tingkah lakunya, tapi tetap saja tidak menutupi fakta kalau aku sangat lemah dan mudah terperdaya dengan sesuatu hal yang dilakukannya, tapi aku sama sekali tidak mempersalahkannya.

Suasana hening tercipta, tapi dia memecahkan keheningan tersebut.

"Seharian ini kamu mau kemana? Sampai harus aku temani..."

Dengan penasaran, dia bertanya setelah menghabiskan waffle ice cream vanilla-nya.

Aku tidak menjawabnya, tapi malah menyeringai. Membuatnya mengernyitkan dahi.

BOYFRIEND [GOJO SATORU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang