Part 1 - Beginning

216 6 3
                                    

Nama gue Alethea Geneva Bintari. Temen-temen biasa manggil gue Al atau Thea atau Ale-ale atau Alie dan bahkan.. Thethe.... Yah. Kedengarannya ambigu sih ya. Gue anak kedua dari dua bersaudara. Gue punya kakak cowok, namanya Leonardo Febian Mahesa a.k.a Kak Bian. Iya, gue dari keluarga Mahesa. Yang katanya sih.. kaya. Tapikan itu katanya.

Gue manja. Terlalu feminim. Oh ayolah, gue cewek dan itu wajar. Tapi katanya, gue kalo marah nyeremin. Sekali lagi itu katanya. Ya walaupun gitu, gue ini baper banget. Mellow gimana gitu. Jijik ya. Gue.. jomblo. Ah. Yaudah sih. Btw, udah ya kenalannya, gue kudu sekolah.

"Woy Ale-ale! Turun buruan telat nih!", teriak Kak Bian.

"Brisik lo bawel iya ini turun".

Kak Bian memandangiku dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Lu mau sekolah apa mau pesta sih?!"

"Emang apa yang salah?"

Aku memperhatikan penampilanku sendiri. Rambut gue asli badai ya gimana, baju sekolah bener, sepatu.. warna pink sih, lipgloss juga kayaknya nggak mencolok banget.

"Lah pantes Adrian mutusin lo, mana betah dia pacaran sama ondel-ondel". Sumpah ini jlebb.

"Apaan sih!"

"Itu lipstik kayak emak-emak mau kondangan. Apus!", perintah Kak Bian sambil menyodorkan tisu. Dan dengan berat hati aku menghapusnya.

"Ini lipgloss tauk!"

"Bomat. Itu juga ngapain pipinya diwarnain hah?". Hening.

"Pipi gue emang merah woy! Buruan ah ribet", aku memasuki mobilnya dan mengoleskan lipbalm dibibirku.

---

"Oke, dadah, hati-hati belajar yang bener jangan galau mulu, bye adekku sayang", kata Kak Bian sambil berlalu.

Aku memasuki kelasku. IPS XI-II. Iya gue anak IPS ya awalnya gue mau masuk kelas Bahasa tapi gue lebih cocok IPS sih yaudah.

"Tumben pagian", kata Tasha.

"Gue telat salah, pagi salah"

"Yee nggak gitu"

"Bentar.. tumben.. pake lipbalm doang lo?". Aku mengangguk.

"Mau berubah biar Adrian balik lagi ke lo?"

"Anjrit. Disuruh Kak Bian ngapus lipgloss, ngapain juga balikan sama dia". Serius, ini bohong.

"Alah boong banget deh"

"Apaan sih"

Dan, disaat lagi mau flashback ada makhluk astral dateng.

"Pagi Al", sapanya.

"Hm", tanggapku.

"Udah liat kedepan? Adrian lagi sama Fanya tuh". Ah elah, ngerusak mood banget.

"Terus?"

"Ayolah jangan sok pura-pura gitu, I feel you". Jijik tai jijik.

"Sorry ya Nad, Al-nya udah nggak suka sama Adrian", kata Tasha.

"Oh ya?"

"Ya. Kenapa? Jangan-jangan lo lagi yang masih ada rasa. Kan dari dulu lo ngincer Adrian nggak dapet-dapet". Sukurin lo gue bales.

Nada pergi dengan tatapan sinisnya.

"Pagi-pagi bikin badmood aja dia"

"Sabar Al, sabar"

---

Entah kesurupan apaan, gue beneran keluar kelas. Dan, damn. Perih men! Fanya ketawa-ketawa sok unyu gitu pas Adrian nyubit pipinya. Itu dulu gue woy!!

EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang