Part 4

112 6 0
                                    

Author's POV

Karel menyusul Al memasuki kelas. Ya, kebetulan tahun ini mereka sekelas. Sebenarnya sih tahun lalu juga, namun pada semester kedua terjadi rolling kelas. Al digabungkan kedalam kelas yang berisi anak-anak yang cara belajarnya sama dengan dia. Namun kebijakan sekolah mengharuskan semua anak dengan cara belajar apapun akan dijadikan satu. Emang bikin pusing. Gue yang nulis aja pusing #eh?!

Selama pelajaran berlangsung, seperti biasa, Karel Cuma bisa ngeliatin Al dari jauh. Nggak jauh jauh amat sih. Empat bangku dibelakang Al. Iya, Al hobi duduk depan sedangkan Karel? Ngumpet dibelakang, kadang malah tidur.... Sewaktu kelas 10, Al dan Adrian selalu duduk bersebelahan. Ya gitu deh nasib Karel, broken hearted. Dan kayaknya emang dasarnya Al baper tapi nggak peka, dia nggak tau Karel dari dulu diem-diem naksir dia. Adrian? Jelas tau lah. Makanya dulu Adrian paling nggak suka kalau Karel deket-deketin Al.

"Oke, kita bagi kelompok saja. Dua-dua ..."

"Sha, gua sama lo ya...", kata Al ditengah-tengah ucapan Miss Rini.

"Pasangan cewek-cowok...", lanjut Miss Rini.

"Ah, shit..", umpat Al.

"Lo kan bisa sama Karel, Al", saran Tasha. Al membulatkan matanya, menatap Tasha tajam.

"Hehe, ampun buk ampun... trus mau sama siapa lagi? Lo kan lagi deket sama Ka...", Al membekap mulut Tasha. Tasha hanya diam dan kembali mencatat tugas kelompoknya.

"Al, sama gue yuk?", ajak Karel.

Al mendongak ke arah Karel, lalu berbalik badan menatap Tasha yang sedang menahan ketawa.

"Yaudah deh, daripada gue jomblo kek nih anak sebelah gue kan ya...", bales Al sambil tersenyum penuh kemenangan.

Tasha mengumpat tanpa suara disertai dengan tatapan kesalnya. Al melengos pergi menuju tempat kosong yang bisa ditempatinya dan Karel.

"Oke, jadi... tugasnya adalah..."

"Eh, eh tunggu", cegah Karel.

"What?"

"Maaf soal tadi...", Al hanya mengangkat bahu dan membuka buku sejarahnya.

"Alamak, mampus aku nggak mudeng sejarah ini...", kata Al sambil menepuk jidatnya.

"Lo ngerti nggak Rel?", tanya Al.

"Lu yang lebih pinter dari gua aja nggak mudeng, apalagi gua coba..."

Al menatap Karel frustasi. Ingatannya kembali pada saat dia mengerjakan tugas bersama dengan Adrian.

---
'Duh elah, nggak ngerti gua sejarah beginian...', rutuk Al.

'Yang mana yang nggak ngerti?', tanya Adrian.

'Semuanya...'

Adrian menatap Al gemas, 'tinggal dibaca terus dihafalin aja Lie'. -Lie: Panggilan Adrian untuk Al-

'Kaga ngarti ah bodo', kata Al sambil menutup bukunya. Al menempelkan dagunya pada meja tanda frustasi.

'Ayo ah belajar', kata Adrian. Tangan Adrian mengangkat dagu Al.

Dengan sabar Adrian menjelaskan materi yang Al tidak mengerti. Al hanya mengangguk, padahal sih tetep nggak ngerti.

---

"HOY!"

"HAH?!?!"

Lamunan Al buyar setelah mendengar teriakan Karel.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang