Sore, Dears! ^^
Hara hadir lagi. Seperti bab 21,bab 24 ini Hara bagi jadi 2 bagian. Terlalu panjang soalnya. Belum selesai ketik juga separuhnya. Tapi, biar update hari ini, Hara publish dulu separuh bagiannya.
Ramaikan dong ceritanya Aira biar Hara update terus. Share cerita ini ke teman-teman kalian, ya!
Jangan lupa vote sebelum baca,
Dan komentar di akhir cerita.Viewers dan vote-nya jomplang banget. Ada waktunya Hara mogok update dan nungguin vote kalian aja di bab-bab sebelumnya, ya ...
Atau Hara balik targetin aja kayak COFFEE BREAK dulu? Whuahahaha!
So, here we are ...
Happy reading!
***
Aira tak bisa tidur. Berkali-kali dia menjemput kantuk dengan melakukan banyak hal, mulai dari menghitung domba, mendengarkan lagu pengantar tidur lewat ponsel, bahkan mematikan lampu kamar dan lampu tidur. Saking putus asanya dia untuk terlelap, akhirnya dia duduk bersandar di kepala ranjang.
Jarum jam terus berputar dan berdetak tanpa mau mengalah. Lihat, sekarang saja jarum pendeknya sudah menunjuk angka satu. Padahal terakhir Aira melihat, jarum itu masih bertengger di angka sepuluh. Tiga jam terlewat hanya untuk berguling tak tentu.
Aira menghela napas panjang. Mungkin karena banyaknya pikiran yang menghantam otak kecilnya seharian ini, membuat insomnia-nya datang. Biasanya, dia akan menelepon Ardi sampai dia terbawa ke alam mimpi. Sayang, untuk kali ini dia tidak melalukan hal yang biasa itu.
Aira sudah lebih dulu pamit untuk tidur sejam jam sembilan lalu. Tidak ada yang berubah. Dia masih bersikap hangat seperti biasa seakan-akan tak terjadi apa pun. Ardi sendiri sepertinya tak menaruh curiga karena masih menghubungi Aira seintens hari-hari sebelumnya.
Digamitnya ponsel di atas nakas. Saat layarnya menyala, terpampanglah foto mesranya bersama Ardi ketika mereka menghadiri pernikahan Kissy setahun lalu. Dalam foto itu, Ardi menggunakan setelan serba hitam. Kemeja hitam dan celana kain hitam. Pria itu cuma menyematkan sebuah udeng batik di atas kepala yang serupa dengan bawahan batik Aira. Sementara Aira sendiri menggunakan kebaya modern putih yang menonjolkan sebelah bahunya. Keduanya tersenyum lebar ke arah kamera. Ardi yang merangkul mesra pinggangnya, sedangkan Aira menyentuh dada Ardi dengan tangan kirinya.
Kedua sudut bibir Aira terangkat naik. Perasaannya membuncah setiap memandangi foto yang menjadi wallpaper ponselnya itu. Bagi Aira, foto itu menjadi salah satu bukti dalam sejarah terpenting hidupnya. Bagaimana tidak, usai menghadiri pesta pernikahan Kissy, Ardi malah membawa Aira makan malam romantis dan berakhir melamarnya. Sungguh, Aira seolah-olah menjadi wanita beruntung kala itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOO LATE TO FORGIVE YOU | ✔ | FIN
RomanceAira pernah terpuruk. Cintanya yang terlalu besar pada Evan pernah membuatnya gila ketika pria itu memilih meninggalkannya demi menikahi wanita lain. Dalam masa kelam itu, Aira tidak menemukan sebuh kewarasan selain mati untuk mengakhiri rasa sakit...