(4) Why should it be him

22 6 12
                                    

Setelah sampai di depan ruangan Bu Irene, Sungchan pun langsung masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Bu Irene yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya dan berusaha bersikap sabar menghadapi anak didiknya.

“Kamu itu bisa sopan sedikit tidak Sungchan, bukannya ketuk pintu dulu malah main nyelonong aja.” ucap Bu Irene.

“Kelamaan Bu kalau ngetuk pintu dulu.” jawabnya santai.

“Ck kamu ini, sini duduk Ibu mau bicara sama kamu,” suruh Irene.

“Itu Ibu dari tadi udah bicara sama saya Bu.”

“Kamu itu ngelawan terus sama Guru, sudah sini duduk diam.”

“iya-iya Bu siap,” Sungchan pun duduk dikursi yang ada dihadapan Bu Irene.

“Nah ada apa gerangan Ibu memanggil saya, oh saya tau Ibu pasti kangen kan sama saya karena saya jarang masuk pelajaran Ibu.”

“Kamu itu mau saya hih! Ibu sudah sabar ya sama kamu Sungchan. Ibu mau ngomong serius sam-“ ucapan Bu Irene terpotong.

“Jangan serius-serius Bu. Saya belum siap kalau disuruh ngelamar Ibu, lagian ibu serem banget sih suka sama saya Ibu Pedofil ya.” cerocos Sungchan menerobos ucapan Bu Irene.

Irene yang sudah tidak bisa menahan amarahnya akhirnya menyentak Sungchan. “JANGAN BECANDA SUNGCHAN!” ucap Irene lalu mengelus dadanya.

“Hehe iya maaf Bu jangan marah-marah” ucapnya masih bisa menyengir.

“Hahhh” helanya.

“Jadi Ibu manggil kamu kesini cuma mau bilang, kamu akan Ibu Les kan dengan temen seangkatan kamu.”

“Hah! kenapa Bu, apa salah saya?”

“KENAPA? KAMU TANYA KENAPA? Kamu nggak lihat nilai kamu nambah kesini bukan nambah baik tapi malah nambah ancur Sungchan. Tuh kan Ibu jadi emosi gara-gara kamu, bikin Ibu darah tinggi aja untung Ibu orangnya sabar.” Cerocos Irene.

“Sabar apaan marah-marah kaya gitu disebut sabar,” cicitnya kecil agar tidak terdengar oleh Irene.

“Tunggu sebentar Ibu bakal kenalin kamu sama orang yang bakal jadi tutor kamu, dia lagi jalan kesini” sambungnya pada Sungchan.

“Tapi bu-“

“Udah jangan ngebantah ini juga buat kebaikan kamu supaya lulus dari sekolah ini. Kamu itu udah kelas 12 belas sepatutnya sudah bisa mengubah perilaku kamu, bukannya nambah bener ini malah makin edan.” peringat Irene

“iya Bu, iya” pasrahnya.

Tidak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu

Tok...Tok...Tok

“Masuk” ucap bu Irene.

Ceklek

“Ibu manggil saya?” tanya seorang perempuan itu.

“Iya, sini Felli kamu duduk disamping Sungchan”

Sungchan yang mendengar nama Felli seketika melihat kearahnya dan melotot

“LO!” ucap keduanya bebarengan.

“Bu jangan bercanda, mana mau saya diajarin sama Cewek aneh kaya dia.” ucap Sungchan tak terima

“Yang sopan dikit sama temen kamu Sungchan dan kamu Felli silahkan duduk,”

“A-ah iya Bu,” Felli pun duduk disamping Sungchan.

“Jadi gini Felli. Ibu manggil kamu kesini mau minta tolong sama kamu, tolong jadi Guru privatnya sungchan selama 2 bulan, karena jujur saja Ibu dan Guru-guru disini sudah pasrah harus mengajari Sungchan bagaimana lagi. Jadi mau kan kamu menolong Ibu.” pinta Irene pada nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cool Boy ~ [ Taeyong ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang