🌻11🌻

5.4K 712 277
                                    

Dah lah katanya gak boleh pelit jadi orang, nih triple up😂😂😂Lagian masih banyak chapter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dah lah katanya gak boleh pelit jadi orang, nih triple up
😂😂😂
Lagian masih banyak chapter

Please vote

Jangan pelit vote dong, bikin penulis sedih aja

🌻🌻

Selepas menenangkan diri dan rasa mabuk hilang sepenuhnya, Jeno memperbaiki posisi Jisung yang tertidur pulas di sisinya. Setelah menyelimuti buah hatinya Jeno pun beranjak meninggalkan kamar dan menutup pintu sepelan mungkin. Kaki jenjangnya melangkah keluar dari rumah melalui pintu belakang. Diraihnya troli berisi bola basket lalu Jeno menuju ke lapangan basket di belakang rumah.

Kebiasaan yang ia lakukan saat sedang merasa sesak, sedih atau frustasi. Jeno mulai memainkan bola basket di tangannya, dengan lihai ia mendribble bola lantas memasukkan bola ke ring, melakukan beberapa kali lay up dan melakukan slam dunk. Hingga beberapa saat kemudian Jeno membaringkan dirinya sembari menetralkan deru nafasnya yang memburu. Dadanya naik turun sembari memandang ke angkasa bertabur berlian. Semilir angin musim panas menerpa tubuh jangkungnya.

Pikirannya mengembara pada satu - satunya hal yang ia sesali selama bertahun - tahun. Bahwa Jeno tak jujur pada perasaannya sendiri. Jika dari awal dia membiarkan perasaannya ini tumbuh dan menganggapnya lumrah mungkin kisah itu akan berbeda. Alih - alih menganggap perasaan cinta itu sesuatu yang suci dan indah. Jeno seakan mati - matian membunuh cintanya sendiri. Hingga dirinya tak sadar telah memasuki kegelapan terlalu dalam. Menganggap semua itu menjijikkan dan rasa yang harus ia kubur dalam.

Jika saja saat itu Jeno menyadari dirinya telah jatuh cinta pada sosok malaikat bernama Na Jaemin dan mengatakannya dengan lantang serta menikmati setiap saat dirinya berdebar untuk Jaemin, ia tak akan menjadi monster yang menghancurkan hidup dua malaikat yang ia cintai itu. Sebenarnya Jeno tahu dirinya telah merasakan getaran pada Jaemin tapi dia sangsi untuk mengenggam tangan hangat pemuda Na itu. Jika dipikir - pikir entah sejak kapan dirinya mulai menganggap keberadaan Jaemin sesuatu yang menghangatkannya. Pastilah saat itu.

🌻

Summer. Tujuh tahun yang lalu.

Jeno melangkahkan kakinya memasuki kawasan sekolah saat pagi - pagi buta hari itu. Lee Jeno yang tak pernah bangun sangat pagi terpaksa harus cepat - cepat ke sekolah demi mengambil sepatu basketnya yang tertinggal di lapangan indoor sekolah. Akan ada latihan pagi itu, maka Jeno berpikir untuk mengambilnya lalu pergi ke ruang basket menunggu yang lainnya. Namun langkahnya berhenti saat melihat satu figur yang berjalan pelan di depannya memasuki sekolah.

Jeno melangkah sepelan mungkin agar sosok itu tak berbalik atau melihatnya. Jeno mengerutkan alis, berpikir apakah itu benar - benar Jaemin. Belakangan ini, Jeno memang jarang bertemu pemuda itu ketimbang dulu, mungkin karena berita dirinya berpacaran dengan Siyeon telah menyebar ke seluruh sekolah dan Jaemin tahu. Rencananya menjauhkan Jaemin darinya cukup efektif ternyata, dengan memacari Siyeon terbukti Jaemin terhempas dari sisinya.

Love Again | Nomin 🍁✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang