SAKIT_01

3.5K 225 9
                                    

Daun itu jatuh. Tanpa dia minta. walaupun jatuhnya hanya diabaikan, diinjak. Tapi dia tetap senang.

-Sahanash Safitri Suparman-









بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ



PERATURAN MEMBACA :

1. Jangan sedih. Harus bahagia ya.

2. Kalo lagi sakit. Jangan dipaksain main hp, istirahat dan minum obat ya.

3. Jangan tinggalin sholat karena bacaan ini ya!! Bukan aku yang marah. Tapi Allah.

4. Jadikan Al- Qur'an sebagai bacaan yang paling utama.

_____🦋_____



Bercerita lewat tulisan, adalah tempat cerita paling aman.

Nas🦋✨


RASA SAKIT MENGAJARKAN BANYAK HAL.

S A K I T .


Selamat membaca!

***

Hari ini awan begitu indah, liar angin begitu menusuk ke pori-pori kulit. Dingin.

Air mataku sudah kering. Aku lelah.

Aku manusia biasa. Aku butuh pelukan yang hangat. Penyemangat.

Semua orang menjauh. Aku lihat mereka tersenyum dengan merekah.

Sambil melangkah hilang dari pandangan.

Sedangkan aku tertatih.

Rasa sakit ini sungguh sakit.

Aku tau, tidak hanya aku. Tapi aku takut aku tak mampu.

S  a k i t ~

***

Ketika pagi ada dua hal yang harus aku pilih. Bangun untuk mewujudkan mimpi atau kembali tidur untuk melanjutkan mimpi yang pastinya hanya mimpi. Hanya.

Dunia itu jahat!!

Nyatanya bukan dunia yang jahat. Tapi manusia-manusianya.

Benarkan?

Aku terus melangkah menuruni anak tangga satu persatu. Aku benci keadaan begini.

Sunyi. Sepi. Aku kesepian.

Di rumah yang aku sebut, apakah benar ini rumah?

Orang tuaku mereka manusia ambisius. Bisnis adalah hal yang paling mereka utamakan.

Aku tidak munafik aku butuh uang. Tapi kasih sayang apa bisa dibeli dengan uang?

"Eh Neng. Ini sarapan nya.. aduh ayo atuh nanti kesiangan loh," Ucap seseorang yang begitu berarti dalam hidupku.

Dia Mbok Sri. Sejak kecil aku dirawat olehnya, rasa cinta ini tak main-main untuk sosok itu.

Hanya saja aku sedikit kecewa. Kini Mbok Sri tidak bisa tidur di rumahku. Pulang pergi karena anaknya sakit keras.

Harapanku satu-satunya untuk sekedar teman bicara pun di rumah ini tak ada.

"Siap Mbok makasih," balasku pada Mbok yang kini aku mengambil tote bag ditangannya.

Aku menyalami tangan Mbok Sri.

"Assalamualaikum Mbok," lanjut ucapku.

"Waalaikumussalam Neng. Semangat sekolahnya," balas Mbok Sri sambil tersenyum hangat kearah-ku.

Dan aku hanya mengangguk samar sambil membalas senyumannya.

"Pak Uto ayo Pak!" Ucapku sedikit berteriak pada supir pribadiku. Tapi dia lebih dari sekadar supir untukku.

"Aduh Neng maaf. Mobilnya mogok nih, kemarin ga sempet ke bengkel kayanya ada masalah sama mesinnya," ucap Pak Uto sambil mengutak-atik mesin mobil.

Aku tercengang. Bagaimana ini aku pastikan hari ini aku kesiangan.

"Eh- gapapa deh Pak. Aku naik Taxi aja. Aku duluan yaa Assalamualaikum," Yang kini siap berlari.

"Waalaikumussalam Neng. Maaf yaa sekali lagi."

***

"Tunggu!!" ucapku Pada Pak Asep Satpam disekolah ini yang terlihat ingin menutup gerbang sekolah.

"Pak! Aduh tadi itu macet. Sekali ini ya Pak?" Lanjut kataku.

"Kamu? Bukan kali ini doang ya kamu kesiangan. Yasudah cepat masuk," Balas Pak Asep yang mempersilahkan aku masuk.

Baru saja aku bernafas lega. Tapi di depanku sekarang terlihat anggota OSIS yang sedang mencari mangsa sepertiku.

"Kesiangan! Bersihkan perpustakaan."

"Tanpa penolakan dan alasan," lanjut ucapnya lagi tanpa memberikan aku kesempatan berbicara.

"Iya. Kejam banget sih," lirihku dengan pelan.

"Gue denger," ucapnya. Seseorang yang aku tau di Ketua OSIS. Rafa namanya. Kalau tidak salah.

Telinganya sangat begitu sensitif.

Pagi hari ini aku mendapatkan pelajaran.

Kesalahan (kesiangan) selalu ada hukuman.

Tapi ini bukan tentang kesiangan saja.

SAKITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang