03

134 2 0
                                    

Selamat membaca!💗

"Kalian ngapain?"

Anjing! Keluar sudah kata kata kasar seorang Adeline. Ia segera menarik tangannya dan beruntung itu berhasil.

Adel membereskan buku bukunya dan berdiri tegap menghadap kearah pacar Regan. "Maaf Lolita. Itu tadi cuma kesalahpahaman. Aku pergi dulu ya, Ada kelas." Adel segera pergi dari meja mencekam itu tanpa menoleh lagi kebelakang.

Tinggal lah Lolita dan Regan di meja itu. Lolita menatap nanar ke Regan yang dibalas oleh tatapan memelas oleh Regan.

"Bisa kamu jelasin Re?" Suara Lolita memecahkan keheningan diantara mereka.

"Maaf, tapi seperti yang kamu lihat itu tadi benar." Jawab Regan

"Kamu beneran selingkuh? Sekarang sama Adel?" Tanya Lolita frustasi.

"No. Aku cuma bantu dia kok. Seperti yang Adel bilang tadi itu cuma kesalahpahaman. Dia hampir jatuh tadi. Ya aku pegang aja tangannya. Percaya ya sayang. Jangan curigaan sama aku." Balas Regan

Lolita menghela nafas. Ia berusaha sabar. Mungkin benar ia tidak boleh terlalu curiga pada Regan. Ia tidak mau kehilangan laki laki itu.

"Percaya ya sayang?" Tanya Regan lagi. Lolita mengangguk dalam lalu memeluk Laki laki yang berstatus sebagai kekasihnya itu.

Regan membalas pelukan Lolita dan mengecup puncak kepala Lolita lama. Benar benar brengsek.

🌫️🌫️🌫️

Setelah berjalan cukup jauh dari perpustakaan fakultas, Adel memelankan langkah kaki nya.

Adel berhenti dan menyadarkan tubuhnya di pilar yang ada dibelakangnya. "Barusan itu aku kaya cewe murahan. Kayanya aku memang harus jaga jarak dari mereka berdua setelah ini." Usai bermonolog pada dirinya sendiri Adel melanjutkan langkah menuju kantin untuk bertemu sahabat sahabatnya.

"Hai." Sapa Adel sambil tersenyum.

"Del duduk deh cepet." Perintah Oliv. "Kamu pacaran sama si Regan?" Sambungnya

Deg

Adel benar benar terkejut dengan pertanyaan Oliv.

"Nggak aku nggak pacaran sama Regan kok." Jawab Adel.

"Oh bagus deh. Kamu tahu kan dia itu brengsek? Pacarnya banyak." Sahut Kanya.

Maura bergumam. "Dia memang ahli bikin baper. Intinya kamu jangan sampai baper aja sama dia."

Adel mengiyakan kata kata sahabatnya. Benar. Apalagi setelah merasakan kelakuan Regan terhadap dirinya, Adel semakin optimis untuk menjauhi Regan. Ia tentu tak mau terkena Masalah.

🌫️🌫️🌫️

Saat ini Maura dan Adel sedang berada di ruang sekretariat BEM. Pantia Pengurus Acara  kampus pekan depan sedang mengadakan rapat.

Ada sedikit miscommunication di rapat sebelumnya. Ada Pantia acara yang teledor karena kurang memperhatikan dan tidak bertanya bagian yang menurutnya kurang jelas.

"Kalian sebenarnya niat nggak sih?" Sentak Rafi, ketua pelaksana acara kampus pekan depan.

"Sudah, kak Raf. Nanti yang hubungi ke pengisi acara satunya biar aku aja." Kata Adel.

Rafi menyetujui saran Adel. "Okay Del. Tapi nggak mereka ini nggak bisa dibiarkan gitu aja."

Cukup lama Rafi mengomel kepada pantia yang teledor itu. Akhirnya semua panitia diperbolehkan pulang.

Adel pun begitu. Ia memilih pulang menggunakan transportasi umum.

🌫️🌫️🌫️

Keesokan harinya, setelah perkuliahan pagi Adel selesai. Ia segera mencari anggota band The growl.

Cukup lama berputar keliling Fakultas, termasuk ruang band. Akhirnya Adel bertemu dengan salah satu personil The growl.

"Kak, kak." Panggil Adel pada seorang laki laki yang ia yakini adalah personil The Growl.

Laki laki itu menoleh." Ya? "

"Saya Adel kak. Anggota BEM. Gini, apa kakak sudah tahu? Kalau band kakak diminta untuk mengisi acara kampus Minggu depan?" Tanya Adel setelah memperkenalkan diri.

"Sudah." Balas laki laki itu cepat.

Buset. Dingin banget ini cowok. Brrr. Batin Adel.

Adel tetap mempertahankan senyumannya meskipun sedikit merasa kikuk. " Nah. Kalau gitu band kakak bersedia kan? Nanti undangan sama yang lainnya nyusul. Soalnya kemarin ada kesalahan teknis." Jelasnya

"Iya."

Adel makin tersenyum lebar. " Oke, ini nomor saya kak. Nanti band kakak akan menampilkan apa bisa kasih tahu saya lewat chat. Makasih ya kak."

"Eh tunggu tunggu."

"Iya kak?"

"Sepertinya nanti pakai personil pengganti. Ya soalnya yang personil tetap ada acara." Jelas laki laki itu.

"Iya nggak apa apa kok kak. Itu jadi kesepakatan band kakak sendiri. Yang penting siap tampil." Balas Adel

"Oh, ya sudah."

Adel pun berjalan menjauh dari tempat itu. Ia harus segera ke kelas karena setelah ini ia masih harus berkuliah.

🌫️🌫️🌫️


Ceklek

Pintu ruang band terbuka. Menampilkan sosok laki laki tampan.

"Bro!" Sapa salah seorang yang berada di ruangan itu.

"Hmm" balasnya sambil mengangkat tangan.

"Sini Re. Kita bahas buat acara Minggu depan. Lo bisa kan?"

Setelah duduk dengan nyaman Regan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh salah seorang personil The Growl, Sano. "Bisa. Gue jadi vokalis kan?"

"Yoi lah." Balas Sano.

Pintu ruangan itu kembali terbuka.

"Sorry gue telat yah?" Ucap laki laki yang membuka pintu itu

"Eh Dric, nggak kok kita juga baru Dateng."

Aldric, gitaris The growl yang terkenal dingin memang sangat perfeksionis sehingga ia merasa telat sebentar saja adalah sebuah kesalahan.

"Lo emang dari mana Dric? Tumben banget telat." Ucap Andre, leader sekaligus pianis The Growl.

"Tadi di jalan ketemu sama anak BEM. Namanya Adel. Dia yang ngurusin pengisi acara kayaknya." Jelas Aldric.

"Wihh, Adel? Itu cewek yang cuek cuek judes itu kan?" Bukannya menanggapi tentang acara kampus, Andre malah menanyakan hal lain.

Aldric menghentikan petikan pada gitarnya. Ia terlihat berpikir sejenak. "Nggak kok anaknya ramah. Lumayan cantik juga."

Mendengar nama Adel di sebut sebut, Regan diam diam mengeluarkan Gawainya lalu membuka aplikasi WhatsApp.

Regantara

Del, kamu tadi ketemu sama Aldric?

🌫️🌫️🌫️

Huhuhu...
Bad mood. Tadi saya sudah ketik sampai bab 5 di draf eh tapi malah kehapus waktu aplikasinya diupdate.
Benaran deh. Akhirnya mulai nulis lagi dari bab tiga :(
By the way. Thank you for coming.
See you at next chapter 😆

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nasty GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang