1

1.7K 159 61
                                    

Laki-Laki ber almameter hijau itu berjalan dikerumunan lautan manusia. Hari ini ada demo besar besaran.

Demo omnibus law namanya, tentang DPR yang menghianati rakyatnya. Semua maha siswa turun kejalan untuk melakukan demo. Tak terkecuali bagi laki laki ber almameter hijau ini.

Wajah tampan nan mempunyai  senyum manis itu berdiri tegap. tak lupa satu kaca mata hitam bertengger dimata indahnya.

"Gua laper bat anyink."

"Laper kenapa bang?"

"Laper keadilan." ucapnya sambil memainkan lidah.

Namanya Angkasa Belvan Abiputra panggil saja Asa.

Dengan gagah ia melangkah, sambil membawa toa.

Dengan lantang ia berucap. "Cukup janji manis mantan yang ingkar, janji DPR jangan." teriaknya.

***

"Embun anjir lo mau kemana?"

"Nanti lo kena gas air mata."

"Embunnn!"

"ish bawel anjir, gw kebelet co mau cari toilet. Udah ih gw pergi dulu."

Adelia Embun Arnatha nama gadis itu.

Ia berlari kesana kemari mencari toillet, Ia bingung harus kemana. Namun tak lama ia melihat satu Mesjid. Dengan sigap ia berlari sekencang naruto.

"Lega juga akhirnya." ucapnya setelah keluar dari toilet.

"WOI WOI LARI! KALIAN MAU KENA GAS AIR MATA APA!"

Teriak seseorang tersebut membuat Embun terkejut. Ia masih berdiri sambil menganga melihat tumpukan masa berlari kesana kemari.

"LO NGAPAIN BENGONG JIR, LARI WOI." Embun terkejut ketika laki laki didepannya langsung menarik tangannya untuk berlari menjauh.

Embun hanya diam, sambil mengikuti  sosok laki laki didepannya.

Tak lama mereka berhenti, nafas laki laki tersebut tersengal sengal begitu juga dengan embun.

"Naik."

"Hah?"

"Panjat dinding nya anjir."

"Hah?"

"Hah heh hah heh mulu. Sini cepet gw bantuin."

"Apa sih anjir."

Laki laki itu memutar bola matanya malas, tanpa ba bi bu ia langsung menggendong Embun lalu mendorong Embun kesebalik pagar.

BRAKK!

"ANJIRRRRR PINGGANG GW."

Tak lama laki laki itu juga turun dari sebalik pagar.

"Lu ga papa?" tanyanya polos.

"Ga papa matamu, pinggang gw encok rasanya." balas Embun sambil menatap seram si almet hijau tersebut.

Laki laki beralmameter hijau itu mengulurkan tangannya "Sini gw bantu."

Embun hanya membalasnya dengan tatapan tajam. Lalu ia berdiri, berjalan mendekat ke arah laki laki tersebut.

"ASET GW LO PEGANG ANJING!"

PLAKK!

Yang ditampar hanya menganga sambil memegang pipinya yang memerah karena ditampar oleh wanita tak jelas didepannya.

"Aset? Aset apaan goblo? Salah gw apaaaa?" Teriaknya.

Embun menatap tajam lagi laki laki didepannya lalu beranjak pergi.

"DASAR COWOK GILA."

***

"bhaks lo kenapa Sa?" Rama tertawa ketika melihat temannya datang dengan wajah yang lesu.

"Sakit." lirihnya pelan.

"Sakit kenapa bang?" tanya Rama lagi.

"Gua ditampar cewe gajelas anjirr. Huweee sakitt Ram." lagak Angkasa

"Siapa yang nampar lo?"

"Ga kenal gue. Udah untung tauk gw bantuin naik pagar malah digampar. Salah orang ganteng apa cobak." ia masih mengusap ngusap pipinya yang memerah tadi.

"Mana coba gw tengok."

Angkasa melihatkan pipinya yang terkena gamparan tadi ke Rama.

"Lebay anjir, muka El Men badan bebelac lu. Aelah dasar pakboy." Rama tertawa sambil mendorong pipi Angkasa.

"Tapi sakit tauk."

"Lo ngomong sekali lagi gw gampar." balas Rama yang sudah mengambil ancang ancang untuk menampar pipi kiri Angkasa.

"eittt Bang jago ga boleh jahat jahat sama abang tampan."

"Iya deh iya abang tampan si laper keadilan."

Rama tertawa kecil.

Drtt drtt

Telfon Angkasa berbunyi.

"Hallo." ucapnya malas.

"Kamu masih ditempat demo Sa." balas seseorang disebrang telfon.

"Iya emang kenapa sayang?"

"Kamu hati hati yah disana."

"Iyah sayang."

"Bener ga papa? Serius? Ga ada yang luka kan, Angkasa."

"Bawel banget anj." pelannya.

"heh kamu ngomong apa tadi?"

"Kamu bawel banget say, hehe aku cuma bilang itu kok."

"ooh yowes"

"iyah aku tutup dulu yah telfonnya."

"Iyah hati hati yah disana Sa."

"iyah siap bu boss."

Pip.

Angkasa mematikan telfonnya, lalu menaruh handphone tersebut disaku celananya.

***

Aku bikin ceritanya dadakan, jadi maaf kalo ga bagus 😭


Wwkwk suka ga? Kalo suka Vote sama komennya dulu dong.

Aku cuma mau kasih tau, ini cuma imajinasi ya bukan kisah asli kak nauval. Tolong garis bawahi yah.

Lanjut ga nih? Kalo lanjut, komen dulu dong.


Abang Tampan Si Laper Keadilan (Almet Ijo) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang