Prolog

79 15 8
                                    

Start publish
Rabu, 14 Oktober 2020










Dia masih belum bisa percaya ketika dia berdiri di depan cermin besar menatap pantulannya sendiri dengan linglung.

Dia benar-benar tidak bisa percaya dengan semua ini.

Dia menutup matanya, berharap dia bisa kembali dan bangun dari mimpi buruk ini.

Dia membuka matanya setelah beberapa detik, kembali dihadapkan dengan kenyataan bahwa.

Pantulan cermin memperlihatkan bayangan seorang pria muda, sekitar usia tujuh belas tahun.

Kulitnya sempurna. Itu seperti porselen dan benar-benar menakjubkan. Dia tinggi dan langsing, dengan mata gelap yang indah.

Rambut hitamnya yang berantakan, dengan tindik di telinga kirinya, dia tampak seperti pangeran yang datang dari kerajaan vampir kuno.

Siapapun yang pertama kali melihat pria muda ini pasti akan memikirkan hal yang sama.

Dia...

Tampan!

Tentu saja.

Tapi juga cantik di saat yang bersamaan.

Entah kenapa dia ingin tertawa terbahak-bahak.

Senyumnya yang manis memberi kesan kelembutan pada bocah laki-laki murni ini.

Dan itu memang dia.

Tapi...

Jika dia tidak tahu bahwa dia adalah seorang gadis, bahkan dia akan mengira bayangan di depannya adalah seorang laki-laki.

"Renjun"dia menoleh pada orang yang memanggil. Itu bukan namanya tentu saja.

Dia datang dengan keringat di pelipisnya, kaos yang dipakainya sebagian sudah basah oleh keringat.

Mulutnya terbuka, tapi dia tidak mengatakan apapun, karna sepertinya nafasnya masih belum teratur. Dia mengambil nafas beberapa kali, sebelum berkata sambil mengibaskan kaosnya.

"Ayo latihan lagi, malah diem di sini!"dia memberi isyarat untuk bergabung pada yang lain.

Tanpa banyak bicara lagi dia mengikutinya.















Hai gaes, aku bawa cerita baru nih
Yuk voment yuk

Hai gaes, aku bawa cerita baru nihYuk voment yuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pure BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang