Pertemuan Singkat di Bangku Perkuliahan

39 1 0
                                    

Kelulusan Sekolah Menengah Atas sudah saya lalui, kini saatnya saya harus meneruskan kembali ke bangku perkuliahan, ya.. tepat tahun 2016 saya telah melanjutkan kembali sekolah saya di salah satu Universitas di Jakarta. Cerita ini merupakan perjalanan seorang mahasiswa yang menemukan sahabat sejatinya dibangku perkuliahannya. Ya.. itu saya Aldy. Sahabat itu bagi saya seperti bunga, yang harum disetiap tempat.

Inilah saatnya waktu yang saya tunggu-tunggu selama ini, saya datang ke kampus dengan raut wajah yang sebegitu bahagia dengan menggunakan kemeja rapih, celana jeans dan sepatu bertali. Seperti layaknya mahasiswa baru yang teladan gitu hehehe.. di hari pertama saya masuk perkuliahan, saya terlihat malu-malu biasanya juga malu-maluin hehe.. lalu sesi perkenalan dimulai. Saya merasa gugup sekali pada saat itu, dalam hati saya "kenapa harus ada perkenalan?" tapi setelah itu saya berfikir kembali, kalau tidak ada perkenalan maka tidak akan kenal siapa-siapa, pepatah pernah mengatakan "tak kenal maka tak sayang" nah loh.. kalau mau sayang berarti harus kenal dulu dong, hiyaa... hehe...

Sudah panik sekali akhirnya harus kebagian saya perkenalan "Halo semua, Saya Aldy dari Bogor, bisa di panggil Sayang ya" sontak, semua tertawa terbahak-bahak.. setelah melewati sesi perkenalan, kami semua di bawa untuk melihat sekeliling kampus, pada saat itu saya merasa sendiri banget, tapi tiba-tiba ada yang mendatangi saya untuk mengajak saya mengobrol bersama, entah kenapa, saya tipikal orang dengan orang yang baru kenal, seperti pemalu dan tidak banyak berbicara, sulit dipercaya bukan? Hahahaha..

Saya merasa amat senang bertemu dengan teman-teman lalu yang bisa saya ingat pastinya dari wajah dulu baru ke namanya, ya itulah saya.. mengenali wajah terlebih dahulu ketimbang nama, ada yang merasakan hal yang sama juga kah? Ke esokan harinya, saya mulai mengenal satu sama lain nih dan mereka bernama Ugan, Juni, Mirna, Tiara, Vinca, Syifa, Delfi, Astien, Nuy, Tama, Putri dan Vita. Mereka yang kemarin telah mengajak saya mengobrol bersama, selanjutnya saya berdoa semoga mereka akan terus seperti ini, bersama-sama yang akhirnya kami membuat sebuah kelompok yang bernama BAROKAH, nama tersebut saya ambil dengan istilah "Berkah".

Waktu demi waktu yang telah kita lalui bersama, tidak terasa kita sudah di semester 5 yang dimana katanya di semester ini merupakan semester cobaan yang banyak tugasnya, bukankah begitu? Benar saja, belum apa-apa kita semua kelompok barokah sampai terlena-lena dengan tugasnya, membuat laporan pratikum, membuat raker pratikum dan menjalani pratikumnya, ohiya jurusan kami itu Teknologi Pangan, jadi wajar keseharian kami pratikum. Bahkan kami semua pernah mengambil jatah absen hanya untuk menyelesaikan laporan pratikum loh.. solidaritas yang menurutku barokah ini harus di acungkan jempol, tidak masuk kelas serentak, mereka pun tidak masuk kelas, justru perginya ke perpustakan untuk membuat laporan itu, saling menanyakan laporan. "Apakah ini sudah dikerjakan? Jika belum boleh lihat yang saya", Yups.. itulah mereka, satu ruangan terisi kita saja lho..

Lalu sampai jurusan lain pun selalu berbicara kepada kami, "pasti sedang mengerjakan laporan ya?" saking terlihat terus menerus di dalam perpustakan kali ya? Hehe.. salah satu dari sahabat kami terdengar bunyi perutnya, yang menandakan ia sudah lapar, akhirnya kita menunda tugas kita dan bergegas ke kantin kampus bareng-bareng. Hal yang membuat saya kagum ketika pergi beli makan, yaitu memilih makananya yang lama, hum... mungkin bingung kali ya mau makan apa? Dan akhirnya kita selalu menyamakan membeli makanan itu. Setelah membeli makanan tersebut kami langsung pergi ke laboratorium kami di lantai 4, karena di laboratorium rekaya proses pangan ini, biasa jadi tempat makan kami. Ohiya setelah sampai laboratorium kami bertemu seorang pria berkecamata bertubuh aga besar, ia adalah asisten laboratorium kami bernama Kak Evan, ia sangat baik sekali dengan kami, satu frekuensi sama kami jalan pikirannya yang membuat, kami merasa cocok bergabung dengannya, Setelah itu kami menyantap makanan tersebut dengan lahap.

Esok adalah hari pratikum kami yaitu Teknologi Pengolahan Pangan, membuat jenis produk seperti ice cream, tortilla dan lain-lain. Senang sekali rasanya jika sudah waktunya pratikum tapi tidak untuk laporannya hehehe.. persahabatan ini semakin erat, kami mengenal sifat dan sikapnya satu sama lain, saling membantu tugasnya jika belum, tidak mengerti materi tertentu bahkan kami sampai meluangkan waktunya belajar bersama.

Tidak terasa kami sudah menaiki semester 7, karena disemester 7 ini kami ditugaskan untuk Praktik Kerja Lapangan (PKL) di perusahaan atau dikantor yang kita ajukan nanti. Kami dibuat kebingungan untuk memilih mau mengajukan ke mana? Selanjutnya kami telah menentukan pilihan masing-masing, Saya, Mirna, Tiara, Delfi dan Astien mengajukan ke Dinas Ketahanan Pangan yang ada di wilayah Jakarta, Juni mengajukan ke laboratorium PKHT Bogor, karena ia ingin ketahap penelitian dan skripsinya, Ugan mengajukan ke Fonterra yaitu perusahaan Susu seperti Hilo dan Boneto. Sedangkan Putri, Vinca dan Vita mengajukan ke Frisian Flag di wilayah Bogor. Rasanya berat sekali, kami dipisahkan seperti ini, tapi mau bagaimana lagi, memang sudah literaturnya. Setelah menjalani Praktik Kerja Lapang ini, group kami yang biasa ramai sekali tiba-tiba menjadi sepi, tidak ada komunikasi sama sekali, sunyi rasanya seperti hati ini hehehe... lalu saya inisiatif untuk mencoba meramaikan group tersebut dengan menanyakan kabar selama Praktik Kerja Lapangan.

Belakangan ini memang kerap sering terjadi hujan terus menerus yang dapat mengancam Jakarta banjir, dan benar saja lokasi tempat Praktik Kerja Lapang saya jalur utamanya di gendangi oleh air yang cukup tinggi yang menyebabkan jalur tersebut tidak dapat dilewati. Saya merasa panik, setiba distasiun tujuan saya langsung menelepon pihak Dinas Ketahanan Pangan, izin terlambat datang. Jawaban telah kami terima dari pihak kantor, kami diminta untuk balik kanan atau diliburkan karena situasi kurang baik dan akses jalan belum bisa digunakan. Rasa panik ini terobati, rasa senang menyeliputi kami yang mendapatkan PKL di Dinas Ketahanan Pangan, kami dikabarkan untuk meliburkan dua hari kedepan. Setelah dua hari kami berangkat kembali ke Dinas Ketahanan Pangan walaupun keadaan Kereta sedang lambat sekali berjalannya. Sambil menunggu perjalanan saya mencoba menghubungi sahabat saya yang bernama Juni, setelah saya mencoba Video Call yang akhirnya diterima oleh dia, entah tiba-tiba saya ingin menghubungi Juni, karena memang paling dekat kali ya, menanyakan kabar Praktik Kerja Lapangannya dengan wajah yang terlihat sangat lelah menuju laboratorium PKHT Bogor, di dalam Pembicaraan saya, saya menawarkan kepada Juni untuk mencari tempat duduk yang kosong, karena berdiri terus pegal. Juni menjawab pembicaraan saya dengan lantang " Tidak apa-apa Dy, saya kuat kok, saya diri aja dy.." ia tertawa terbahak-bahak menunjukan dia kuat berdiri.

Setelah melewati hari itu, tepat hari jum'at saya mendapat kabar dari seorang kekasihnya bernama Melasari, tepat pada saat kami di waktu pulang, mela menelopon saya " Kak Aldy, Doain Bang Juni ya, Bang Juni masuk rumah sakit (sambil menangis tersedu-sedu)" sontak saya kaget, langsung mematikan ponsel tersebut lalu menanyakan alamat rumah sakitnya, setelah itu saya mengabarkan ke group kami Barokah "Woii..... kalian dimana? Bang Juni masuk rumah sakit, katanya gak sadarkan diri" kami semua ikut panik, sepanik-paniknya. Akhirnya kami langsung menghampiri rumah sakitnya, setelah tiba dirumah sakit, Juni sudah dipasangkan alat pernafasan sampai kedalam tenggorokannya. Sungguh kami lemas pada saat melihat itu, saya menanyakan kronologinya kenapa bisa seperti ini kepada Mela, ia berkata " Bang Juni, terlalu kecapean Kak Ke Laboratorium di bogor, dan pulang ke jakarta ke kosannya, pulangnya malam terus, entah selain penelitian, mungkin ada pekerjaan yang lain yang harus segera diselesaikan"

Saya menangis mendengar yang di ceritakan Mela, sampai bilang ke mereka Juni Segitunya.. kami terlihat lelah setelah pulang dari Praktik Kerja Lapang dan memutuskan untuk pulang malam sambil menunggu kedatangan keluarganya kerumah sakit, setelah keluarganya datang kerumah sakit, tangisan yang sangat membara mulai dirasakan ketika Mamanya menangis dan memeluk anaknya, hingga terkaku lemas, kami semua menahan tangisan pada saat itu, Doa yang kami bisa saat itu. Saya selalu menyempatkan berbicara kepada Juni di dekat kupingnya "Bang, jangan takut, kami akan selalu ada di samping abang, menemanimu" saya berharap Juni bisa mendengar perkataan saya. Air mata terus menghiasai wajahku ini, Doa yang terus saya panjatkan, saya selalu bermohon "Sadarkan Sahabat saya, sembuhkan ia dari penyakitnya" kami selalu berkata "Bang... Ayo bangun!! Kita main lagi!! Katanya janji mau lulus wisuda bareng-bareng kan? Ayo kuat yaa Bang!!"

Tepat hari Selasa, 25 Februari 2020 Juni menebuskan nafas terakhir, ia mengidap radang selaput otak.
Kami pasrah ketika mengetahui Juni Sudah tidak ada, dalam hati saya berkata "Juni terima kasih atas perjuanganmu selama ini, kamu bahkan sudah tidak merasakan sakit lagi ya"... air mata ini rasanya sudah tidak tertampung lagi Jun... makasih sudah mau kenal sama saya, kami semua.. kami benar-benar tidak menyangka!! Kenangan akan selalu ada untuk kami semua, terima kasih telah memberikan warna kepada kami semua ya Jun!! Kami sayang Juni selamanya...

Sahabat Aku RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang