-1

30 10 1
                                    

Pagi hari yang cerah, ditemani merdunya suara burung, aku pun terbangun, memandang matahari yang telah menunjukkan jati dirinya, terlihatlah kegelapan telah berganti menjadi cahaya. Jam sudah menunjukkan pukul 5.30 aku pun mulai hariku dengan berdoa terlebih dahulu. Dan seperti hari yang baru saja berlalu, Aku pun bergegas ke kamar mandi dan bersiap-siap untuk sekolah. Aku mencium harum makanan yang begitu menggoda dari kamarku dan aku langsung bergegas ke bawah dan melihat bahwa sudah ada papa, mama dan kakak aku, Sarah.
"Pagi! Wahh... Sarapannya enak sekali hari ini!" Ucap aku. Sambil memandang berbagai macam makanan yang telah disediakan.
"Pagi! Tumben sekali kamu dalam mood yang seperti ini, Ada apa?" ujar papaku.
"Tidak ada apa-apa kok pa... tapi aku dengar katanya mau ada tryout cheerleading dan aku ingin mencoba audisi..." jawab ku sambil mengambil waffle dan es krim.
"Eh... Ada tryout?? Kamu dengar dari mana?" tanya kakak aku sambil memotong wafflenya dengan pisau dan garpu.
"Teman aku, Audrey. Dia adalah adik ketua team cheerleadernya." Aku jawab
Kami melanjutkan makanan kami dan ternyata sudah pukul 6.15, aku dan Sarah pun bergegas pergi ke sekolah. Saat di sekolah kami memandang papan pengumuman untuk melihat informasi tentang tryoutnya, dan ternyata sudah diumumkan bahwa tryoutnya akan diadakan 4 hari lagi. Pada hari itu aku sangat gembira. Dan saat aku sampai dirumah, aku dan Sarah segera berlatih dan mempersiapkan diri kami.
"Apa kamu akan mengikuti audisinya juga?" Tanya aku pada Sarah, sambil melakukan pemanasan.
"Iya, aku akan ikut. Tapi aku tidak yakin bahwa aku bisa masuk." Jawab Sarah sambil mengikat tali sepatunya.
"Jangan berpikir seperti itu, kakak pasti bisa kok. Ayo kita pemanasan dulu aja."
Kitapun melakukan pemanasan lalu setelah itu kita mulai berlatih koreografi narinya.
"5,6,7,8..." Hitung Sarah. Kami berlatih hingga cahaya sinar matahari sudah tidak terlihat lagi. Setelah latihan kami duduk di lantai dan meminum minuman kami.
"Wah... koreonya membuat aku lelah sekali!" kata aku sambil membaringkan diri aku karena kelelahan.
"Sama! Aku laper banget nih... Ayo makan yuk, hari ini sudah cukup ya latihannya besok kita lanjut lagi." Ujar Sarah sambil melepas sepatunya." Mereka pun makan malam dan segera menyiapkan diri mereka untuk tidur malam.
*fast forward*
Mereka berlatih setiap hari tanpa alasan dan penuh dedikasi. Mereka berlatih sampai banting tulang. Lalu... tibalah hari tryoutnya.
*******
"Oua.... "uap aku sambil memandang cahaya matahari yang memasuki jendela kamar aku.
"Michelle! Ayo cepat! Hari ini Tryout, kita tidak boleh terlambat!" Ucap Sarah. Michelle pun bergegas dan langsung menyiapkan dirinya untuk sekolah. Sesaat setelah itu, Ia bergegas dan langsung berangkat ke sekolah.
"Aduh... aku takut sekali, bagaimana jika nanti aku lupa koreografinya? Atau aku lupa kata-katanya?" Kata aku sambil jalan memasuki pintu gerbang sekolah.
"Hey... Ingat kamu sudah pernah bilang, jangan berpikir seperti itu, kamu pasti bisa." Ucap Sarah sambil menepuk punggung adiknya.
Mereka pun berjalan dengan cepat dan segera menjalankan hari mereka. Lalu saat Michelle sedang di koridor Bersama teman-temannya, Ginny, teman dekat Michelle datang dan menepuk punggung Michelle.
"Oi! Cie yang mau audisi, ada si itu lho...Si itu! Nanti dia nonton!" Ucap Ginny
Mukaku mulai memerah seperti tomat. Aku sudah mulai memikirkannya setiap detik pada hari itu karena jika aku memalukan diriku maka hidupku akan hancur. Bell sekolah berbunyi dan kami segera masuk ke kelas. Tak lama kemudian, ada pengumuman bahwa bagi murid yang mengikuti audisi, mereka diharapkan untuk berkumpul di gym dalam 15 menit. Aku pun bergegas ke kamar mandi dan segera mengganti baju aku dan setelah itu aku langsung jalan ke gym dan disitu aku melihat semua yang akan audisi juga.
"Wah! Mereka cantik sekali, jago banget narinya! Aduhhh..."
"Sudah siap? Ayo semangat dong! Lumayan lho bisa sedikit PDKT sama si itu!" Ucap Sarah kepada aku.
" Ihh apasih...Siap kok. Yuk kita duduk dulu saja dan revisi dikit supaya tidak lupa" Ucap aku.
Beberapa menit kemudian audisi sudah mulai! Otakku penuh dengan berbagai pikiran dan badanku sudah mulai bergetar dan semua sudah mulai merasa nyata. Tidak lama kemudian namaku dipanggil dan disitulah momen dimana aku harus menunjukkan versi terbaik dari diri aku.
"Ayo! Semangat! Kamu pasti bisa!" Ruangan itu penuh dengan teriakan semangat. Dan disaat itu aku menatap Sarah dan aku dapat melihat bahwa dia sangat suportif denganku.
Tidak lama kemudian, aku memulai menari dan semua berjalan dengan lancar. Aku segera balik ke tempat duduk aku dan menunggu pengumuman. Rasanya seperti aku menunggu seabad. Tidak lama kemudian, para juri menempel hasil audisinya pada papan pengumuman. Dan disitulah hatiku hancur, keinginan aku dan semua usahaku sudah sia-sia.
Kakak aku sudah mencoba untuk menyemangatiku tapi itu tidak ada gunanya. Saat malam itu air mataku jatuh satu per satu membasahi sarung bantalku. Aku sangat iri kepada kakak aku, aku sangat kesal dan aku tidak melihat alasan kenapa dia bisa diterima.
"Kenapa... Dari semua orang yang audisi, kakak aku, KAKAK AKU! Bisa diterima?! Aku tidak mengerti! Ini tidak jelas sama sekali! Apa Jurinya sedang ngantuk dan menulis nama kakakku?"
Akupun menangis hingga tanpa aku sadari aku tertidur. Sarung bantalku sudah sangat basah, aku pun baru menyadarinya saat aku bangun tidur karena betapa lamanya aku menangis.

A Long Lost StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang