One : First Sight

424 87 112
                                    

"Oke kita fix, Ned lu jaga tengah!" Kaira menyapukan pandangannya, mencari sesosok laki-laki yang merupakan wakil kedua dari geng nya. "Bimo mane? Dia udah mati?" Gadis itu bertanya ke anggotanya.

31 orang di depan Kaira menggelengkan kepala, tidak memiliki keberanian untuk menjawab pertanyaan dari bos besarnya.

"Lu cari gue?" Bimo berjalan dengan langkah malas. Tangan kanannya menutupi mulut yang terbuka lebar karena menguap.

"Bagus! Si bangsat sudah datang, jum berangkat!" Seru Kaira.

"Baik bos!"

"Kai gue izin gak ikut demo lah." Bimo menarik tangan Kaira dengan memelas berharap dirinya diizinkan untuk tidak ikut demo.

Kaira menghempaskan tangan Bimo dan menyedekapkan tangan, tatapan tajam tertuju pada laki-laki itu. Semua orang menelan ludahnya susah, pasti akan terjadi pertumpahan darah.

"Ikut atau traktir anggota geng?" Ancam Kai.

"Kai ayolahhh.. gue mau jalan nih sama Mila." Rengek Bimo dengan suara ngebasnya.

"Bodo! Kuy gass!"

Kaira membonceng motor Beat hitamnya yang dikendarai oleh Juned, helm Bogo terpasang pas di kepalanya. Dirinya merupakan ketua dari geng SS (Sholeh Sholehah), dia satu-satunya cewek diantara 33 anggota geng. Kemampuannya yang berhasil mengalahkan semua penjahat di daerahnya, mampu menjadikan dirinya sebagai ketua yang disegani.

Cuaca ibu kota yang panas tidak menyurutkan gadis seperti cowok itu untuk turun membantu kakak-kakak mahasiswa. Berbekal narasi yang akan ia serukan, sepanjang jalan dia merapalkan kata-kata yang beberapa diantaranya sangat sulit disebutkan.

"Ned ini gimana sih ngomongnya? Nebus Lo?" Kaira berteriak kepada Juned yang memboncengnya.

"Hah?"

"Ini loh namanya apa? Nebus lo?"

"Hah? Lu bacot apa sih Kai?"

Pletakkk

Kaira menabok helm merk NIK hitam milik Juned. Seketika itu juga Juned menepi dan menstandarkan motor Beat milik Kaira.
Gadis itu masih nongkrong di atas jok motor, dan menatap bingung ke arah Juned.

"Kenapa Ned?"

Juned merebut naskah yang dibawa ketua geng SS-nya, pandangan frustasi ia lemparkan ke arah Kaira.

"Eh?"

"O-M-N-I-B-U-S sama dengan omnibus. L-A-W dibaca low mulutnya harus gini." Membuka maskernya, Juned memperagakan cara pengucapan yang benar. Mulut hitamnya mengerucut berlebihan.

Jari-jari lentik Kaira menarik bibir Juned yang seperti bebek itu.

Tin tin tin

"Woi jangan menuhin jalan!"
"Dek minggir. Ini jalan umum!"

Teriakan-teriakan terdengar dari arah belakangnya, Kaira melongo melihat semua anggota geng nya berhenti menghalangi jalan.

"Woi kenapa lu pada berhenti?!" Dengan suara keras Kaira membentak seluruh pasukannya. "Minggir-minggir!" Layaknya tukang parkir, tangannya melambai-lambai mengatur jalannya lalu lintas.

"Maaf bapak-bapak, ibu-ibu semuanya yang ada di sini." Kaira meminta maaf atas ketua pasukan.

Membuka helm miliknya, menyisir rambut pendek layaknya laki-laki terlihat telah berantakan dan lepek karena keringat dengan tangannya. Jika orang lain yang tidak mengenal gadis itu, pasti orang itu akan mengira jika Kaira adalah laki-laki yang berwajah tampan dan imut. Tapi salah, dia adalah gadis tulen yang masih suka cowok.

Kesandung Jodoh Akang Almet ItemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang