Kaira turun dari dinding tempat ia berdiri tadi, waktu sudah menunjukkan jam 4 sore, mamanya pasti mencarinya kalau tidak segera pulang. Gadis umur 17 tahun itu menunjukkan rasa puasnya dengan bersyukur karena demo kali ini tidak terjadi kericuhan, entah suaranya ini berguna atau tidak, ia akan selalu mendukung demo ini.
Menyisir rambutnya yang basah karena keringat, ia merasa gerah dengan Hoodie yang ia kenakan saat ini. Akhirnya ia melepaskan, menyisakan seragam SMA yang sudah berantakan.
Rayden mencopot topi putihnya, berjalan ke arah kaira dan memakaikan topi tersebut ke gadis tomboi itu. Rayden tersenyum, ini pertama kalinya ia bersikap seperti ini dengan seorang cewek.
"Eh?" Kaira menunjukkan keterkejutannya.
"Biar lu gak panas." Kata Rayden dengan senyum manisnya. Apakah orang ini blasteran?
Kaira memegang topi yang berada di atas kepala dengan kedua tangannya, ia membalas tersenyum ke arah cowok itu.
"Kak, ini sudah jam 4. Mana mungkin panas?" Kaira melontarkan suara renyahnya, khas seorang Kaira yang memang friendly pada semua orang.Jantung Rayden berdetak kencang, cewek ini memang tidak secantik cewek-cewek yang mendekatinya, tapi kenapa dirinya begitu merasakan sensasi yang berbeda saat melihat cewek ini tersenyum?
"Siapa tau lu akan ikut demo lagi."
"Emang mau demo lagi?"
"Siapa tau hehe. Oh iya nama lu siapa? Gue Rayden Xander" Rayden menjulurkan tangannya.
Kaira terbengong-bengong dengan tangan yang masih berada di kepalanya memegang topi putih.
"Gue Kaira San Sinar. Loh kakak bule ya?" Tanya Kaira penasaran. Bagaimana bule bisa nyangkut di perdemoan?"Bisa di bilang gitu." Jawab Rayden dengan senyum yang masih menghiasi bibirnya.
"Woii badak! Dikira udah mati, ternyata masih idup. Cepet pulang! Nanti ibu bos marah-marah." Suara keras Bimo mengagetkan Kaira yang berbincang-bincang dengan Rayden.
"Kak gue pulang dulu ya, bye! Kapan-kapan topinya gue balikin!" Seru Kai seraya berjalan mundur.
"Cepet!" Bimo menarik tangan Kaira supaya berjalan lebih cepat, mulutnya mengomel tidak jelas.
"Tadi gue ngedate dimarahin, sekarang giliran dia malah cinlok ama kakak mahasiswa." Gerutu Bimo yang dapat di dengar oleh Kaira.
Kaira tertawa keras menyaksikan teman sekaligus wakil kedua dari geng SS nya merajuk. Namun, seketika dirinya ingat, ia tidak tau cara mengembalikan topi milik cowok itu.
"Bim lu tau dia dari Univ mana?" Tanya Kaira serius pada Bimo.
"Kenapa? Mau jalan? Tiati ya Kai, jangan percaya sama orang dalam sekali liat!" Bimo menghentikan jalannya, menghadap Kaira dan memegang pundak bosnya.
Kaira mengernyit bingung, kan dirinya hanya ingin mengembalikan topi ini.
"Lah siape yang mau jalan-jalan? Gue cuma tanya dia dari univ mana, gitu doang." Belanya.
"Lu gak tau? Ckckck lu emang hebat, tapi keknya main lu kurang jauh deh Kai." Bimo menggelengkan kepalanya berulang kali dengan tangan yang sekarang bersedekap.
"Kenape emang?" Kali ini benar-benar dirinya tidak tau.
"Dia dari Alexander University. Univ swasta yang paling mehong di Indo. Isinya orang-orang berduit semua." Jelas Bimo dengan suara sok taunya.
"Oh." Kaira kembali berjalan meninggalkan Bimo yang masih berdiri kaku di tempatnya. Batinnya berkecamuk, apakah cowok itu suka dengannya? Atau ia ingin mempermainkan nya? Tapi apa benar orang missqueen sepertinya menarik perhatian Mr. King? Heh dirinya harus pede sedikit ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesandung Jodoh Akang Almet Item
Любовные романы"Pip pip pip calon mantu.... pip pip pip calon mantu!" Kaira berseru untuk membelah jalan lautan mahasiswa yang berkumpul, di belakangnya berbaris puluhan cowok yang mengikuti dirinya. "Woiii beri jalan!" sejumlah 33 anak STM berjalan di tengah-teng...