Part 1

28 3 2
                                    

Aku ingin merasakan bagaimana rasanya ketika seorang lelaki memprioritaskanku, dan tidak ingin kehilanganku seperti pada novel novel yang sering kubaca.

Gadis itu kini termenung meratapi sepenggal kalimat yang barusan ia tulis. Sudah pukul sebelas malam, kantung matanya belum terasa berat untuk membawanya terlelap ke atas king size nya itu.

"Bagus juga otak gue, masih lancar bahasa Indonesia" gumamnya bangga

Kini dia tengah memeriksa benda pipih yang berlogo apel itu dengan tidak niatnya. Ponselnya kini menunjukkan waktu pukul 23.57

Deg!

"Damn it! Why did you forget?!" Umpatnya kesal dengan dengusan panjang

Dia kemudian beranjak dari meja kesayangannya yang kini menjatuhkan badannya ke king size kesayangannya itu.

"I hope school in Indonesia is fun, wait for me Indonesia!" Batin gadis bermata coklat dan rambut pirang itu yang kini menenggelamkan seluruh tubuhnya dalam selimut berwarna babyblue itu.
Dengan sedikit terpaksa ia memejamkan matanya karena besok ia harus ke bandara pagi pagi buta.

***

"Wake up, honey!" Teriak sang Mama sambil menggedor pintu kamar gadis itu.

"Wait mom" ucap gadis setengah sadar

"Hurry up Ara! Kamu bisa terlambat kalo belom siap siap" teriak sang Mama kembali

"I know mom! Argh, Ara masih ngantuk" balasnya sayu, dengan malas ia beranjak jadi tempat tidurnya sambil menggerutuki kesalahannya yang kelamaan tidur.

***

"Maichel? What's up here?" Tanya Ara, yang sudah di anak tangga ke tiga

"I also want to take you to the airport together, Ara" balas pria itu dengan senyum manis

Ara hanya membalas anggukan dengan menyembunyikan kesedihannya dengan senyum palsunya.
***
Kini mereka sudah di bandara dan akan memasuki Kabin Pesawat

"I hope you can reach Abigail's heart even though I can't help you anymore, and one more thing, you are still my best friend, Maichel. Goodbye" ucap Ara lembut sambil menatap sahabatnya dengan kristal yang sudah membasahi pipi Ara

Maichel mendekap tubuh mungil Ara dengan hangat

"Don't cryng, I will always be in your heart as your best friend Ara, I hope in Indonesia you can find someone who is your first love who prioritizes you" balas Maichel dengan sendu sembari membelai rambut Ara, ia tak ingin melihat gadis didepan nya itu sedih karna perpisahan mereka berdua

"Take care" ucap Maichel diakhir kalimat  dan melepaskan dekapannya

"Maichel..." Ucap gadis itu disela isakannya

"Seandainya kau tau, aku bukan hanya menganggapmu sahabat, karena perasaanku lebih dari itu" gumam gadis itu tanpa sadar

"What's up Ara?" Tanya Maichel dengan menaikkan satu alisnya menandakan kebingungan disana

Ara hanya menggeleng sebagai jawaban yang kemudian meninggalkan Maichel dan memasuki Kabin pesawat.

Saat pesawat sudah take off, Ara hanya bisa berdoa agar selamat dalam perjalanannya dengan kedua orang tua yang disayanginya, dengan seorang abang yang selalu menjaganya

"Goodbye Australia, goodnye Maichel, meski menemuimu adalah hal yang tidak mungkin lagi, aku harap kau bisa menyimpan sebuah kalung yang kuberikan Minggu lalu" batin Ara sayu sambil memerhatikan sebuah gelang yang terlingkar manis di tangannya pemberian Maichel lima tahun silam, saat pertama kali mereka bersahabat

Kini ia tengah mengirimkan sebuah pesan kepada sahabat kecilnya, Nalisa.

Na, Minggu depan gue udah masuk ke sekolah Lo, tungguin gue ya, oiya, gue juga sengaja minta sekelas sama lo, gue harap Lo masih nganggap gue sahabat Lo Na..
-To Nana

Tak sampai dua menit, Nalisa merespon sebuah chat itu

Semenjak lo pergi juga gue udah nunggu lo balik Ra... Gue seneng lo balik, tapi sepertinya kesannya lebih baik kalo first time kita jumpa, Lo bawain gue KFC dan Lo gak boleh lupa sama saus samyangnya:)
-From Nana

Ara terkekeh membaca balasan gadis tersebut, tanpa berniat membalas, ia langsung memejamkan matanya, untuk membayar waktu tidurnya yang sempat terganggu tadi























































Semoga dengan kau memutuskan untuk ikut dengan keluargamu, kau bisa melupakan sedikit perasaanmu kepada Maichel, Ara. Karna kau sendiri yang mendorongnya untuk memperjuangkan perempuan lain, meski itu adalah keinginannya juga

Untuk Maichel.
~Ara.

CRACK TO HEALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang