dua

9 5 0
                                    

Namanya Clara.

            "Nama yang cantik..." batinku

Kalau dilihat dari fisiknya dia tinggi, putih, memiliki rambut panjang yang anggun dan mukanya terlihat blasteran Eropa. Aku percaya kalau suatu hari nanti akan ada label model terkenal yang akan menawarkan pekerjaan untuk dia. Melihat visualnya setara dengan model papan atas. Baju yang ia pakai saat itu rapih, tidak sepertiku yang hanya memakai kaos oblong lusuh. Walaupun lusuh, percayalah ini adalah kaos terbaik ku.

Yang diuji menurutku mudah, hanya diberi bacaan dan ada pertanyaan di bawahnya, soal Bahasa Indonesia yang sangat cliché. Ada soal lisan juga, kita harus menceritakan mengapa kita harus terpilih sebagai siswa disekolah itu.

            Aku tidak menemui kesulitan. Aku sangat percaya kalau aku diterima. Berbeda dengan Clara yang saat ini sedang duduk disampingku. Dari 10 soal yang diberikan, dia hanya betul 4. Aku merasa prihatin ke dia, tapi apa boleh buat? . Setelah tes, aku dan Clara mulai berbincang, dia menceritakan hampir semua hal, dari mulai keluarga nya dia yang kecelakaan, sampai sekarang dia bisa menemukan tempat tinggal, walalupun katanya sih tempat tinggalnya tidak begitu layak. Lalu dia memintaku untuk menceritakan... aku tidak biasa menceritakan kisah hidupku ke orang lain, apa yang mau diceritakan tentang hidupku? Tidak ada yang menarik, akupun menolaknya.

Mulai dari Hari itu aku berteman baik dengan Clara, kini aku mempunyai teman untuk curhat, bermain, bercanda sehari hari. Tetapi tetap saja kalau urusan pekerjaan kita melakukannya sendiri sendiri

Clara bekerja di sebuah warteg, bagian mencuci piring. Upahnya juga ga seberapa tapi dia mendapatkan gratis sehari hari dari pemilik warteg, dia tidak sekolah karena ya uang nya tidak mencukupi pastinya. Tapi dia masih lebih beruntung dari aku karena dia masih bisa makan 3 kali sehari gratis, jika dia bekerja dengan baik dihari itu.

***

Kabar gembira! Hari ini aku kembali ke sekolah yang kemarin ku daftar dan aku diterima. Senang sekali aku hari ini. Clara juga ditrima ternyata kami bertemu di lorong sekolah yang masih harum cat baru itu. Ada banyak sekali yang mendaftar kemarin sekitar 100-150 anak dan sekolah ini hanya menyediakan tempat untk 30 anak setiap angkatan kelas 7, 8 ,9 hanya ada 2 kelas berisi 15 setiap kelasnya.Wajar saja karena sekolah ini bebas biaya.

***

Ini hari pertama sekolah, kemarin aku sudah mengurus semua nya pengambilan seragam, buku, alat tulis semua disediakan oleh sekolah. Aku mengambilnya bersama Clara pastinya. Hanya dia yang kukenal disekolah ini. Saat pembagian kelas aku juga senang karena aku sekelas degan Clara. Kelas 7A. Oh iya sekolah juga menyediakan asrama untuk muridnya. Otomatis sekarang aku punya kamar sendiri Clara juga begitu. Kebetulan kamar kami bersebelahan jadi aku terkadang tidur di kamar nya, Clara juga terkadang tidur dikamarku walaupun sebenarnya tidak boleh. Hehehe.

"cin, besok pelajaran pertama apa sih?" tanya Clara

"MTK" jawabku singkat karena mataku mulai mengantuk.

"demi apa? Besok MTK bukannya ulangan?" tanya clara panik

" astaga iya woi! Materi nya apaan? Astaga lupa!" aku mulai panik karena belum menyiapkan apa apa. Clara pun juga begitu. Jam dinding sudah menunjukan pukul 10 malam. Sudah waktunya untuk tidur tapi masih ada yang harus di pelajari aku sebenarnya ga keberatan karena aku sudah paham apa yang dijelaskan oleh guru ternyata materi yang dijui besok gampang tetapi sebagai teman yang baik aku harus mengajari Clara

''huuh''

***

Suasana kelas kini hening. Semuanya fokus belajar untuk ulangan nanti. Tetapi kok ada yang aneh? Yasudahlah paling hanya perasaan ku saja. Aku lanjut belajar bersama Clara, tampaknya dia masih belum mengerti materi yang akan di ujikan nanti aku coba menjelaskan contoh contoh soal dari buku catatanku.

CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang