Sebelum membaca cerita ini, sebaiknya berikan vote terlebih dahulu untuk menghargai usaha authornya. Udah? Cus baca ceritanya, happy reading.
.
.
.
."Gak cocok." aku mendudukkan diriku dengan kasar di tempat tidur.
Rendy Diarjun, laki-laki dengan kemampuan sainsnya. Aku sudah melihatnya sendiri, Renjun mengerjakan tugas fisika yang sama sekali tidak aku pahami. Bahkan dia menjelaskannya dengan baik padaku. Kehebatannya itu sangat berbanding terbalik dengan diriku.
Sudah pasti kami tidak cocok. Jika dekat dengannya, aku tidak akan sanggup menyeimbangi kepintarannya. Lebih baik aku menjaga jarak. Lagi pula tugas kami sudah selesai, tidak ada alasan lagi untuk bertemu.
✒✒✒
"Jun!" Haechan dengan semangatnya memanggil Renjun yang masih memasukkan barang-barangnya ke dalam tas.
"Apaan?"
"Ayo ke kantin bareng."
"Gue gak diajak?" Jaemin menunjukkan wajah memelasnya, membuat Haechan terpaksa menurutinya. Jika tidak, maka mereka akan melihat wajah itu lebih lama.
"Yodah iya." Renjun menarik Jaemin agar keluar bersamanya.
Akhirnya mereka jalan bersama menuju kantin.
✒✒✒
"Jun,"
"Hm?" Renjun mendongak setelah memasukkan bakso ke dalam mulutnya.
"Gimana ngerjain tugas bareng Nana?" Haechan menatap serius ke arah Renjun, menunggu jawaban dari Renjun.
"Ngerjain bareng gimana? Toh gue yang kerjain sendiri." Renjun tidak mendongak kali ini, memfokuskan dirinya pada makan siangnya.
"Njir jadi lo beneran kerjain sendiri? Gue kira Nana bakal bantuin."
Renjun terdiam sejenak, "Dia mau sih, tapi gue maunya kerjain sendiri karena gue gak suka ngerjain bareng. Gue ajarin dia habis gue selesai kerjain itu." Jika saja Renjun tidak menjelaskannya, mungkin Haechan akan salah paham.
"Sudah gue duga, Nana itu baik." Bukan Haechan yang mengatakan itu, namun Jaemin.
"Lo tau dari mana?"
"Oh jadi Nana jahat."
"Kagak njir, ribet ah bicara sama nih orang." Haechan memilih untuk melanjutkan acara makan siangnya, mengabaikan Jaemin yang tengah bingung memikirkan apa kesalahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Jurusan
Teen Fiction"Hobi?" "Nulis cerita fiksi." "Cita-cita?" "Psikolog." "Terus ngapain masuk IPA?" "Salah jurusan." ----------------------------------------------------- Dua spesies langka yang disatukan dalam kelompok fisika hanya karena nama mereka berdekatan dal...