Matanya tertuju pada buku yang ia bawa, menghafal beberapa materi yang akan diuji pada hari ini. Kakinya melangkah menuju kelas, hari ini Rankin tidak membawa jaketnya karena takut jika insiden kemarin ada orang yang melihatnya dengan jaket. Ia merasa was-was, hingga tidak bisa tidur semalaman.Matanya terpejam, mengulang-ulang bacaan di bukunya sambil menaruh tas diatas meja. Setidaknya, hari ini ia harus mendapatkan nilai diatas KKM karena Rankin sangat malas jika harus remidi, sama saja mengikuti test sebanyak 2 kali. Melelahkan.
"Rankin, lo belum bayar kas minggu ini." Suara Cessa terdengar satu ruangan. Rutinitasnya memang, menagih siapapun yang belum membayar kas di pagi hari. Alasannya sepele, katanya agar tidak ada yang beralasan uangnya habis untuk jajan di kantin saat istirahat.
Rankin mengangguk, lalu merogoh sakunya untuk mengambil uang dan memberikannya kepada Cessa. Namun saat ia hendak melangkahkan kakinya, Selin- teman sebangkunya itu menahan tangannya.
"Kin, lo.... bocor?" Tanyanya sambil berbisik.
"Hah?"
Rankin langsung melihat rok bagian belakangnya, ada noda merah disana. Ia menghirup nafas dalam-dalam. Pikirannya sudah tertuju pada satu nama.
Ia menoleh ke belakang- tepat pada bangku paling pojok. Disana ada lelaki gila yang selalu mengganggunya.
Brengsek.
Lelaki itu tersenyum mengejek, lalu menjulurkan lidahnya.
Rankin menggertakkan giginya, merasa kesal- sangat kesal. Ia mengangguk pelan pada Selin. Pasrah karena tidak ingin memperpanjang serta membuat keributan di pagi ini. Ia memberi Selin beberapa lembar uang. "Gue minta tolong kasihin Cessa ya, ini kas gue sampai minggu depan, thanks!" Setelahnya ia langsung pergi menuju kamar mandi, dengan tangan yang sibuk menutupi rok bagian belakangnya.
⚝
"Aji! Gue tau ya itu ulah lo." Suara Selin menggema, semua orang dikelas langsung menatap kearahnya. Penghuni bangku pojok itu, dia Aji. Memberikan smirk dan membalas tuduhan Selin. "Gue? Gue ngapain?"
"SAOS TOMAT INI. Di bangku Rankin. Itu lo kan!"
"Ada bukti kalo itu perbuatan gue?" Tanyanya setengah tertawa.
Selin terdiam, memang betul dia tidak punya bukti kuat untuk membuktikan jika Aji adalah pelaku yang menjahili Rankin. "Tapi cuma lo yang selalu ngeganggu Rankin! Parasit tau gak sih."
BRAK!
Aji memukul mejanya, semua orang berjengit.
"Cewek aneh." Setelah mengatakan itu Aji langsung keluar dari kelas, hendak mencari udara segar. Sebenarnya betul jika dia yang melakukan semua itu, hanya merasa senang melihat wajah kesal Rankin, seperti memiliki hiburan tersendiri.
Baru saja hendak melewati pintu kelas, bahunya tersenggol secara tidak sengaja oleh Disa.
"M-maaf maaf! Aku nggak sengaja."
"Ck."
Belum sempat melanjutkan langkahnya, Aji langsung menarik Disa. Menyeretnya untuk ikut ke arah koridor loker siswa. Disa menundukkan kepalanya, tidak berani bertanya apapun karena Aji memang seseorang yang ditakuti disegala penjuru sekolah.
Suka membolos, tawuran, minum minuman keras, pembalap liar. Musuhnya berserakan dimana-mana.
Aji membuka kotak loker tersebut, lalu mengambil buku latihan soal miliknya yang masih cukup bagus, karena dia jarang menyentuh buku tersebut dan melemparkannya kepada Disa.
"Buat lo, gue udah nggak butuh." Ucapnya sekilas, lalu meninggalkan Disa yang kebingungan. Entah kembali ke kelas atau membolos, tidak peduli. Yang penting Aji tidak melakukan hal jahat kepadanya.
Disa kembali melanjutkan langkahnya menuju ruang kelas, saat ia mendekati mejanya, disana sudah banyak selebaran kertas yang sobek berhamburan. Ia mengambil satu dari sekian banyak kertas- melihat tulisannya hasil menjawab segala soal tiap malam.
3 orang di bangku depan terlihat puas melihat ekspresi Disa saat ini. Ia tahu, 3 orang itulah yang melakukan semua ini kepadanya.
Disa menatap buku yang dipegangnya sedari tadi.
Aji.. tidak seburuk yang ia pikirkan.
⚝
Cast :
Aji.
Cessa.
Selin.
Disa.