Act 02: Hanya Ada Satu Cara

1.2K 73 15
                                    

Disclaimer:

Naruto: Masashi Kishimoto
High School DxD: Ichei Ishibumi
Marvel Comics: Stan Lee
DC Comics: Malcolm Wheeler-Nicholson
.
.
.
Pairing: Naruto x (Random)
Genre: Adventure, Action, Drama, Fantasy, Supernatural
Rating: M
Setting: High School DxD Universe
.
.
.
The Unforgiven Part I
By, azayofficial_
.
.
.
Act 02: Hanya ada satu cara
.
.
.
Jam weker berdering, jarum jam menunjukkan angka enam lewat empat puluh lima menit. Nyaring suaranya membangunkan Naruto dari tidur nyenyaknya. Ia langsung mematikan suara bising itu dan kembali ke alam mimpinya lagi. Entah apa yang membuatnya tiba-tiba membuka kedua matanya, Naruto bangun perlahan. Ia duduk di pinggiran kasur agar sisa kesadarannya yang habis berpetualang di alam abstrak tadi kembali lagi.

"Aku ada janji hari ini harus ke ruang klub Rias." Naruto berdiri, ia melangkah ke kamar mandi untuk menyiapkan dirinya.

"Tunggu. Jika aku berangkat hari ini, berarti itu empat hari secara berturut-turut aku ke sekolah. Rekor yang bagus untukku," ujar Naruto sehabis menyikat giginya. Ia bersiap untuk mandi, namun ia urungkan.

"Kudengar dari Kiba, ada kamar mandi khusus dengan shower di ruang klubnya Rias." Naruto tidak jadi membuka balutan bajunya yang sedikit menampakkan perut sempurnanya tadi.

Naruto kembali ke kasurnya, ia memakai kembali seragam sekolahnya yang berserakan di lantai selepas kembali dari pelabuhan semalam. Ia sedikit merapikan tatanan rambut pirangnya, sedikit ia semprotkan parfum maskulin agar menghilangkan bau badannya walau hanya sebentar.

Naruto sudah siap meninggalkan apartemennya, namun ada yang membuatnya berhenti ketika mau menutup pintu. Ia kembali ke kamarnya. "Aku lupa jam tanganku."

Selepas mengambil jam tangan dan tidak lupa mengunci apartemennya, Naruto langsung melangkah kakinya.

"Ini sudah sangat telat, belum sarapan pula."

***

Jam istirahat sekolah berbunyi, para siswa langsung berhamburan keluar kelas agar penat mereka bisa lepas.

Naruto keluar dari kelasnya, ia baru saja ingin menuju ke kantin ketika ia berpapasan dengan Rias yang sepertinya baru turun dari lantai atas kelasnya.

"Naruto-kun," sapa Rias, ia terlihat senang.

"Oh, Rias, kau juga baru keluar kelas," ujar Naruto. Mereka berdua berhenti dan menjadi pusat perhatian siswa dan siswi di lorong sekolah.

"Kau terlihat lelah, Naruto-kun," ujar Rias, ia mendekat untuk melihat wajah Naruto dengan jelas.

"Aku tertidur dalam kelas dan belum sarapan. Sekarang, mau ke kantin. Aku lapar."

"Bagaimana kita ke ruang klubku? Di sana ada sedikit camilan yang bisa mengganjal perutmu." Rias secara tidak sengaja menyentuh perut Naruto untuk memperjelas keadaan, namun yang ia dapati adalah tonjolan daging keras persegi berjumlah enam. Entah kenapa itu membuat wajahnya memerah.

Naruto mengerti, ia menawarkan lengan kirinya agar digandeng gadis cantik berambut merah itu. Rias juga paham, ia tersenyum dan merangkul lengan yang disodorkan itu. Mereka menuju ke ruang klub. Pandangan itu membuat beberapa teman Naruto panas.

"Melihatnya dekat dengan primadona sekolah membuatku kesal, tapi entah kenapa mereka sangat cocok."

Berbeda dengan pandangan dari kaum hawa. "Aku rela jadi yang kedua atau yang ketiga jika itu Naruto-kun seorang."

"Kau sudah melanggar perjanjian dalam aliansi para pecundang, Naruto. Saat kau kembali ke kelas nanti, kau sudah memasuki ranah peperangan!"

Naruto dan Rias mempercepat langkah mereka untuk menghindari tatapan iri siswa-siswi di lorong.

THE UNFORGIVEN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang