Raveena Sarasvati Arabella

28 5 1
                                    

Happy Reading ❤

...

Alarm terus berbunyi dengan lantang. Mengganggu Indra pendengaran gadis yang masih terlelap. Dengan kesal Raveena mengambil bantal kemudian menutup kedua telinganya namun, suara bising tak kunjung mereda.

Dengan perasan kesal gadis itu merubah posisinya yang kala berbaring kini telah duduk dengan mata yang terpejam dan sesekali menguap, Raveena melirik jam. "Masih jam 6 juga. 5 menit lagi lah." gumamnya. Gadis itu kembali membaringkan tubuhnya dikasur kesayangannya sambil mencari posisi nyaman untuk kembali ke alam mimpi.

Semalam Raveena terlelap pukul 04.00 dini hari dikarena mengerjakan tugas Fisika jikalau mengingat semalam, kepala Raveena rasanya mau pecah.

Mengapa kita harus menghitung gaya, massa, dan waktu dari gerak benda? kalau benda itu bergerak yah! Tinggal biarkan saja kenapa harus dihitung-hitung segala? Ini salah buah apel yang jatuh saat Isaac Newton sedang tertidur. I HATE APPLE

Suara ketukkan kuat dari pintu mengagetkan Raveena. jantungnya berdebar kencang. Di balik pintu Riana berusaha membangunkan anak semata wayangnya. "Kak bangun ini sudah mau telat loh!" Teriak Riana.

"Iya bun, Nana udah bangun kok." Balas Raveena tak kalah nyaring

Raveena melirik jamnya dan benar saja telah menunjukkan pukul 07.00 pagi. Yang berarti gadis itu hanya memiliki waktu 30 menit untuk bersiap-siap ke sekolah.

Mampus! Kalau gini bisa telat gue

Hal yang ditakutkan Raveena terjadi. Ia terlambat dan gerbang telah tertutup rapat.

Raveena menghebuskan nafas gusar, sedikit mengacak rambut frustasi. Sia-sia ia meminta turun dari angkot karena macet, sehingga ia harus berlari ke sekolah. Dan apa yang didapatkannya gerbang telah tertutup rapat. Miris bukan?

Dari ekor matanya Raveena menemukan sosok Pak Anton. Satpam sekolah.

"PAK ANTON! PAK, PAK, BUKAIN PAGERNYA, PAK ANTONNNNN!!" Teriak Raveena memanggil Pak Anton. Penjaga sekolah itu tidak mendengar panggilan Raveena. Sungguh sial

"Suara lo kurang kenceng."

Raveena hampir terjungkal sangking kagetnya. Sosok cowok dengan penampilan mencolok terutama pada bagian wajahnya menghampiri Raveena. Melihat sosok Ian mood Raveena semakin hancur.

Mengapa harus dia sih?! Dumb it!

Ravena membuang wajahnya kesamping. Cowok itu ialah Ian, Salah satu cowok populer di sekolahnya mengapa? tentu saja karena wajahnya yang tampan terlebih lagi dia anak basket namun, semua itu hilang saat mengetauhi sifat Ian yang sangat menyebalkan terlebih lagi Raveena sekelas dengan cowok itu.

"Terlambat?"

"Menurut lo?!" Ketus Raveena tak suka.

Sabar.... Sabarrr.....Ingat dia hanyalah sampah berkedok berlian! Na

"Tumben, udah mulai ga becus nih WAKETOS." Setelah mengatakan itu Ian memilih diam dan mengamati penampilan Raveena. Rambut yang dibiarkan terurai acak-acakan, keringat yang bercucuran dipelipisnya, hingga tali sepatu yang lepas sebelah. Ian menebak gadis itu habis berlarian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Between USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang