5

3.8K 413 51
                                    

Alberu merasa penat, kepalanya pusing dan dadanya sesak. Bukan karena setumpuk berkas yang ada di hadapannya. Bukan. Berkas-berkas itu malah menjadi Penghilang stres Alberu.

Berkas-berkas yang ia kerjakan selama ini menjadi bukti bahwa Alberu yang hanya anak haram dari seorang pembantu mampu bahkan lebih unggul dari saudaranya yang lain.

Saat ini hampir semua urusan penting perusahaan diambil alih oleh Alberu. Tapi seiring dengan menurunnya kesehatan ayahnya banyak desas desus kalau Alberu hanya akan menjadi presidir dan adiknya yang akan menjadi CEO selanjutnya.

Tentu saja itu membuat Alberu geram. Kalau hanya jadi direktur mending sejak dulu dia membuat perusahaannya sendiri.

Tapi dia tidak menginginkan itu. Yang Alberu inginkan adalah menjadi CEO, pimpinan tertinggi dari Crossman Group.

Tok... Tok...

"Aku masuk kak" Cale Henituse sosok pria yang beberapa bulan belakangan ini terus menempel pada Alberu.

Saat dia masuk wangi parfumnya langsung memenuhi ruangan.

'apa anak ini menumpahkan parfum ke seluruh bajunya?'

Cale langsung duduk di sofa, seakan kantor Alberu sudah sangat familiar dengannya.

Alberu selalu terkesima dengan kegigihan Cale untuk bersamanya.

Cale bisa menunggu Alberu berjam-jam di kantor tanpa mengeluh sedikit pun.

"sedang tidak ada kuliah?"

"iya kak lagi kosong"

Cale berjalan menghampiri Alberu lalu memeluk pria itu dari belakang.

"kakak capek?" Alberu tersenyum.
"aku pijit yah" Cale memijit bahu Alberu. Tangan Cale kecil dan tidak memiliki tenaga.
"Yang keras dong dek" Cale berusaha menekan lebih keras tapi memang tenaganya tidak ada.

Alberu yang merasakan nafas Cale sudah ngos-ngosan di belangkanya kembali tersenyum. Dia cukup bangga bisa membuat tuan muda manja seperti Cale memijitnya.

"udah dek, kamu mending duduk disini" Cale berdecak kesal ini semua karena staminanya yang buruk. Padahal baru memijit Alberu beberapa menit tapi serasa semua energinya habis.

Cale langsung duduk di pangkuan Alberu. Membiarkan Alberu si Mesum menyesap lehernya.

"dek kamu ga usah pake parfum, tanpa parfum kamu udah wangi kok"

"Apaan sih kak, ini tuh parfum keluaran baru katanya bisa memikat Cinta" jawab Cale sambil nyengir tidak berdosa.

"Kalo kamu mau mikst cintanya kakak, kamu harus berhenti pake parfum itu. Soalnya kakak pusing cium baunya"

"jahat banget"

"serius dek"

"ya udah maafin. Adek pulang dulu mandi kalo gitu"

"mandi di sini aja" Ucap Alberu sambil tersenyum licik.

"kan ga bawa baju ganti kak"

"pake baju kakak dek" melihat reaksi Alberu yang sangat semangat Cale pun setuju.

Kamar Mandi di ruangan Alberu bukan hanya mewah. Tapi didalam juga ada walking closet yang penuh dengan baju Alberu.

Cale memang sering mendengar dari sekretaris Alberu kalau biasanya Alberu bisa sampai berhari-hari nginap di kantor.

Selesai mandi Cale mencoba beberapa baju Alberu tapi semuanya kebesaran. Akhir Cale mamakai salah satu baju putih Alberu kebesaran, tapi setidaknya ga bau. Ga bikin Alberu pusing.

Cale tidak mengganti celananya dengan celana Alberu melorot soalnya. Dia masih menggunakan celana lamanya.

Pas keluar kamar mandi Cale liat Alberu masih sibuk dengan kerjaannya. Dia langsung berlari ke pacarnya.

Dan langsung duduk di pangkuan Alberu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan langsung duduk di pangkuan Alberu.

Alberu memeluk pinggang Cale tapi masih tetap fokus membaca berkasnya.

Memeluk Alberu adalah hal paling disukai Cale saat ini. Seakan semua rasa sepi di hatinya sirna. Karena dia tau ada Alberu disisinya.

"Kak, i love you" bisik Cale.

Alberu hanya diam tangannya yang tadi ada di pinggang Cale kini mengusap kepalanya lembut.

Overwork Trash of The Count's Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang