Hai, apa kabar?🙈
Maaf ya!
Aku lupa terus kalok mau up🙈
Semoga kalian masih setia sama cerita aku😚😚Selamat membaca😉
Maaf jika typo bertebaran!.
.
.
.
.*****
Dengan wajah lesuh dan kesal, Sterla berjalan menaiki tangga. Dia sempat berpapasan dengan Stely, tapi dia tidak menyadarinya.
"Lu kenapa?" teriak Sterly. Tepat ditelinga Sterla. Dengan emosi yang menggebu, Sterla berteriak bak orang kesetanan.
"BOCAH GILA ...!"
Semua orang yang ada dirumah hadir menyaksikan kebisingan yang diciptakan oleh mereka berdua. Eh ralat, Sterly pemicu dan Sterla pencipta guntur disiang bolong.
"Ya ampun kak!" Sterly ingin protes, tapi diurungkan. Dia tahu, sang kakak sedang dalam mode badmood.
Yang sekarang Sterly pikirkan adalah bagaimana bisa? Seorang Sterla menampakan emosinya didepan umum.
Mereka berdua memang tipe yang pandai untuk tidak menampakan suasana hatinya. Tapi kali ini berbeda, Sterla menampakkannya.
"Kalian sedang apa? Kenapa teriak-teriak?" pergok sang mama.
Saat mereka menilik ke asal suara, semua orang tengah berkumpul menyaksikkan mereka. Hal yang langka mendengar teriakan Sterla. Maka dari itu, mereka dengan serentak menghadiri acara guntur dari Sterla.
"Eh mama," ucap mereka bersamaan. Sang mama memincingkan mata, tanda meminta penjelasan akan pemicu terjadinya guntur di rumah ini.
"Tadi kita sedang latihan drama. Iya, latihan drama. Benarkan ly?" tambah Sterla. Ucapan Sterla terkesan gagup dan aneh. Pasalnya dia jarang, bahkan hampir tidak pernah kepergok marah-marah bak orang kesetanan.
"I– iya ma, bener banget. Aku sama kak Sterla lagi demen liat drama-drama gitu. Makanya kita coba untuk latihan-latihan. Kali aja disekolah ada pentas drama, kan kita bisa ikut acara itu deh. Terus bisa ikut main drama." Senyum manis terbit diakhir cerita bohong Sterly. Tanpa mereka sadari, ini akan menjadi petaka tersendiri untuknya.
"Oke." Sang mama manggut-manggut tanda mengerti. "Nanti mama akan coba berbincang dengan papa. Kalian ingin bermain dipentas drama kan?!"
Mereka hanya manggut-manggut saja. Belum mengerti dengan alur pembicaraan sang mama.
"Mama akan coba minta papa untuk adain pentas drama di sekolah kalian."
BUM
Mereke berdua melotot, tanda ingin protes. Tapi apa daya, sesuatu yang diawali dengan kebohongan pasti berujung buruk.
"Dan–" Sang mama berbalik badan, berniat berbicara lagi. Karena dirasa ucapannya belum selesai. "Mama akan minta papa untuk jadikan kalian pemainnya. Harus kalian! Bagaimana? Kalian suka bukan?!" Sang mama tersenyum misterius, pergi dari TKP.
Sejurus kemudian, semua orang disana tertawa. Tapi tidak dengan Sterla dan Sterly. Dalam hati mereka saling menyalahkan satu sama lain. Wajah mereka merah padam, bahkan tampak jelas dari raut wajah mereka. Matanya saja seperti ingin mencelos keluar.
~~~~~
Goes demi goes terdengar ditelinga mereka berdua. Mereka sedikit menikmati pagi ini.
"Lu kemaren kenapa?" Sterly bercaletuk asal. Dia tidak tahu, betapa gondoknya Sterla jika diingatkan akan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins
Teen Fiction"Kalok lu mau berubah, ya berubah aja. Nggak perlu sampai ikut campur privasi seseorang. Gue ngerti, lu cuma nggak mau kejadian yang udah lalu terulang, tapi cara lu salah. Kalau lu gini terus, kapan lu MAJU?! INGET!! kesempatan nggak datang dua kal...