Chapter 2

21 3 18
                                    

Perjalanan pesawat itu lama dan perjalanan ke rumah baru terasa lebih lama.  Ketika mereka tiba, para tukang yang membantu membawakan barang sudah memindahkan barang-barang mereka ke dalam. Seorang wanita berlari keluar dari rumah sebelah dan ibu Violet memeluknya.

"Oh senang sekali melihatmu tiba dengan selamat. Bagaimana perjalananmu?"  Wanita itu bertanya

"Itu bagus," kata ibu padanya, "anak-anak, kau ingat Bibi Sharon?"  mereka mengangguk dan Ryan menggumamkan sesuatu yang tidak jelas.

Sekelompok anak laki-laki keluar dari garasi bibi dan menarik perhatian Violet dan lainnya. Mereka memegang perlengkapan band dan Violet langsung tahu bahwa mereka mungkin tidak akan akur.

"Bu, bolehkah aku?"  Ryan bertanya, menunjuk ke sepupu dan teman-temannya.

Ibu mengangguk dan mulai berbicara dengan Bibi Sharon lagi. Violet mengambil keuntungan dari perhatian saudara dan ibu nya dan berjalan ke dalam rumah untuk memilih kamar tidur.

Kamar tidur pertama berada di lantai pertama, di ujung lorong di sebelah kamar mandi. Violet masuk dan tidak terkesan. Ukuran kamar tidurnya biasa-biasa saja, ukuran lemari tidak cukup besar untuk menampung apa pun dan kamar mandi berada di seberang lorong. Violet menutup pintu dan memutuskan untuk mencari kamar tidur utama.

Violet menemukannya segera setelah ia menaiki tangga dan belok kanan.  Ada kamar tidur lain di sebelah kiri dan kamar mandi lain di ujung lorong. Violet masuk ke kamar tidur utama dan jatuh cinta, kamar itu sangat besar!  ia membuka lemari dan terkejut menemukan lorong di lemari.  Ia melihat sekeliling ruangan sedikit lebih lama sebelum berjalan ke kamar mandi utama. ia baru saja selesai menyalakan shower untuk memeriksa tekanan air ketika ia mendengar suara ketukan ringan. Violet menjulurkan kepalanya keluar dari kamar mandi untuk melihat salah satu petugas pindah berdiri di ambang pintu.

"Nona, kami mulai membongkar barang-barang mu. Ibumu ingin aku menanyakan kamar mana yang kau inginkan."

Violet melihat sekeliling kamar tidur utama untuk terakhir kalinya.  Satu-satunya kesalahan dari ruangan ini adalah jendela nya menghadap ke rumah bibi nya.  "Di ruangan ini, silakan."  Violet memberi tahu mereka.  Dia mengangguk lalu pergi.  Violet mengikuti di belakangnya dan membiarkan ibu dan bibi yang kini berdiri di ruang tamu.

"Apakah kau sudah memilih kamar tidur, sayang?"  Ibunya bertanya padanya.

"Ya, aku menyuruh para petugas untuk mengeluarkan barang-barangku di kamar tidur yang lebih rapi."  Violet berkata dengan penekanan kata yang menantang dan ibunya terlihat seperti ingin menyanggah.Jika ibunya bisa mengorbankan hidup nya di New York dan pindah, dia bisa mengorbankan kamar tidur utama.

ibunya hanya mengangguk, "Aku sedang berpikir untuk mengambil kamar di lantai bawah sendiri. saudaramu dan kau akan memiliki seluruh lantai atas untuk dirimu sendiri." 

"Bisakah kita pergi  ke Traxx untuk makan malam?"  Violet bertanya pada ibunya. Traxx adalah tempat makan favorit Violet di Los Angeles, yang berjarak hanya satu jam.  "Aku belum pernah kesana sejak ayah mengajakku saat ulang tahunku."

Ibunya menggelengkan kepalanya, "bibimu mengundang kita untuk makan malam malam ini. Mungkin besok, tapi kita masih harus membongkar semua barang ini."

Ryan masuk ke rumah diikuti oleh Matt dan teman-temannya.  "Bu, bisakah Ryan dan yang lainnya tinggal untuk makan malam malam ini?"  Tanya Matt.

"Pasti,nak."  Ibunya tersenyum, "Sudahkah kau menyapa sepupumu yang lain?"

Matt menatapku.Sisi bibir bawahnya ditindik dan ketika dia tersenyum terlihat lesung pipitnya.  "Hei, Violet Bagaimana kabarmu?"

The DealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang