19 Oktober 2020

24 3 0
                                    

Kenapa Tuhan datang kan dia jika untuk menyakiti saja. Bukankah Tuhan sudah tahu aku masih tersakiti sama yang lalu? Aku kira (dia) adalah wujud bahagiaku, berupa seseorang yang mampu menciptakan rasa nyaman. Tapi lagi-lagi Tuhan patahkan harapanku. Tuhan ubah rasa nyaman itu menjadi rasa canggung. Canggung karena takut semakin berharap pada hati milik orang lain (lagi). Serumit ini kah aku dan takdir ku?

Quote HarianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang